tag:blogger.com,1999:blog-49591335402453803002024-02-19T10:41:13.828-08:00NOOR FAUZAN"CINTAILAH TUHANMU, CINTAILAH ORANG TUAMU DAN CINTAILAH SESAMA adalah KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP".NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.comBlogger9125truetag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-82799412907078814372009-01-27T20:03:00.000-08:002009-01-27T20:10:48.590-08:00KURSI SERBA GUNA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-VOtsGBEb2oZdIQD3Lnow87YHVyPF4FqlMaAlWfw4GMELFERGOuryGAUyVpj956v5XIUSleFdp1l9U1edxvcthGT5hsRWlGnsY8Fbi0-s0_sUNpfMOMPC5MNqUJd44fJ0F9TSCrZMG-OK/s1600-h/kursi+2.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5296191833621195698" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 161px; CURSOR: hand; HEIGHT: 157px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-VOtsGBEb2oZdIQD3Lnow87YHVyPF4FqlMaAlWfw4GMELFERGOuryGAUyVpj956v5XIUSleFdp1l9U1edxvcthGT5hsRWlGnsY8Fbi0-s0_sUNpfMOMPC5MNqUJd44fJ0F9TSCrZMG-OK/s200/kursi+2.bmp" border="0" /></a><br /><div><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwGxArki1GbKEPK9o5GdRGxUw0iyCtOyzxZrSlg7wURD3U2gcFIcZn9HmyK1UrXRAXIfIwvxIsZjBJRnR2iSgzmTlMwuv5wH8ZHz58E2f6bhRcxLTeOTQszFSlilXJSkKjRkENIXSYtW-l/s1600-h/kursi+1.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5296191653845103666" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 203px; CURSOR: hand; HEIGHT: 183px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwGxArki1GbKEPK9o5GdRGxUw0iyCtOyzxZrSlg7wURD3U2gcFIcZn9HmyK1UrXRAXIfIwvxIsZjBJRnR2iSgzmTlMwuv5wH8ZHz58E2f6bhRcxLTeOTQszFSlilXJSkKjRkENIXSYtW-l/s200/kursi+1.bmp" border="0" /></a></div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div> </div><div>Kursi Serbaguna:</div><br /><div></div><div>Dapat digunakan sebagai kursi santai yang dapat dibawa-bawa kemana-mana.</div><div>Dapat digunakan sebagai kursi mancing</div><div>Dapat digunakan sebagai kursi santai</div></div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-90568328346617596622009-01-19T19:00:00.000-08:002009-01-19T19:39:54.708-08:007 Keajaiban Dunia terbaruTAJ MAHAL, INDIA<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifWa9XiZESoMTkDL_fgqxftfTFg_5o9V5wvAMSVcD9pZfvYDZ54v98IerW9vr2iuJ0M_zIo1lgYxO4ZD9uaJsvUSEDbY5MEpRR_2VSz3Qkr4cfu5IvZ7v2Z71iaAYlyMvFMZlinBJqBrEM/s1600-h/TAJMAHAL-+INDIA.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293206185107416738" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 189px; CURSOR: hand; HEIGHT: 213px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifWa9XiZESoMTkDL_fgqxftfTFg_5o9V5wvAMSVcD9pZfvYDZ54v98IerW9vr2iuJ0M_zIo1lgYxO4ZD9uaJsvUSEDbY5MEpRR_2VSz3Qkr4cfu5IvZ7v2Z71iaAYlyMvFMZlinBJqBrEM/s200/TAJMAHAL-+INDIA.bmp" border="0" /></a> Di sebuah kota bernama Agra yang terletak di kawasan utara India Uttar Pradesh, berdiri sebuah gedung indah. Sekilas gedung ini mirip sebuah masjid. Tapi, sebenarnya ini adalah sebuah makam. Namanya, Taj Mahal. Selama berabad-abad, bangunan ini menjadi inspirasi banyak orang karena keindahannya. Boleh dibilang, Taj Mahal ini merupakan kreasi arsitektur paling indah di dunia. Banyak orang yang berbondong-bondong mendatang bangunan yang terletak di tepi Sungai Yamuna ini untuk mengaguminya. Mereka kagum dengan keindahan bentuknya. Mereka juga kagum dengan kisah mengharukan yang ada di balik berdirinya Taj Mahal.<br />Tahu nggak? Taj Mahal adalah tanda cinta seorang pangeran untuk istrinya tercinta. Duh, romantis banget nggak sih? Ceritanya, Taj Mahal itu dibangun untuk mengenang Arjumand Bano Begum, istri pangeran. Arjumand menikah dengan putra ketiga Raja Jahangir, Pangeran Khurram, ketika berusia 21 tahun. Spanjang perkawinan itu, sang istri setia mendampingi suaminya di istana mereka yang mewah di Agra dan di tenda saat perang.<br />Pada 1628 Khurram menjadi raja setelah terjadi pertumpahan darah. Namanya pun berubah menjadi Shahjahan yang berarti sang raja dunia. Untuk sang istri, Shahjahan memberikan predikat tertinggi. Istrinya menjadi Mumtaz Mahal. Sayangnya, Mumtaz Mahal tidak ditakdirkan lama menjadi ratu. Sekitar 1631 Shahjahan mengadakan ekspedisi ke wilayah selatan dan, seperti biasa. Mumtaz Mahal menemaninya. Namun, dia meninggal ketika melahirkan anak ke-14 Shahjahan. Ketika Mumtaz Mahal meninggal, umurnya baru 39 tahun. Untuk mengenang kepergian sang istri, Shahjahan memutuskan mendirikan makam indah yang terbuat dari marmer asli. Bangunan ini didirikan di pinggir sebuah sungai agar tidak tertutupi dengan bangunan lainnya. Bangunan yang akan terus dikenang dunia. Untuk membangun makam besar (atau lebih sering disebut musoleum) ini, butuh waktu selama 17 tahun dan mengerahkan 20 ribu pekerja. Mereka yang bekerja adalah para ahli seperti arsitek, pemahat, ahli kaligrafi, dan tukang batu dari seluruh India, Persia, dan Turki. Bangunan Taj Mahal yang tingginya mencapai 60 meter ini berlapis emas, perak, bahkan berlian. Setelah selesai, tempat ini juga menjadi peristirahatan terakhir sang raja. Inilah Taj Mahal yang indah dan 'mahal'.<br /><br /><br />COLOSSEUM, ITALIA. <div><div><div><div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaj4DVhsML6ZUJaf6T1HtOvAHCiWkkE_SunNeJKuaptOttbKzxfAKXNwV7GtUMn_v80VcGYaELcFfAYXbQfk-2HCmw2HuPmKKQ-pcYjhF7uzhv11rH8cXAqUzp3fqfpcOZp0PzaQNYzb9c/s1600-h/COLOSSEUM-ITALIA.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293209901145839890" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 134px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaj4DVhsML6ZUJaf6T1HtOvAHCiWkkE_SunNeJKuaptOttbKzxfAKXNwV7GtUMn_v80VcGYaELcFfAYXbQfk-2HCmw2HuPmKKQ-pcYjhF7uzhv11rH8cXAqUzp3fqfpcOZp0PzaQNYzb9c/s200/COLOSSEUM-ITALIA.bmp" border="0" /></a>Salah satu simbol kota Roma adalah Colosseum – sebuah arena terbesar yang dibangun pada masa kejayaan kekaisaran Romawi, sekitar tahun 72 Moleh kaisar Vespian dan puteranya Titus yang menyelesaikan bangunan ini pada 80 M. Colossium adalah tempat para budak diperhadapkan dengan binatang buas dan manusia lain yang dikenal dengan nama gladiator. Bila menang, mereka berhak mendapatkan status manusia yang merdeka.<br />Begitu banyak objek wisata yang bisa disaksikan di kota Roma. Selain Colosseum, tujuan utama para wisa-tawan adalah Fontana di Trevi (mata air Trevi). Fontana di Trevi merupakan kolam terbesar setinggi 25,9 meter dengan lebar 19,8 meter. Pembangunan Fontana di Trevi dipelopori oleh Paus Clement XII. Karya arsitek yang mengagumkan ini mulai dibangun pada 1732 oleh Nicola Salvi dan diselesaikan oleh Giuseppe Pannini pada 1762. Setiap turis biasanya melemparkan sekeping mata uang ke dalam kolam ini dengan harapan suatu saat nanti mereka akan kembali melihat kota Roma. Di tengah kolam ini terdapat patung dewa Neptunus yang mengendarai keretanya.<br /><br /><br />TEMBOK BESAR, CHINA.<br /></div><div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjTv67XAEGqspT9ADf2PxjO-ekq-6oriOzNSBc4W21AzXTtk9t7zS8y9nuohyphenhyphenOYEQLoFJaxsHNFUDNZ1_PFByu1VY1C2kt2Uga6oiODyM7w8xEtupMuVhc48tEDnPUJ0KQqGXBj9U_QwPS/s1600-h/TEMBOK+BESAR+CHINA.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293208977331445042" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 142px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjTv67XAEGqspT9ADf2PxjO-ekq-6oriOzNSBc4W21AzXTtk9t7zS8y9nuohyphenhyphenOYEQLoFJaxsHNFUDNZ1_PFByu1VY1C2kt2Uga6oiODyM7w8xEtupMuVhc48tEDnPUJ0KQqGXBj9U_QwPS/s200/TEMBOK+BESAR+CHINA.bmp" border="0" /></a> Tembok Cina merupakan benteng pertahanan saat dinasti Yan, Zhao, dan Qin yang konon adalah satu satunya bangunan bumi yang dapat dilihat dari bulan, meski banyak ilmuwan yang tidak setuju.<br />Seperti halnya naga raksasa, Tembok Cina membentang sepanjang 6.700 km dari timur ke barat Cina. Tingginya meter. Lebar bagian atanya 8 meter. Sedangkan lebar bagian bawahnya 8 meter.<br /></div><div>Setiap 180 – 270 meter dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai tersebut 11 – 12 meter. Lebih dari 2000 tahun, bangunan tersebut hingga kini masih berdiri kokoh. Tembok ini juga merupakan tembol terpanjang yang eprnah dibuat manusia.<br />Untuk membuat tembok raksasa ini. Diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula dierkirakan Qin Shi-Huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literature sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada zaman negar-negara berperang. Kaisar Qin Shi-Huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.<br />Sepeninggalan Qin Sui-Huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming.<br />Bentuk tembok yang sekarang terlihat adalah hasil pembangunan dari Dinasti Ming. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok.<br /><br /><br />CHRIST REDEEMER, BRAZIL.<br /></div><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwEPg2Swwv4qw79pK_MLiIUxBnQICX_OIh0LQdVxiAJTPufM-LuCRf52xVJt2tpDbY8G7NaKdHxtXp-uTiI8ZZFf7VS0gxUQCYTdXtVOpjVejpkCPntdL-O_RpYHNaqCx7mapBV3Pyd_Gr/s1600-h/CHRIST+REDEEMER-+BRAZIL.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293210477199163026" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 148px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwEPg2Swwv4qw79pK_MLiIUxBnQICX_OIh0LQdVxiAJTPufM-LuCRf52xVJt2tpDbY8G7NaKdHxtXp-uTiI8ZZFf7VS0gxUQCYTdXtVOpjVejpkCPntdL-O_RpYHNaqCx7mapBV3Pyd_Gr/s200/CHRIST+REDEEMER-+BRAZIL.bmp" border="0" /></a>Patung ini berada di ouncak gunung Corcovado, Rio de Janeiro, Brasil ini merupakan patung Yesus Kristus dangan gaya arsitektur Art Deco. Patung Yesus ini menghadap kekota di bawahnya dengan tangan terlentang dan terbuka. Patung ini memiliki ketinggian 38 meter di puncak gunung Corcovado berketinggian 710 meter di Taman Nasional Hutan Tijuca.Gagasan pembangunan patung muncul pada pertengahan 1850 –an, Saat itu Imam Katolik Pedro Maria Boss meminta dana dari Putri Isabel untuk membangun sebuah monument keagamaan yang besar. Namun Putri Isabel tidak tertarik. Ide pembangunan patung itu terlupakan hingga1889 saat Brasil menjadi Negara Republik. Undang –undang mewajibkan pemisahan Negara dan agama.<br />Ide kedua di cetuskan pada 1921 oleh Keuskupan Agung Rio de Janeiro. Keuskupan Agung mengorganisir acar a Minggu Monumen untuk menarik para penyumbang, yang kebanyakan berasal dari kaum Katolik Brasil. Christ Redeemer didesain oleh Heitor da Silva Costa dan di pahat oleh Paul Landowski asal Prancis . Butuh 5 tahun membangun patung ini dari beton dan batu. Jalan kereta api pun di bangun untuk membawa potongan-potongan besar patung ke puncak gunung. Patung diresmikan pada 12 Oktober 1931.<br />Untuk melihat patung ini dari dekat harus menaiki 220 anak tangga. Namun pada 20 Januari 2003 telah dibangun lift dan sekalator . Jadi tidak perlu bersusah payah lagi.<br /><br /><br />PIRAMIDA CHICHEN ITZA, MEKSIKO<br /></div><div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdXLPkxqxsVtij2hkOwEc05KVawD-dq29_q-fBX1qgOiynj2WxOvjHZx_m383zQtvcwEknLjibrmi6IQshknY6PxaCaJWrjOanjOsOjJ8ktCsGeYjgmRWz7oTqLQLUPHi8DMj6854AUfN/s1600-h/PIRAMIDA+-+MEXICO.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293211430295118754" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 164px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdXLPkxqxsVtij2hkOwEc05KVawD-dq29_q-fBX1qgOiynj2WxOvjHZx_m383zQtvcwEknLjibrmi6IQshknY6PxaCaJWrjOanjOsOjJ8ktCsGeYjgmRWz7oTqLQLUPHi8DMj6854AUfN/s200/PIRAMIDA+-+MEXICO.bmp" border="0" /></a> Chichen Itza berada di Semenanjung Yukatan, Meksiko. Selain mengaumkan tempat ini juga mengerikan. Hal yang paling mengerikan dari tempat ini adalah dua Cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat menaruh korban persembahan. Kabarnya, suku Indian Maya yang mendiamikota itu mempersembahkan jade, keramik dan bahkan manusia untuk dimaskkan dalam sumur itu. Disaat kekringan melanda, Suku Maya akan mengorbankan gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidp-hidup kedalam sumur itu. Chicen Itza merupakan symbol pemujaan dan ilmu pengetahuan.Peran sumur itu sangat penting karena di semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai. Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu.<br />Nama Chichen Itza pun berarti ‘di bibir mata air rakyat’ dalam bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan Maya.<br />Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam didaerah tersebut, kemudian bersama –sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupain pyramid.Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya. Salah satu kuil terbesar yang didirikan adalah Kulkukan. Berdasarkan legenda Maya, Kulkukan merupakan Dewa Ular berambut jelmaan dari Quetzalcoatl.<br />Kuil Kulkukan berupa pyramid bertangga dengan teras-teras. Di setiap sisi pyramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Dipuncak terdapat jalan masuk menuju ruangan Mahkota batu Jaguar Raja Kulkukan yang dicat merah dan bintik bintik hijau lumut.Di Chichen Itza ini juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Permainan ‘pok ta pok’ yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran didinding 7 meter diatas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan di penggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa.Pada tahun 1221, pemberontakan pecah. Atap-atap kayu, pasar dan kuil-kuil ksatria dibumihanguskan. Kekuasaan atas Yukatan punberpindah ke Mayapan, sampai penakluk Spanyol datang.<br /><br /><br />KOTA PETRA, YORDANIA. </div><div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJkYGyWp9zWM6i-2DJBWCa7bXt8CS3V2_61EXblTQQcry-qCRkfso9Ws4BsiJd0zeJiAMshyphenhyphenh1a7LaUN7GOz9YVG0h_RYz8kHCTcjZW9Gg4Bo6OH4m3yHD2pyHHgL5-vzLVKioZhfzZiTn/s1600-h/KOTA+PETRA-YORDANIA.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293213945555079010" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 142px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJkYGyWp9zWM6i-2DJBWCa7bXt8CS3V2_61EXblTQQcry-qCRkfso9Ws4BsiJd0zeJiAMshyphenhyphenh1a7LaUN7GOz9YVG0h_RYz8kHCTcjZW9Gg4Bo6OH4m3yHD2pyHHgL5-vzLVKioZhfzZiTn/s200/KOTA+PETRA-YORDANIA.bmp" border="0" /></a> Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding di batu di Yordania. Petra adalah kata dari bahasa Yunani yang berarti ‘batu’. Petra merupakan symbol teknik dan perlindungan. Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batudi Wandi Araba, sebuah lembah bercadasdi Yordania. Kota ini didirikan dengan mengali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.<br />Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9SM-40M oleh Raja Aretas IV sebagai kita yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.<br />Nabatean membangun petra dengan sisitem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjirmedadak. Mereka juga memiliki teknologi hidrolik untuk mengankat air.<br />Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Hari ini, Istana Makan Hellenitis yang memilik tinggi 42 meter masih berdiri impresif disana.<br />Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan. Dushara disembah berdanpingan dengan Allat, dewi arab kuno.<br />Pada awanya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan kota ini dipadati oleh puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangna karena terletak di jalur distribusi barang antara Wropa dan Timur tengah.<br />Pada tahun 106 M, Romawi mencaplok Petra, sehingga paran jalur perdagangannya melemah. Sekitar 700 M, system hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petrapun perlahan menghilangdari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.Barulah pada tahun 106 M, petualang Swiss Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim. Legenda Petra pun meruak kembali di zaman modern, dikenang sebagai symbol teknik dan pertahann.<br /><br /><br />MACHI PICCHU, KOTA BERLAPIS EMAS.<br /></div><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUMfVkPei8lUqXozQNPy_lfZXHe9F2Guvl6pIKfc6jCrPPKxA2mLzau4xO1X6HSwu5dIoXlBbS9gfJMubqXxn4nCho26K24KDnEQRsbg_4fpHTIswTHgkfA22H1dxpTdUuTrQDR1MkjC_w/s1600-h/KOTA+EMAS+-+PERU.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5293214900112204450" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 167px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUMfVkPei8lUqXozQNPy_lfZXHe9F2Guvl6pIKfc6jCrPPKxA2mLzau4xO1X6HSwu5dIoXlBbS9gfJMubqXxn4nCho26K24KDnEQRsbg_4fpHTIswTHgkfA22H1dxpTdUuTrQDR1MkjC_w/s200/KOTA+EMAS+-+PERU.bmp" border="0" /></a></div><div>Machu Picchu adalah kota berlapis emas yang dibangun diketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut, menantang gunung-gunung. Machu Picch di Peru dibangun sekitar 1440 Masehi oleh pendiri kerajaan Inca Pachacustec Yupanqui. Machu Picchu merupakan symbol komunitas dan dedikasi.<br />Machu Picchu berarti ‘gunung tua’ dalam bahasa Indian setempat. Berdiri berabad-abad di tengah rimba Amazon, di hulu sungai Urubamba.<br />Machu Picchu menarik perhatian nasional ketika pertama kali ditemukankembali oleh arkeolog Amerika, Hiram Bingham pada tahun 1911. Muncullah berbagai teori mengenaipuing puing kota yang berdiri diatas perbukitan itu.<br />Beberap peneliti percaya Machu Picchu adalah makan Pachacutec, karena terdapat bangunan-angnan yang dilapisi emas. Beberapa peneliti lain berteori Machu Picchu adalah ‘Llacta’ atau kota untuk mengotrol ekonomi daerah-daerah taklukan dan melindungi para bangsawan Inca.Teori lainnya adalah Machu Picchu sebagai ‘vila’ para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara pengamatan musim dan astrologi. Siluet gunung (Huayna Picchu atau ‘gunungmuda’) yang berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung orang Inca yang melihat ke langit.Machu Picchu ini bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkatnya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menenpatinya. Ditempat tertinggilah tempat pada pendeta Inca mengadakan upacara menghormati matahari setiap harinya.<br />Diwilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano yang disebut sebagai ‘intihuatana’ (tempat tambatan matahari). Batu ini sebagai jam matahariMachu Picchu memiliki lahan pertanian yang luas untuk ditanami jagung, koka dan mawar.<br />Bukti menunjukan Machu Picchu ditinggalkan Inca ketika spanyol memasuki daratan Amerika Selatan. Namun para ahli menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu ditinggalkan. Lebih dari 50 persenpopulasinya terbunuh akibat wabah itu pada tahun 1527<br />Pemerintahan Inca pun jatuh, perang saudara berkecamuk. Ketika penakluk Spanyol Pizzaro tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi kota hantu di atas awan. </div></div></div></div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-18482889660915498052008-12-14T22:40:00.000-08:002008-12-14T23:11:09.874-08:00PELAPISAN LOGAMPELAPISAN TEMBAGA<br />Tembaga banyak digunakan sebagai bahan pelapis karena mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan:<br />1. Menambah kuatnya lapisan yang dilakukan di atasnya karena sifat ini banyak<br /> pelapisan lain dilakukan. setelah logam dasar dilapisi dengan tembaga<br />2. Mempunyai sifat tahan karat,<br />3. Ulet, sehingga tidak retak apabila dibengkokan,<br />4. Mempunyai daya hantar listrik yang tinggi.<br /><br />Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit, yaitu:<br />1. Larutan asam<br />2. Larutan sianida<br />3. Larutan fluoborat<br />4. Larutan pyrophosphate<br /><br />Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan asam dan larutan sianida Secara kimiawi perbedaan yang menyolok dari kedua larutan itu adalah bahwa larutan asam berisi ion-ion yang lebih sederhana dibandingkan larutan sianida yang berisi ion-ion yang kompleks.<br />Larutan Asam<br />Beberapa asam yang dapat membentuk garam tembaga yang mampu larut adalah jenis asam yang dapat digunakan dalam pelapisan. Beberapa asam telah pernah dicoba dan berhasil, diantaranya Asam asetat, Asam chlorat (HCl), Asam nitrat (HNO3), Asam fluosilikat, Asam sulfat (H2SO4), Asam fluoborat (H3BO3).Namun saat ini yang sering dipakai adalah asam sulfat dan asam fluoborat.<br />Larutan asam Sulfat:<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Cooper sulfat (kristal) : 150 –250 gram/liter<br />- Asam sulfat : 45 – 100 ml/l<br /><br />Dalam hal lain prosentase bahan kimia dibuat seperti berikut:<br />- Cu SO4. 5H2O : 200 – 250 gram/liter<br />- H2 SO4 : 45 – 75 ml/l<br /><br />Pembuatan larutan ini adalah pada tangki keramik atau plastik. Pertama kali air disiapkan dalam tangki baru kemudian copper sulfat dan asam sulfat. Penambahan bahan kimia, terutama asam sulfat harus dilakukan sedikit demi sedikit supaya tidak timbul panas yang berlebihan.<br /><br />Dengan menggunakan larutan asam maka proses pelapisan dilakukan pada suhu ruangan dan rapat arus 7 – 17 Ampere per desimeter persegi. Kadang sifat hasil lapisan yang lunak dan buram tidak menjadi masalah selama lapisan tembaga hanya digunakan sebagai lapisan pertama. Maksudnya adalah setelah dilakukan pelapisan tembaga kemudian dilakukan pelapisan lain seperti nikel dan sebagainya.<br />Untuk memperkeras serta memperhalus hasil pelapisan,dilakukan beberapa cara:<br />1. Merendahkan konsentrasi tembaga (copper) dalam larutan<br />2. Mempertinggi konsentrasi asam<br />3. Mempertinggi rapat arus<br />4. Memperendah suhu larutan dalam operasi pelapisan<br />5. Pengadukan lebih perlahan dan terus menerus<br />6. Pemberian bahan-bahan tambahan<br /><br />Anoda yang digunakan dalam larutan asam biasanya adalah tembaga anoda hasil pengerlan, tapi kadang juga digunakan tembaga anoda hasil penuangan yang berbentuk lembaga. Rapat arus pada anoda kurang lebih samadengan rapat arus pada katoda. Kadang anoda timah hitam tidak dapat larut juga digunakan tapi kondisi larutan harus selalu diatur dan selalu diremajakan.Adapun larutan asam lain yang sering digunakan adalah larutan asam fluobaorat dengan prosentase bahan kimia sebagai berikut:<br />Komposisi 1 : (tiap liter air)<br />- Copper fluoborat : 225 – 450 gram/liter<br />- Asam fluoborat : 15 – 30 gram/liter<br />- Asam borat : 20 – 25 gram/liter<br /><br />Komposisi 2 : (tiap liter air)<br />- Cu (BF4)2 : 330 – 360 gram/liter<br />- HBF4 : 20 – 25 gram/liter<br />- H3BO3 : 20 – 25 gram/liter<br /><br />Persiapan Katoda (benda kerja) dalam penggunaan larutan asam. Dalam larutan asam maka tembaga tidak dapat langsung menempel atau melapis katoda benda kerja) yang terbuat dari bahan-bahan tertentu seperti nikel, besi atau seng, karena tembaga bersifat mulia dalam larutan asam. Pada saat benda kerja dari besi dicelupkan ke dalam larutan asam maka akan langsung terlapis olehtembaga, tapi lapisan ini tidak melekat kuat dan dapat dihapus dengan mudah.Karena itu setelah benda kerja dibersihkan dari karat, minyak dan kotoran lain maka benda kerja dilapis tembaga pada larutan sianida. Pelapisan dilakukansebentar saja dan yang penting terdapat selapis tipis tembaga. Operasi pelapisan ini dikenal dengan nama Copper-strike. Larutan yang digunakan adalah campuran antara copper cyanide, sodium cyanide, free sodiumcyianida, sodium carbonate dan air.<br />Larutan Sianida<br />Dengan menggunakan larutan sianida maka pelapisan tembaga dapat dilakukan secara langsung dalam larutan tersebut. Tembaga akan terlapis pada katoda (benda kerja) begitu arus dialirkan tapi tidak akan menempel dengan hanya pencelupan saja seperti yang terjadi jika menggunakan larutan asam. Lapisan tipis tembaga pada benda kerja sering digunakan sebagai lapisan pengikat pelapis diatasnya. Proses pelapisan tipis tembaga ini seperti yang telahdisebutkan sebelumnya disebut copper-strike. Larutan sianida yang digunakan dalam pelapisan tembaga terbagi atas tiga jenis:<br />1. Lautan sianida tembaga biasa<br />2. Larutan sianida Rochelle<br />3. Larutan sianida tembaga berefisiensi tinggi<br /><br />Ketiga jenis larutan di atas mempunyai persamaan yaitu berisi copper sianida dan sodium atau potassium sianida. Dan ketiga jenis larutan terebut bisadigunakan untuk tiga macam pelapisan:<br />1. Pelapisan persiapan (strike-plating),<br />2. Pelapisan pengikat/dasar,<br />3. Pelapisan akhir.<br /><br />Pelapisan dengan menggunakan larutan sianida tembaga biasa mempunyai hasil lapisan yang tipis dan tidak mampu membentuk lapisan tebal. Untuk endapatkan lapisan yang lebih tebal dicapai oleh larutan sianida yang berefiensi tinggi. Persamaan reaksi kimia dalam pelapisan yang menggunakan larutan sianida adalah sebagai berikut :<br />2 Na CN + Cu CN Na2Cu (CN)3<br /><br />Dari reaksi tersebut dapat diasumsikan bahwa dua molekul sodium-sianida bereaksi dengan satu molekul copper-sianida akan terbentuk sebuah molekul yang mengandung sianida bebas. Pengaruh dari sianida bebas dalam larutan dapat diuraikan sebagai berikut:<br />1. Bila larutan tidak mengandung sianida bebas maka akan diperoleh efisiensi<br /> katoda yang tinggi.<br />2. Bila ditambah sianida bebas maka efisiensi katoda akan turun.<br />3. Bila sianida bebas terlalu sedikit maka akan terjadi polarisasi pada anoda,<br /> lapisan akan melapis permukaannya dan akhirnya anoda tidak akan mensuplai<br /> ion ke katoda.<br />4. Semakin banyak sianida bebas akan membantu pengiriman ion dari anoda,<br /> namun bila terlalu banyak akan sulit mengontrolnya sehingga harus<br /> ditentukan prosentase maksimun yang boleh ada.<br />a. Larutan Sianida Tembaga Biasa<br />Komposisi tiap liter air:<br />- Cu CN : 19 –26 gram/liter<br />- Free Na CN : 5 – 10 gram/liter<br />- Na2 CO3 : 15 – 60 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- pH : 11 – 12,2<br />- Suhu : 30o – 50o C<br />- Rapat Arus : 4 – 7 A/dm2<br /><br />Larutan tersebut sering digunakan untuk copper-strike karena kemampuan melapis yang tipis.<br /><br />b. Larutan Sianida Tembaga Rochelle:<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Copper Sianida : 19 – 45 gram/liter<br />- Sodium Sianida : 26 – 53 gram/liter<br />- Sodium Karbonat : 15 – 60 gram/liter<br />- Rochelle Salt : 30 – 60 gram/liter<br />- Free Sodium Sianida : 15 – 30 gram/liter<br /><br /><br /><br />Komposisi Operasi:<br /><br />- pH : 12,2 – 12,8<br />- Suhu : 50o – 70o C<br />- Rapat Arus : 7 – 25 A/dm2<br /><br />c. Larutan Sianida Tembaga Berefisiensi Tinggi:<br /><br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Copper Sianida : 90 – 150 gram/liter<br />- Sodium Sianida : 100 –170 gram/liter<br />- Free Sodium Sianida : 3,75 – 11, 25 gram/liter<br />- Sodium Hidroksida : 22,5 – 37,5 gram/liter<br />- Brightener (pengkilap) : 11,1 – 18,7 gram/liter<br />- Antipit Agent : 1,2 – 1,8 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- Suhu : 70o – 90o C<br />- Rapat Arus : 3 – 32 A/dm2<br />- Kecepatan pengadukan katoda : 1 - 5 m/menit<br />Pembuatan larutan tembaga sianida dilakukan pada tangki keramik atau plastik tahan bahan kimia. Pertama kali yang dicampur dengan air adalah sodium sianida, kemudian copper sianida dan bisa dilanjutkan dengan bahan kimia yang lain. Sebenarnya tangki baja tahan karat dapat digunakan, namun tetap lebih baik menggunakan tangki keramik atau plastik. Sebab bila menggunakan tangki baja kemungkinan akan terbentuk senyawa ferro-sianida yang dapat mencemarkan larutan. Anoda yang digunakan dapat anoda yang dirol ataudilunakkan, tapi paling baik adalah jenis elektrolit anoda. Anoda akan terpolarisasi (yang menghambat proses pelapisan) jika suhu terlalu rendah, sianida bebas sedikit dan rapat arus tinggi. Karena itu pengaturan ketiga variabel tersebut sangat penting supaya anoda tidak terpolarisasi.<br />PELAPISAN TIMAH PUTIH<br />Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya.Pelapisan secara listrik secara umum sudah menggantikan pelapisan secara celup panas. Karena pelapisan secara celup panas menghasilkan lapisan yangtebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungantersebut masa sekarang ini lebih banyak dilakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing).<br /><br />Sifat Lapisan Timah Putih<br />Dengan pelapisan timah putih bisa didapatan suatu permukaan yang putih, tahan karat maupun tidak timbul lapisan buruk akibat reaksi dengan makanan dan minuman yang terdapat diatasnya. Namun sifat bahan karatnyaakan tinggi apabila lapisan timah putih benar-benar menutup seluruh permukaan besi yang dilapisinya. Dan apabila terdapat retakan pada lapisan timah putihtersebut maka dengan cepat karat akan menyerang besi dibawahnya dan menyebar dengan cepat. Oleh karenanya pelapisan timah putih harus dilakukan serata mungkin dan sesudah pelapisan timah putih kemudian dilapisilagi dengan laquer. Timah putih mempunyai keuntungan lain yaitu tidakberacun, sehingga cocok bila digunakan sebagai pelapis pada kaleng makanan atau minuman. Timah putih juga bisa lebur bersenyawaan dengan asam dan alkali kuat dan membentuk garam. Karena itulan dalam pelapisan timah putih digunakan dua macm larutan elektrolit yaitu:<br />1. Larutan asam<br />2. Lartan alkalin.<br />Larutan Asam<br />Bila menggunakan larutan asam pada pelapisan timah putih maka yang perlu sekali adalah bahan tambahan (addition agent). Bahan tambahan ini dapatbermacam-macam, untuk menghindari “pitting”, pelunakan lapisan atapun pengkilap. Beberapa bahan tambahan yang diperlukan diantaranya adalah:<br />a. Asam Cresilat (cresylic acid)<br />b. Beta naphtol<br />c. Recorcinol<br />d. Asam cresol sulfonat, dll.<br /><br />Bahan-bahan tambahan tersebut kadang dipakai satu-satu atau beberapa macam sekaligus. Contoh penggunaan bahan tambahan adalah pada larutan berikut ini:<br /><br /><br /><br /><br /><br />Larutan Stannous Sulfat<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Stannous sulfat : 54 gram/liter<br />- Asam sulfat : 100 gram/liter<br />- Asam creol sulfonat : 100 gram/liter<br />- Beta naphtol : 1 gram/liter<br />- Gelatin : 2 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- Suhu : 50o – 70o C<br />Fungsi stannous sulfat dalam larutan tersebut adalah sebagai sumber ion logam dan asam sulfat menambah konduktivitas larutan. Variasi dari dua macam bahankimia tersebut banyak sekali, tergantung dari penggunaannya. Bila diinginkan kecepatan pelapisan yang lebih tinggi maka konsentrasi larutan harus dipertinggi, terutama unsur timah putihnya (stannous sulfat).<br /><br />Dalam membuat larutan ini tidak terlalu dibutuhkan urutan pencampuran bahan kimia yang kaku. Tetapi beberapa bahan tambahan seperti gelatin dan betaaphtol agak sulit melarut. Untuk itu diperlukan pencampuran bahan tambahan tersebut dalam air panas, supaya larut, baru kemudian dicampurkan denganbahan-bahan pokoknya. Selama proses tidak boleh terus menerus disaring,karena dapat mempengaruhi konsentrasi bahan tambahan yang ada (perlu diingat : bahan tambahan seperti gelatin sifatnya kental dalam suhu biasa sehingga mungkin tertahan oleh penyaring yang berpori kecil). Karena itu etelah dioperasikan beberapa lama, kemudian baru disaring. Setelah disaring atur kembali konsentrasi bahan tambahan yang ada dalam larutan. Larutan lain yang dapat digunakan adalah larutan stannous fluoborat. Prosentase bahan imia untuklarutan tersebut adalah sebagai berikut:<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Stannous tin : 30 – 40 gram/liter<br />- Free boric acid : 20 – 30 gram/liter<br />- Cresol sulfonic acid : 20 – 30 gram/liter<br />- Gelatin : 1 gram/liter<br />- Beta naphtol : 1 gram/liter<br /><br /><br /><br /><br /><br />Kondisi Operasi:<br />- pH : 0,2 – 0,6<br />- Suhu : 50o – 70o C<br /><br />Anoda yang digunakan sebaiknya adalah timah putih dengan kadar kemurnian yang tinggi. Adanya unsure tembaga atau antimon dalam larutan atau pada anoda akan membentuk kotoran, maka harus diusahakan bebasnya larutan dari unsur tersebut.<br /><br />Larutan Alkali<br />Pembuatan larutan elektrolit dari senyawa alkali adalah sama mutunya dengan larutan elektrolit dari senyawa asam. Larutan dapat dibuat dari garam sodiumatau garam potassium. Ditinjau dari harganya garam sodium adalah lebih murah, tapi garam potassium lebih mudah larut dalam air dan lebih stabil. Karena itudalam perhitungan ekonomis lebih banyak digunakan garam potassium.Larutan Sodium Stanat<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Sodium stanat : 90 – 120 gram/liter<br />- Sodium hidroksida : 7,5 – 11,2 gram/liter<br />- Sodium asetat : 10 – 15 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- Rapat arus : 3 – 5 A/dm2<br />- Suhu : 70o – 80o C<br />Kecepatan pelapisan pada larutan di atas adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan larutan asam. Kecepatan pelapisan dapat ditingkatkan dengan menambah konsentrasi timah putih dalam larutan, namun sifat dapat larut dari senyawa sodium stanat menjadi terbatas bila dalam larutan terdapat karbonat.Bila menggunakan larutan alkalin maka menurut pengalaman akan terjadi hal-hal sebagai berikut :<br />1. Efisiensi katoda akan turun secara cepat sesuai dengan turunnya suhu operasi2. Efisiensi katoda akan turun secara cepat sesuai dengan meningkatnya rapat<br /> arus.3. Efisiensi katoda akan turun sesuai dengan bertambahnya caustic.<br />4. Dekomposisi (penguraian) larutan akan meningkat sesuai dengan<br /> meningkatnya suhu operasi.<br />5. Stabilitas larutan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya caustic.6. Bila sodium stanit terbentuk dalam larutan, maka larutan akan mengurai<br /> dengan cepat dan juga akan terdapat hasil pelapisan yang kasar.<br />7. Sosium stanit akan terbentuk bila anoda tidak terpolarisasi dengan baik<br /> (anoda yang idak terpolarisasi dengan baik akan berwarna putih).<br />8. Anoda harus terpolarisasi dengan memuaskan.<br />9. (anoda yang terpolarisasi dengan baik akan berwarna kuning kehijauan,<br /> coklat muda atau keemasan).<br />10. Bila anoda terlalu terpolarisasi (melebihi batas) maka anoda tidak akan<br /> melarut dan tidak dapat memberikan ion-ionnya, dengan atalain tidak akan<br /> terjadi pelapisan (anoda yang polarisasinya melebihi batas akan berwarna<br /> hitam).<br />11. Anoda akan terpolarisasi bila rapat arus anoda adalah rendah.12. Anoda akan secara cepat melebihi batas polarisasi bila rapat arus anoda<br /> terlalu tinggi.<br />13. Polarisasi anoda yang baik, stabil dan berkelanjutan sangat penting untuk<br /> memelihara mutu pelapisan.<br />Larutan alkali ini dapat dibuat pada tangki baja tahan karat, urutan pencampuran bahan kimia dapat sembarang tapi pencampuran sodium stanat sebaiknya sedikit demi sedikit. Bila sodium stanat yang berat dimasukkan lebih dulu maka sodium stanat akan mengendap di bawah dan akan menyulitkan pelarutan. Setelah larutan siap (bahan kimia sudah terlarut semuanya) baru kemudian dipanaskan dengan koil pemanas (heater coil). Seringkali dalam operasi pelapisan pertama digunakan anoda baja, baru setelah beberapa saat diganti dengan anoda timah putih. Dengan melihat warna anoda maka akan dapat ditentukan, apakah luas permukaan anoda sudah sesuai atau belum. Pengaturan ini dengan caramengurangi jumlah butiran/batangan anoda (bila digunakan anoda berbentuk bola atu batang-batang kecil) atau dengan menambah/mengurangi bidang yangtercelup (bila menggunakan anoda berbentuk batangan panjang). Kadangkala anoda baja tetap digunakan selama pelapisan bersama dengan anoda timah putih, karena anoda baja dapat mencegah terjadinya polarisasi yang melebihi batas. Namun akan lebih bila anoda baja digunakan sesekali saja dalam waktu tertentu, karena soda api (caustic soda) akan terbentuk bersamaan dengan terjadinya pelapisan. Bila sodium stanit terbentuk maka larutan akan berwarna gelap dan lapisan menjadi buruk. Untuk itu maka pelapisan/larutan harus diperbaiki dengan menambahkan hidrogen peroksida. Selama proses perbaikan kadang digunakan anoda baja.<br />Kerugian larutan sodium stanat:<br />1. Tidak dapat melapis dengan kecepatan tinggi.<br />2. Hanya baik digunakan untuk pelapisan tipis.<br /><br />Keuntungan larutan sodium stanat:<br />1. Penutupan permukaan sangat baik (tidak berpori)<br />2. Kekuatan pelapisan (daya rekat) adalah tinggi.<br />Larutan alkali yang lain ada beberapa diantaranya larutan potassium stanat dan larutan campuran potassium dan sodium.<br /><br />Larutan potassium stanat:<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Potassium stanat : 177 – 202 gram/liter<br />- Potassium hidroksida : 20 – 25 gram/liter<br />- Potassium karbonat : 15 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- Rapat arus : 4 – 6 A/dm2<br />- Suhu : 70o – 75o C<br />Larutan campuran potassium dan sodium:<br />Komposisi untuk tiap liter air:<br />- Sodium stanat : 90 – 120 gram/liter<br />- Potassium hidroksida : 11 – 15 gram/liter<br />- Potasium karbonat : 30 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi:<br />- Rapat arus : 4 – 6 A/dm2<br />- Suhu : 70o – 75o C<br /><br />Anoda yang digunakan pada pelapisan timah putih ada beberapa jenis:1. Anoda timah putih murni<br />2. Anoda timah putih paduan 1% alumunium<br />3. Anoda baja.<br /><br />Ketiga jenis anoda tersebut dipakai dalam beberapa keadaan dan mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Sebagai contoh bila menggunakan anoda timah putih murni maka rapat arus anoda harus benar-benar tepatsupaya tidak terjadi polarisasi yang tidak diharapkan, namun dilain pihak pengontrolan larutan lebih mudah. Sedangkan anoda timah putih paduan 1% alumunium dapat dioperasikan pada rapat arus yang lebih bervariasi juga efisiensi lebih tinggi. Dan kalau menggunakan anoda baja maka kemungkinan terjadi polarisasi yang tidak diinginkan tidak ada, tapi kemungkinanterjadinya penurunan kecepatan pelapisan akibat terbentuknya sodium hidroksida adalah lebih besar.<br /><br />PELAPISAN SENG<br />Seng sudah lama terkenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :<br />a. Lapisan lebih merata<br />b. Daya rekat lapisan lebih baik<br />c. Tampak permukaan lebih baik<br /><br />Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida. Bila dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan biladikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutan pyrophosphat.<br />Larutan Asam<br />Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan asam mempunyai beberapa keuntungan, walaupun tampak permukaannya tidak terlalu baik dan buram.Beberapa macam larutan asam di bawah ini beserta kondisi larutan operasinya :<br />Larutan 1 :<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Zn SO4 7H2O : 360 gram/liter<br />- NH4 Cl : 30 gram/liter<br />- Na C2 H3O2 3 H2O : 15 gram/liter<br />- Glukosa : 120 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- Rapat arus : 2 – 4 A/dm2<br />- Suhu : 20o– 30o C<br />- pH : 3,5 – 4,5<br />Pada larutan di atas fungsi seng sulfat adalah sebagai sumber logam pelapis, amonium chlorida untuk meningkatkan konduktivitas larutan. Sedangkan sodiumasetat adalah sebagai bahan penyangga dan glukosa adalah bahan tambahan, senyawa chlorida yang lain dapat ditambahkan atau digunakan pada larutantersebut. Mungkin juga garam alumunium digunakan sebagai pengganti sodium asetat. Bahan-bahan tambahan lain dapat digunakan seperti “antipit”, thiourea, dan lainnya.<br /><br />Komposisi larutan asam lainnya diantaranya seperti di bawah ini :<br /><br />Larutan 2 :<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Zn SO4 : 375 gram/liter<br />- Na2 SO4 : 71,25 gram/liter<br />- Mg SO4 : 60 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- pH : 3 – 4<br />- Suhu : 54o – 60o C<br />- Rapat arus : 25 – 40 A/dm2<br /><br />Larutan di atas baik sekali untuk pelapisan denga kecepatan tinggi. Namun selama proses pelapisan larutan harus selalu disaring, karena akan terbentukendapan/kotoran yang dapat mempengaruhi hasil pelapisan.<br /><br />Larutan 3 :<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Zn SO4 : 352,5 gram/liter<br />- (NH4)2 SO4 : 30 gram/liter<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kondisi Operasi :<br />- pH : 3 – 4,5<br />- Suhu : 38o – 54o C<br />- Rapat arus : 10 – 60 A/dm2<br /><br />Jenis larutan ini baik dan cocok untuk pelapisan secara berkelanjutan (misalnya pelapisan plat), hasil lapisanpun lebih putih dengan struktur kristal lebihhalus (tapi bukan mengkilap). Selama proses pelapisan harus dilakukan penyaringan dan pengadukan system udara (air agitation).<br /><br />Larutan 4 :<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Seng Sulfat : 240 gram/liter<br />- Ammonium Chlorida : 15 gram/liter<br />- Ammonium Sulfat : 30 gram/liter<br />- Licorice : 1 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- pH : 3 – 4,5<br />- Suhu : 21o – 38o C<br />- Rapat arus : 5 – 10 A/dm2<br />Pada larutan 4 ini fungsi Ammonium Chlorida adalah sebagai bahan penyangga (buffer) dan ammonium sulfat sebagai pengkilap.<br />Pembuatan larutan elektrolit untuk pelapisan seng dilakukan pada tangki plastik atau keramik. Setelah semua bahan terlarut baru kemudian diatur pH larutan.Bila terjadi hasil lapisan yang kasar maka kemungkinan larutan elektrolit sudah tercemar. Pencemaran mungkin disebabkan oleh pencemar padat atau pencemar cair. Bila pencemar disebabkan oleh pencemar padat maka dapat diatasi dengan penyaringan. Tapi bila cair maka harus diproses dengan “zinc dust”.<br /><br />Pada pelapisan seng efisiensi anoda maupun katoda cukup tinggi,dan polarisasinya rendah. Bahan yang akan dilapisi harus melalui proses pemberdihan (cleaning) dan pencelupan asam.<br />Larutan Sianida<br />Untuk memperoleh hasil pelapisan yang lebih baik, terutama dalam hal tampak permukaan (lebih mengkilap), maka digunakan larutan yang lebih mengkilap,keuntungan lainnya yaitu daya lapis lebih tinggi dari pada menggunakan lapisan asam. Dengan adanya daya lapis yang lebih tinggi maka kekuatan lapisan menjadi baik, demikian juga penutupan permukaan katoda (bendakerja) lebih baik pula. Namun harus tetap diingat bahwa seng termasuk logam aktif, shingga kemengkilapan seng semakin lama akan berkurang. Walaupun demikian dengan sifatnya yang aktif tersebut seng akan lebih mampu melindungi besi yang dilapisinya.<br /><br />TABEL PERBANDINGAN LARUTAN ASAM DAN SIANIDA UNTUK PELAPISAN SENG<br /><br />Karakteristik Larutan Asam Larutan Sianida<br />- Daya lapis<br />- Tampak permukaan<br />- Logam yang dilapisi<br />- Kecepatan pelapisan<br />- Biaya<br />- Tangki<br />- Struktur lapisan<br />- Kontrol larutan<br />- Efisiensi elektroda<br />- Sangat rendah<br />- Buram keabu-abuan<br />- Dapat melapis semua Logam<br />- Tinggi<br />- Murah<br />- Bahan tahan asam<br />- Berbutir kasar<br />- Mudah<br />- Tinggi, pada semua tingkat kecepatan<br />- Sangat tinggi<br />- Agak sampai mengkilap<br />- Tidak dapat melapis besi tuang dan mampu tempa<br />- Terbatas tingginya<br />- Murah tapi lebih tinggi dari pada larutan asam<br />- Baja<br />- Berbutir halus<br />- Sulit<br />- Tinggi, tapi hanya pada kondisi terbatas<br />Terlihat bahwa larutan sianida mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan larutan asam (meskipun terdapat kelemahan). Umumnya larutan sianidadisiapkan dari seng sianida direaksikan dengan sodium sianida akan membentuk sodium seng sianida, seperti tampak dalam persamaan berikut ini :<br />2 Na CN + Zn (CN)2 Na2 Zn (CN)4<br /><br />namun dalam reaksi lain akan terjadi sebagai berikut :<br />2 Na OH + Zn (CN)2 Na2 Zn O2 + 2 H C N<br /><br />Dapat dilihat di atas bahwa sodium hidroksida direaksikan dengan seng sianida akan terbentuk sodium zincat dan asam sianida.<br /><br />Larutan sianida seng ada beberapa diantaranya yaitu :<br /><br />Larutan Sianida Biasa<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Seng sianida : 60 gram/liter<br />- Sodium sianida : 23 gram/liter<br />- Sodium hidroksida : 53 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- Suhu : 40o – 50o C<br />- Rapat arus : 2 – 3 A/dm2<br />- Efisiensi katoda : 90 – 95 %<br /><br />Larutan tersebut di atas akan menghasilkan lapisan yang baik untuk proteksi besi dari karat. Larutan di atas akan lebih tinggi kecepatan pelapisannya apabilakonsentrasinya dipertinggi dan suhunya juga dinaikkan.<br /><br />Dengan penambahan garam mercuri/raksa ke larutan sianida tersebut maka tampak permukaan hasil lapisan akan lebih baik lagi.<br />Larutan Sianida – Mercuri<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Seng sianida : 37,5 gram/liter<br />- Sodium sianida : 22,5 gram/liter<br />- Sodium hidroksida : 30 gram/liter<br />- Mercuri oksida : 0,25 gram/liter<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- Suhu : 30o – 40o C<br />- Rapat arus : 5 A/dm2<br />- Anoda : seng mengandung 0,1 - 1% mercuri<br />Keberadaan mercuri/raksa disini harus benar-benar diatur tidak boleh terlalu tinggi, karena akan timbul titik-titik hitam selang beberapa waktu setelahpelapisan. Dengan adanya mercuri dalam larutan maka akan meningkatkan daya lapis larutan.<br /><br />Larutan Pelapisan Mengkilap<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Seng sianida : 60 – 82 gram/liter<br />- Sodium sianida : 19 – 64 gram/liter<br />- Sodium hidroksida : 75 - 112 gram/liter<br />- Bahan tambahan : disesuaikan<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- Suhu : 30o – 50o C<br />- Rapat arus : 2 – 6 A/dm2<br />- Anoda : seng dengan kadar kemurnian tinggi.<br />Perbandingan untuk tiap liter air :<br />- Seng sianida : 50 – 55 gram/liter<br />- Sodium sianida : 90 – 110 gram/liter<br />- Sodium hidroksida : 50 – 55 gram/liter<br />- Metallic zinc : 40 – 45 gram/liter<br />- Total sodium : 90 – 110 gram/liter<br />- Bahan tambahan (brightener) : disesuaikan<br /><br />Kondisi Operasi :<br />- Suhu : 20o – 50o C<br />- Rapat arus : 2 – 6 A/dm2<br />- Anoda : seng dengan kadar kemurnian tinggi.<br />Dalam larutan-larutan di atas fungsi seng sianida adalah sebagai sumber logam. Dalam pembuatan larutan sodium hidroksida dan sodium sianida dicampurkan kedalam air lebih dahulu sehingga keduanya larut. Baru kemudian ditambahkan seng sianida atau seng oksida (bagi larutan yang menggunakan seng oksida seperti larutan 2). Setelah itu bahan-bahan kimia lainnya dapat dimasukkan. Penyaringan awal dapat dilakukan setelah semua bahan terlarut. Setelah diyakini larutan benar-benar bersih kemudian dilakukan uji coba pelapisan. Bila hasil lapisan kurang mengkilap maka perlu seng sianida atau seng oksida serta bahanpengkilap (brightener) ditambahkan.<br /><br />Dalam menganalisa hasil lapisan yang kurang mengkilap harus diperhitungkan adanya unsur-unsur pencemar dalam larutan. Karena walaupun perbandingan bahan kimia sudah sesuai, dengan adanya bahan pencemar maka hasillapisan akan buram atau bahkan menjadi kelabu tua. Larutan sianida seng dapat digunakan dalam waktu lama dan pemeliharaannya dilakukan dengan penambahan sodium hidroksida seperti pengaturan perbandingan sodiumsianida dan seng sianida. Untuk mempertinggi kecepatan pelapisan maka rapat arus dan suhu serta konsentrasi bahan kimia dapat dinaikkan, tapi sesuai dengannaiknya hal-hal tersebut maka kemengkilapan akan sulit dipertahankan.PELAPISAN NIKEL<br />Saat ini pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan. Baik untuk tujuan pencegahan karat saja ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasillapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenallapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Tapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap.<br />Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.<br />Konsentrasi Larutan<br />Sumber logam pelapis dalam larutan didapat dari garam nikel. Pengaruh dari konsentrasi garam nikel dalam larutan dapat dijelaskan sebagai berikut,Bila konsentrasi garam nikel tinggi, maka :<br />a. Rapat arus semakin tinggi<br />b. Kecepatan pelapisan meningkat<br /><br />Bila konsentrasi garam nikel rendah, maka :<br />a. Permukaan lapisan akan "terbakar" bila rapat arus tinggi<br />b. Efisiensi katoda menjadi rendah<br />Penambahan nikel chlorida dimaksudkan untuk meningkatkan korosi anoda dan konduktivitas larutan. Lapisan yang dihasilkan dari larutan dengan konsentrasi nikel chlorida tinggi adalah lebih halus permukaannya, lebih keras dan struktur kristalnya lebih halus. Bila konsentrasi asam borat terlalu rendah, maka akan mengurangi aksi penyanggaan dalam lapisan katoda dan membuat sulitnya pengontrolan pH larutan. "Pitting" mungkin akan terjadi bila asam borat mempunyai konsentrasi yang salah.<br /><br />Kondisi Operasi<br />Suhu operasi pada kebanyakan larutan nikel berkisar antara 50o - 70o C. Bila variabel lain tetap, maka sesuai dengan peningkatan suhu makan rapat arus jugasemakin besar (tanpa menjadi terbakar), konduktivitas larutan meningkat, kekerasan lapisan berkurang, tetapi keuletan bertambah.<br /><br />Selama operasi pH berkisar antara 1,5 sampai 4,5. Bila variabel lain tetap, sesuai dengan pengurangan pH maka rapat arus dapat dinaikkan, kondusktivitas larutan meningkat, efisiensi anoda meningkat tapi mengurangi efisiensi katoda.Pengadukan perlu dilakukan selama operasi dan dapat dilakukan dengan cara mekanik, udara, sirkulasi maupun penggoyangan katoda. Guna dari pengadukan ini adalah untuk :<br />1. Mencegah stratifikasi larutan elektrolit<br />2. Memelihara supaya suhu merata dalam larutan<br />Anoda yang digunakan ada dua macam yaitu anoda tak larut dan anoda larut. Anoda tak larut yang biasa digunakan adalah dari jenis anoda karbon dengansedikit silikon. Sedangkan anoda larut ada beberapa macam yaitu :<br />1. Berbentuk batangan<br />2. Berbentuk segi empat<br />3. Berbentuk bola.<br />Ketiga macam anoda larut tersebut lebih sering digunakan dari pada anoda karbon (tak larut) karena hasil permukaan lapisan lebih mudah diatur. Padaumumnya anoda karbon berbentuk batangan.<br />Masalah Dalam Lapisan<br />Bila terjadi suatu masalah dalam pelapisan, maka yang pertama kali harus diteliti oleh operator adalah kebenaran konsentrasi bahan kimia dalam larutanelektrolit. Bila konsentrasi sudah benar maka baru diperiksa hal-hal lainnya. Beberapa masalah yang mungkin timbul selama pelapisan ialah "pitting", dayalapis rendah, efisiensi katoda rendah. Kontaminasi yang mungkin terjadi dapat dijelaskan seperti di bawah ini, "Piting" akan timbul apabila :<br />a. Bahan tambahan "anti pitting" kurang<br />b. Sumber logam pelapis terlalu rendah<br />c. Asam borat terlalu rendah<br />d. Keasaman terlalu tinggi<br />e. Adanya ketidakmurnian bahan kimia<br />f. Pengadukan tidak sesuai.<br /><br />Daya lapis rendah akan terjadi apabila :<br />a. Sumber logam pelapis rendah<br />b. Suhu larutan terlalu rendah<br />c. Konsentrasi hidrogen peroksida terlalu tinggi<br />d. Rapat arus yang terlalu rendah diterapkan larutan dengan pH yang tinggi<br />Efisiensi katoda yang rendah akan dialami apabila :<br />a. Konsentrasi logam dalam larutan terlalu rendah<br />b. Rapat arus terlalu rendah<br />c. Rapat arus terlalu tinggi bila dibandingkan dengan suhu larutan, konsentrasi<br /> logam dan derajat pengadukan<br />d. Suhu larutan terlalu rendah<br />e. Terlalu banyak mengandung hidrogen peroksida atau bahan "anti pitting"<br />f. pH terlalu rendah<br />Kontaminasi atau pencemaran yang ada mungkin timbul apabila proses pembersihan benda kerja tidak sempurna. Akibatnya akan terdapat sisa minyak, debu, atau kotoran-kotoran lainnya. Ketidakmurnian larutan dapatbersumber dari beberapa sebab, yaitu :<br />a. Lapisan rak penggantung benda kerja (biasanya terbuat dari plastik)<br />b. Terdapat logam asing dalam tangki<br />c. Garam nikel atau anoda kurang<br />d. Tas anoda baru atau kain penyaring baru<br />e. Slang yang terbuat dari karet<br />f. Serbuk/titik-titik cacat dari semprotan<br />g. Cairan penggosok benda kerja<br />h. Hidrogen peroksida yang belum distabilkan dengan baik<br />i. Air<br />j. Debu atau kotoran di sekeliling tangki<br />Larutan untuk Pelapis Biasa<br /><br />Ada banyak jenis larutan yang digunakan, baik untuk pelapisan satu persatu (still) maupun barrel. Pelapisan berikut dilaksanakan apabila hanya diperlukan lapisan yang tahan karat (tanpa melihat aspek dekoratif). Untuk pelapisan satu persatu (still) larutan yang biasa digunakan adalah larutan tipe Watt. Larutan tipe Watt dioperasi dalam pH rendah (1,5 -4,5) dan pH tinggi (4,5 - 6,0).<br />Komposisi untuk tiap liter air pH rendah pH tinggi:<br />- Nikel Sulfat<br />- Nikel Chlorida<br />- Asam Borat<br /><br />Kondisi operasi:<br />- PH<br />- Suhu<br />- Rapat Arus<br />- 340 gram/l<br />- 45 gram/l<br />- 35 gram/l<br />- 1,5 - 4,5<br />- 45 - 60o C<br />- 3 - 12 A/dm2<br />- 240 gram/l<br />- 45 gram/l<br />- 30 gram/l<br />- 45 - 6,0<br />- 45 - 70o C<br />- 2 - 12 A/dm2<br />Konsentrasi nikel sulfat dan nikel chloride bervariasi, sesuai dengan besarnya rapat arus juga tergantung pada konsentrasi larutan, tinggi rendahnyasuhu operasi dan tingkat pengadukan. Larutan elektrolit yang digunakan dalam pelapisan dalam jumlah banyak (barrel) ada beberapa diantaranya,<br />(Komposisi untuk tiap liter air)<br />1.- Nikel sulfat : 180 - 200gram/l<br /> - Nikel chlorida : 45 - 55 gram/l<br /> - Asam borat : 25 - 35 gram/l<br /> - Magnesium sulfat : 200 - 240 gram/l<br /><br />Kondisi operasi:<br />- pH : 5 – 6<br />- suhu : 20 - 28oC<br />- Voltage : 6 – 8<br /><br /><br />2. - Nikel sulfat : 140 - 180 gram/I<br /> - Ammonium chlorida : 30 - 40 gram/l<br /> - Asam borat : 30 - 40 gram/l<br /><br />Kondisi operasi:<br />- pH : 5 - 5,5<br />- Suhu : 30 - 40oC<br />- Voltage : 9 – 12<br /><br />3. - Nikel sulfat : 150 - 200 gram/l<br /> - Nikel chlorida : 150 - 200 gram/l<br /> - Asam borat : 22,5 - 25 gram/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- pH : 4,5 – 5<br />- Suhu : 50 - 55 oC<br />Dalam pelapisan secara bareel yang harus diperhatikan benar adalah adanya pencemaran akibat kotak benda kerja yang berputar. Dengan adanya kotak/benda yang berputar dalam larutan maka kemungkinan larutan akantercemar oleh benda asing akibat oleh gesekan, pelumas dan sebagainya.Larutan Untuk Pelapisan Hitam<br />Seringkali lapisan yang hitam dikehendaki karena penampilannya yang menarik, tidak menentukan cahaya dan beberapa alasan lain. Namun dilihat dari segiketahanan terhadap karat, maka pelapisan hitam adalah lebih rendah ketahanannya terhadap karat bila dibandingkan dengan pelapisan mengkilat. Untuk mempertinggi daya tahan karatnya maka lebih baikselalu dilapis minyak selama pemakaiannya. Sifat lain dari lapisan nikel diantaranya :<br />1. Sifat tahan geseknya cukup baik<br />2. Daya rekat lapisan cukup baik<br />3. Keuletan rendah<br />Karena beberapa sifat diatas mana lebih sering dilakukan lapisan tipis daripada lapisan yang tebal. Penggunaan lapisan hitam biasanya pada laras senjataseperti senapan, pistol dan lainnya. Larutan yang paling sering digunakan adalah dari jenis larutan sulfat dan larutan chlorida.<br />Larutan Sulfat :<br />Komposisi untuk tiap liter air :<br />- Nikel Sulfat : 65 – 75 gram/l<br />- Nikel Ammonium Sulfat : 40 - 45 gram/l<br />- Seng Sulfat (kristal) : 35 - 40 gram/l<br />- Sodium Thiosianat : 15 - 20 gram/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- pH : 5<br />- Suhu : ruangan<br />- Rapat arus : 1-2 A/dm2<br />Larutan untuk pelapisan keras<br />Dengan pelapisan jenis ini dimungkinkan diperolehnya hasil lapisan yang keras dan tahan gesek tapi sebagai akibatnya lapisan tersebut tidak tahan terhadapbengkokan. Lapisan yang terjadi lebih tahan karat dibandingkan dengan lapisan hitam, tapi dilihat dari aspek dekoratip adalah kurang menarik. Kekerasanlapisan yang dicapai masih lebih rendah jika dibandingkan dengan lapisan hasil pelapisan chrom keras. Karena itu dalam pelapisan yang bertujuan menghsilkan lapisan keras dilakukan dua kali proses, yaitu pelapisan nikel keras kemudian baru pelapisan chrom keras.<br /><br />Sifat mekanik dari lapisan nike keras dapat ditunjukan sebagai berikut :<br />- Kekerasan ( vickers VHN-10) : 425<br />- Kekuatan tarik : 152.000 psi<br />- Perpanjangan : 2% dalam 2 inch<br /><br />Larutan yang digunakan adalah sebagai berikut:<br />Komposisi untuk tiap liter air :<br />- Nikel Sulfat : 175 - 185 gram/l<br />- Ammonium Chlorida : 20 - 25 gram/l<br />- Asam Borat : 27 - 32 gram/l<br /><br />Kondisi operasi:<br />- pH : 5,6 - 5,9<br />- Suhu : 40 - 50oC<br />- Rapat arus : 3-6 A/dm2<br />Larutan Untuk Pelapisan Mengkilap<br />Penggunaan nikel sebagai pelapis umumnya yang dikehendaki adalah kemampuannya untuk mengkilap. Karena itu pelapisan mengkilap dibahas secara luas dalam berbagai literatur. Sebenarnya hasil permukaan yang mengkilap dapat dihasilkan dengan menggosokkan pada lapisan nikel biasa ( buram ). Tapi dengan demikian akan menambah biaya produksi. Karena itu permukaan mengkilap yang dapat diperoleh dalam sekali proses pelapisan yangdiharapkan. Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang mengkilap perlu diikuti beberapa ketentuan, yang bagi jenis pelapisan lain sifat tidak mengikat tapi bagipelapisan nikel sifatnya mengikat sekali. Dalam pelapisan nikel mengkilap, tidak dapat ditinggalkan penggunaan bahan pemengkilap (brightener). Secara umum bahan pemengkilap terbagi atas dua klas. Klas pertama dipergunakan untukmendapatkan permukaan yang putih mengkilap, sedangkan klas kedua dimaksudkan untuk memperoleh permukaan kilapan sperti cermin. Bila bahan pemengkilap klas pertama saja yang dipergunakan maka permukaan yangdihasilkan justru menimbulkan tegangan pada lapisan dan kerapuhan. Oleh karenanya supaya didapatkan permukaan yang benar-benar baik maka digunakan kedua klas bahan pemengkilap tersebut.<br /><br />Bahan pemengkilap klas pertama yang biasa digunakan naphtalene disufonic acid atau alkyl nap talene disulfonic acid. Bahan pemengkilap klas dua yang jugadikenal sebagai bahan pembantu mengandung garam-logam atau senyawa organic tak jenuh. Kecuali bahan pemengkilap bahan tambah lain juga digunakan, misalnya “anti-pitting”dan lainnya.<br /><br />Larutan yang digunakan dalam pelapisan nikel mengkilap ada beberapa, diantaranya :<br /><br />(Komposisi untuk tiap liter air):<br />a. Larutan 1 ( tipe watt)<br /><br />- Total nikel : 75 - 115 gram/l<br />- Nikel sulfat : 260 - 450 gram/l<br />- Nikel chlorida : 42 - 115 gram/l<br />- Asam borat : 37,5 - 47,5 gram/l<br />- Brightener : 5-15 ml/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- pH : 2,8 - 4,5<br />- Suhu : 40 - 70oC<br />- Rapat arus : 1 - 12 A/dm2<br />b. Larutan 2 (tipe fluoborat)<br />- Total nikel : 80 - 115 gram/l<br />- Nikel fluoborat : 300 - 440 gram/l<br />- Asam fluoborat bebas : 10 - 25 gram/l<br />- Asam borat : 25 - 30 gram/l<br />- Brightener : 5 - 15 ml/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- pH : 2,7 - 3.5<br />- Suhu : 50 - 60oC<br />- Rapat arus : 2 - 18 A/dm2<br /><br />c. Larutan 3 (tipe sulfamat)<br />- Total nikel : 60 – 175 gram/l<br />- Nikel sulfamat : 25 – 500 gram/l<br />- Nikel chlorida : 15 – 42 gram/l<br />- Asam borat : 30 – 40 gram/l<br />- Brightene : 5 – 15 A/dm2<br /><br />Kondisi operasi :<br />- pH : 3 - 3,5<br />- Suhu : 50 - 60oC<br />- Rapat arus : 2 – 18 A/dm2<br /><br />Selama operasi proses pelapisan nikel mengkilap ini harus dilakukan secara benar. Dalam arti penyaringan harus dilakukan secara terus-menerus dan pengadukan juga harus selalu dilakukan Khusus masalah penyaringanperlu diketahui bahwa selama proses pelapisan anoda akan mengeluarkan kotoran (berupa endapan). Karena itu selain dilakukan penyaringan larutan maka anoda harus dibungkus dengan tas anoda (anoda bag) yang terbuatdari bahan poly proplene atau bahan lainnya. Yang penting bahan pembungkus anoda tersebut tahan bahan kimia dan tidak menimbulkan pencemaran baru .<br />PELAPISAN KHROM<br />Selain nikel maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari pelapisankhrom, keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam khrom didapat dari asam khrom, tapi dalamperdagangan yang tersedia adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah pada waktu khrom oksida bercampur dengan air Cr O3+H2O= H2 Cr O4<br /><br />Larutan elektrolit yang digunakan dalam pelapisan khrom adalah campuran antara asam khrom dengan asam sulfat. Perbandingan antara asam khrom dan asam sulfat adalah 100 : 1. Fungsi asam sulfat dalamlarutan adalah sebagai katalisator. Komposisi larutan tiap liter air dapat dilihat dibawah ini :<br /><br />- Cr O3 : 225-250 gr/l<br />: 360-400 gr/l<br />: 270-300 gr/l<br /><br />- H2 SO4 : 2,25-2,50 gr/l<br />: 3,60-4,00 gr/l<br />: 2,70-3,00 gr/l<br />Kondisi operasi :<br />- Suhu : 45 - 55oC<br />- Rapat arus : 5 - 30 A/dm2<br /><br />Rapat arus yang digunakan selama pelapisan dapat meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :<br />1. Bila rapat arus meningkat maka suhu juga harus meningkat<br />2. Bila rapat arus meningkat maka kecepatan pelapisan juga meningkat<br />3. Bila rapat arus meningkat dibutuhkan sumber tegangan lebih tinggi<br />4. Bila lapisan mengkilap berarti lapisan juga keras<br />Anoda yang digunakan dalam pelapisan khrom bersifat tak larut dan ada beberapa jenis :<br />1. Timah hitam<br />2. Paduan timah hitam-timah putih.<br />3. Paduan timah hitam –antimon<br />4. Besi<br />Anoda timah hitam murni maupun paduan selama pelapisan akan terlapis oleh peroksida timah hitam yang akan mengoksidasi trivalent chromium yang ada. Bila konsentrasi trivalent chromium menjadi berlebihan maka lapisan akan menjadi buram kelabu. Lama kelamaan lapisan pada anoda akan mengganggu pengiriman arus dan akhirnya anoda harus diganti, sedangkan anoda yang terlapis tersebut dapat dibersihkan lebih dahulu. Penggunaan anoda besi akan menimbulkan pengotoran larutan sebab akan terbentuk besi yang berupa endapan. Untuk itu biasanya anoda besi hanya dipakai sebagai pembantu dan digunakan kadang-kadang saja. Anoda timah supaya dapat dipakai lagi haus dibersihkan lapisannya dengan cara dicelup dalam larutan campuran :<br />- Rochelle salt : 100 gram/ liter air<br />- Caustic soda : 100 gram/ liter air<br /><br />Pelapisan khrom akan lebih baik diterapkan pada benda kerja setelah dilapis terlebih dahulu. Dengan demikian hasil lapisan akan putih mengkilap, supaya mengkilap harus dipoles lagi, komposisi larutan untuk lapis keras biasanya adalah sebagai berikut :<br />- Cr : 500 gram/l<br />- H2 : 5 gram/l<br /><br />Masih banyak lagi komposisi larutan yang digunakan untuk maksud-maksud tertentu. Misalkan untuk mendapatkan lapisan berwarna hitam maka dilakukanpenambahan atau campuran asam asetat dan lainnya. Karena pelapisan krom ini merupakan jenis lapisan yang khusus maka prosedur pelapisannya harus diikuti dengan baik termasuk kontrol terhadap pencemaran larutan yang mungkin timbul. Secara lengkap prosedur pelapisan khrom adalah sebagai berikut :<br />1. Bersihkan logam yang akan dilapis dengan benar (sesuai cara-cara dan<br /> prosedur yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya)<br />2. Lapislah permukaan logam dengan nikel (jenis larutan biasa)<br />3. Bilaslah logam yang telah dilapis dengan air sampai benar-benar bersih dari<br /> larutan kimia.<br />4. Lapislah lagi dengan tembaga (jenis larutan sulfat)<br />5. Bilaslah logam diikuti dengan pengeringan dan pemolesan<br />6. Kemudian celuplah logam kedalam larutan berikut dalam waktu singkat (10 –<br /> 15 detik)<br /><br />Larutan pencelup :<br />- Asam nitrat (Nitric Acid/HNO3) : 28 gram<br />- Hidrocloric Acid : 7 gram<br />- Asam sulfat ( H2SO4) : 140 gram<br />- Air : 84 gram<br /><br />7. Bilas lagi dengan sebaik- baiknya .<br />8. Ulangi pelapisan nikel hingga didapatkan permukaan yang mengkilap.9. Bilas dan gosoklah permukaan logam yang telah dilapis nikel ini.10. Pelapisan khrom dilakukan dengan prosedur seperti telah dijelaskan<br /> sebelumnya dan benar-benar dijaga agar larutan tidak tercemar, temperatur<br /> larutan maupun rapat arus sesuai. Bila larutan sampai tercemar maka tidak<br /> akan terjadi pelapisan.<br />PELAPISAN PERAK<br />Pelapisan logam perak termasuk pelapisan yang banyak diterapkan pada perhiasan- perhiasan. Tidak berbeda dengan pelapisan yang lain, pelapisan perak membutuhkan persiapan yang sangat baik supaya menghasilkan lapisan yang kuat dan mengkilat. Hasil pelapisan perak akan lebih baik bila sebelumnyadilapis nikel mengkilat. Tetapi bila tidak dilakukan pelapisan nikel lebih lebih dahulu maka harus dilapis tembaga (copper-strike) Supaya hasil lapisan mengkilat dapat dilakukan penggosokan (buffing). Tetapi dapat juga ditambahkan bahan pemengkilat pada larutan elektrolit.<br />Larutan elektrolit yang digunakan adalah :<br />a. Larutan sanbid<br />- Silver cyanide : 45 gr/l<br />- Potassium cyanide : 127 gr/l<br />- Free potassium cyanide : 90 - 105 gr/l<br />- Potassium carbonate : 15 gr/l<br />- Brightener : 30 ml/l<br /><br />Kondisi operasi :<br /><br />- Rapat arus : 0,1 – 15 A/dm2<br />- Temperatur : 25 - 27 oC<br />- pH : 12,2 -12,5<br /><br />b. Larutan Nitrat<br />- Silver nitrate : 30 - 35 gr/l<br />- Sodium cyanide : 40 - 45 gr/l<br />- Causic soda : 5 - 8 gr/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- Rapat arus : 0,3 - 0,4 gr/l<br />- Temperatur : 30 - 35oC<br />Pada pelapisan dengan larutan cyanide maka anoda yang digunakan harus perak dengan kadar kemurnian tinggi sehingga hasil pelapisan dapat optimal sedangkan pada larutan nitrat dapat digunakan anoda fero. Dalam pencampuran elektrolit harus diusahakan secara hati-hati. Sebagai contoh pada jenis larutan nitrat. Pertama larutan silver nitrat pada seperempat bagian air. Dalam tempat yang terpisah larutkan sodium cyanide pada setengah bagian air. Kemudian campurkan larutan silver nitrat dan sodium cyanide serta tambahkan sodium carbon nate dan caustic soda. Terakhir baru tambahkan sisa air yang diperlukan. Bila proses pelapisan berjalan baik maka warna lapisan adalah putih keperakan atau agak kekuningan. Bila warna lapisan kelihatan kusam kotor berarti prosespelapisan tidak baik. Kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pelapisan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :<br />- Warna hitam atau coklat pada katoda berarti adanya rapat arus yang terlalu<br /> tinggi atau proses pengadukan yang tidak baik<br />- Lapisan tidak mau menempel berarti adanya pemisahan perak dari elektrolit<br /> dan ini kadang terjadi hanya pada penggunaan anoda fero.<br />Elektrolit perak tidak boleh disimpan atau ditempatkan pada bak logam/ stainless steel tetapi harus pada bahan non logam untuk mencegah pengotoran larutan,demikian juga pengadukan harus dilakukan untuk mencegah “pitting” pada hasil lapisan.PELAPISAN EMAS.<br />Seperti juga perak maka pelapisan emas harus dilakukan secara hati-hati, supaya menghasilkan lapisan yang mengkilat. Sebaiknya logam yang akan dilapis selaindibersihkan dengan larutan asam dan basa juga harus digosok sehingga benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.<br />Demikian juga setelah dilakukan pelapisan maka juga dilakukan proses buffing untuk mendapatkan lapisan yang mengkilat. Hasil lapisan supaya mengkilat dapat juga dicelup dalam bahan pemengkilap. Larutan elektrolit yang digunakan adalah :<br />- Sy- gold (gold Cyanide) : 70 - 100 gr/l<br />- Potassium hidroksida : 6 - 15 gr/l<br /><br />Kondisi operasi :<br />- Rapat arus : 1,5 – 15 A/dm 2<br />- Temperatur : 35 - 45oC<br />Anoda yang digunakan adalah karbon, timah hitam atau stainless steel (insolub-anode). Dari bermacam-macam anoda tersebut yang di gunakan adalah anoda karbon karena tidak mengakibatkan timbulnya permasalahan selama proses pelapisan seperti penutupan permukaan, pengotoran cairan dan sebagainya.Sebelum dilapissi emas sebaiknya dilapis nikel lebih dahulu atau tembaga sehingga hasil pelapisan emas lebih kuat dan rata. Sehabis dilapis tembaga ataunikel seringkali dicelup lagi dalam larutan potassium sianida untuk aktifasi dan setelah proses persiapan maka harus selalu diikuti proses pembersihan yangbenar-benar sempurna.NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-74948631155530578432008-11-27T21:37:00.000-08:002008-12-14T23:11:09.875-08:00PENEMU-PENEMU TERKENAL DI DUNIAPENEMU-PENEMU TERKENAL DI DUNIA<br /><br />1. Galileo Galilei adalah orang yang menemukan thermometer<br />2. Penemu mesin uap adalah James watt dari Inggris.<br />3. Penemu telepon adalah Alexander Graham Bell dari Amerika Serikat.<br />4. Penemu mesin diesel adalah Rudolf Diesel dari Jerman.<br />5. Penemu mesin cetak adalah Johannes Gutenberg dari Jerman 1440.<br />6. Blaise pascal adalah orang yang menemukan mesin hitung dari prancis.<br />7. Penemu lensa kaca mata adalah Benyamin Franklin.<br />8. Penemu bola lampu adalah Thomas Alva Edison dari Amerika Serikat.<br />9. Yang menemukan dinamit adalah Alfred Nobel dari Swedia pada<br />10. Penemu mesin diesel adalah Rudolf Diesel dari Jerman pada tahun 1897.<br /><br /><br />Benua Australia<br /><br />Sejarah ternyata memang tak selamanya benar. Baru-baru ini sejarah tentang siapa orang pertama yang menemukan benua Australia terkuak. Apa yang diyakini orang bahwa penemu benua Australia yang pertama adalah Kapten James Cook, seorang ahli ilmu bumi dan navigator asal Inggris, ternyata salah.<br /><br />Sebab, Kapten James Cook yang dianggap menemukan benua kanguru ini tercatat mendarat di Botani Bay atau sekarang jadi Sidney Harbour pada tahun 1770. Sedangkan dari fakta terbaru ditemukan bahwa yang pertama mendarat di sana adalah pelaut Portugal bernama Christopher de Mendonca pada tahun 1522. Hal ini terungkap dari dokumen yang ditemukan di koleksi perpustakaan Los Angeles Amerika.<br /><br /><br />SERUM<br /><br />Serum adalah bakteri-bakteri yang telah dilemahkan, digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai penyembuh penyakit.<br /><br />Penemu serum tersebut adalah Louis Pasteur, seorang sarjana ilmu alam dan kimia, terkenal sangat tekun bekerja di laboratorium melakukan percobaan-percobaan, yang manfaatnya sangat besar bagi dunia kemanusiaan. Pada mulanya memang dianggap tidak masuk akal bahwa orang sakit disembuhkan dengan cara disuntik dengan bahan yang dibuat dari bakteri penyakit itu sendiri yang sudah dilemahkan. Namun dari bukti-bukti yang telah ada ternyata bahwa pikiran tersebut bukanlah hal yang dianggap sinting.<br /><br />Ide Louis Pasteur ini dikemukakan pada tahun 1873 di hadapan para sarjana kedokteran di Paris.<br />TINTA<br />Adanya tinta sama tuanya dengan adanya gambar. Cairan ini biasanya digunakan untuk membuat tanda-tanda di atas permukaan barang baik berupa kayu, kertas ataupun lainnya.<br />Kita mengenal apa yang sering disebut dengan tinta Cina atau India Ink, yang sebenarnya sudah ada sejak tahun sekitar 800 sampai 1200 sebelum Masehi.Tinta tersebut di atas dibuat dari hangus/kerak lampu minyak yang hitam dicampur dengan lem. Ia akan menghasilkan bekas yang rata apabila digoreskan di atas permukaan kertas atau lainnya.<br />Bahan tinta cair yang ada dewasa ini diperoleh dari sari nabati atau cairan ikan gurita/cumi ataupun dibuat secara kimia.<br />Orang yang dianggap sebagai pencipta tinta hitam dan biru seperti yang kita pakai dewasa ini adalah Dr. Henry Stephens yang terjadi pada tahun 1832.<br /><br /><br />TELEPON<br />Pesawat telepon pertama kali diciptakan oleh seorang Jerman bernama J. Philipp Reis dari kota Frankfurt, pada tahun 1861.<br />Namun orang beranggapan bahwa penemuan ataupun ciptaannya tersebut masih lebih bersifat sebagai barang mainan belaka.<br />Pesawat telepon yang dianggap benar-benar praktis adalah yang diciptakan oleh seorang Inggris kelahiran Amerika bernama Alexander Graham Bell. Penemuan tersebut terjadi pada tahun 1876.<br />Ciptaan ini kemudian dikembangkan lagi oleh ayahnya yang bernama Alexander Melville Bell sehingga dapat digunakan untuk melatih orang tuna rungu/tuli untuk bicara.<br /><br /><br />PULAU HIJAU (GREENLAND)<br />Greenland adalah suatu daratan yang letaknya di daerah Utara dekat kutub, bergandengan dengan gugus daratan benua Amerika. Penemu daratan ini adalah seorang bekas narapidana dari Eslandia. yang dihukum buang pada tahun 982 Masehi. Orang ini bernama Eric Thorvaldsson yang dalam pengembaraannya selama dibuang secara kebetulan terdampar ke daratan berlapis salju tebal yang sebagiannya ditumbuhi rumputan hijau dan berbagai tanaman padang dan semak yang rendah. Luas daratan ini diperkirakan sekitar lebih kurang 2 juta km2. Daratan ini dihuni oleh binatang-binatang seperti biri-biri, anjing laut, walrus, dan ikan laut yang bernama halibut.<br />Seusai masa pembuangannya ia kembali ke Eslandia dan emncoba menjadi anggota masyakat. Karena jasanya menemukan daratan ini ia kemudian memperoleh penghargaan dari pemerintahnya. Daratan ini kini menjadi wilayah negara Denmark dengan jumlah penduduknya sekitar 35.000 orang yang tinggal berpencar di sapanjang pantai.<br /><br /><br />PEMBUATAN BAJA<br />Suatu cara pembuatan baja dalam skala besar telah diketemukan oleh Sir Henry Bessemer pada tahun 1860.<br />Cara yang ia pergunakan ialah dengan meniupkan udara dingin ke dalam pig iron yang tengah meleleh. Metode tersebut hakekatnya ialah cara bagaimana memisahkan zat karbon dan zat-zat yang lain dari besi baja itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan baja yang bermutu tinggi.<br />Metodenya ini pada tahun 1870 diperbaiki oleh Sidney Gilchrist Thomas.Di Jerman juga disebut nama Karl Wilhelm Siemens. Metode-metode tersebut lebih dikenal dengan nama " Metode proses tungku terbuka ".<br /><br /><br />MESIN DIESEL<br />Mesin diesel pertama kali diciptakan oleh seorang insinyur Jerman bernama Rudolf Diesel. Ia yang kelahiran Perancis itu menciptakan mesin dieselnya pada tahun 1892.<br />Tidak sebagaimana mesin yang menggunakan bahan bakar minyak tanah, mesin diesel ini tidak dilengkapi busi, sebagai alat pembakarnya. Ia tahu bahwa apabila gas dimampatkan dalam suatu ruang tertutup, semakin kecil volumenya akan semakin panas temperaturnya, sampai pada akhirnya akan meletup yang merupakan tenaga. Mesinnya dirancang dengan silinder-silinder yang mamapu mengkompresi udara sampai pada tekanan 600 pon per inchi persegi. Udara yang padat dan panas ini kemudian disalurkan untuk membakar bahan bakar, sehingga ledakan yang akan mendesak piston-piston.<br />PULPEN<br />Pulpen untuk pertama kali diciptakan oleh seorang Amerika bernama Lewis Edson Waterman. Penemuan ide ini terjadi pada tahun 1884.<br />Orang ini adalah seorang agen perusahaan asransi. Cara yang digunakan pada waktu itu ialah dengan menuangkan tinta ke dalam tabung penampung dengan mempergunakan pipet. Kelihatannya cara ini masih kurang praktis, sehingga pada tahun 1908 pulpen tidak lagi harus diisi dengan pipet tetapi sudah dilengkapi dengan karet tabung yang mampu mengisap tinta dengan cara memencet dan melepaskannya.<br /><br /><br />PERANGKO<br />Perangko pada zaman dahulu belumlah seperti sekarang. Ia masih berupa barang cetakan biasa di atas kertas yang belum berperekat di belakangnya dan berlubang-lubang untuk memudahkan menyobeknya. Untuk memotong-motongnya diperlukan pisau atau gunting.<br />Orang yang berjasa dalam hubungan ini adalah Sir Rowland Hill, seorang Inggris yang telah menemukan ide agar perangko dapat dicetak sudah dalam keadaan siap pakai seperti sekarang ini. Dalam arti sudah tinggal menyobek dan memberikan cairan di atas muka sebaliknya yang sudah berperekat.Bagaimanapun sebetulnya ide tersebut timbul setelah ia menerima contoh perangko yang dikirimkan oleh James Chalmer pada tahun 1838. Tahun 1838 Rowland Hill mengemukakan idenya.<br />Cara tersebut kemudian ditiru oleh negara-negara lain seperti Swiss, dan Brazilia, pada tahun 1843. Dengan telah diperkenalkannya mesin perforasi/pelubang perangko yang diciptakan oleh Henry Archer pada tahun 1854.<br /><br /><br />KAMERA<br />Asal mula ide membuat kamera adalah suatu prinsip yang diketemukan oleh Leonardo Da Vinci tentang sebuah lubang kecil yang mampu unutk menangkap seluruh pemandangan yang tertampang di hadapannya. Dengan pertolongan sebuah lensa pemandangan tersebut kemudian dapat ditangkap pada suatu bidang datar atau dinding yang dipasang di belakangnya.<br />Atas dasar prinsip tersebut seorang Italia bernama Giambasttista Della Porta yang sehari-harinya adalah seorang dokter, mencoba menciptakan alat yang sekarang lazim kita sebut sebagai kamera obscura. Sudah tentu pada waktu itu keadaannya belum sempurna seperti yang ada sekarang.<br /><br /><br />HIDROGEN<br />Hidrogen atau lazim disebut disebut zat cair pertama kali ditemukan oleh seorang Inggris bernama Lord Henry Cavendish. Penemunya terjadi pada tahun 1766.Oleh Antoine Laurent Lavoiseir dinamai zat pembentuk air berasal dari gabungan perkataan "hydor" dan "gen".<br />Zat (gas) ini merupakan unsur terbanyak didapati di alam semesta. Namun hidrogen bebas hampir tak pernah didapati di bumi, tetapi pada matahari dan bintang-bintang menurut para ahli banyak sekali didapati.<br />Jumlah rata-rata kandungan hidrogen dalam komposisi udara adalah 0.00005 dan mempunyai titik embun - 217,1 C.<br />Apabila diperhatikan pada gerhana matahari penuh, sekeliling bulatan yang tertutup terlihat seperti mahkota, yang pada hakekatnya adalah plasma gas hidrogen yang berubah menjadi gas helium.<br /><br /><br />ESCALATOR<br />Alat yang menyerupai lift ini diciptakan pertama kali oleh seorang Amerika bernama Jesse W. Reno pada tahun 1891. Tidak lama sesudah itu, seorang yang lain menyatakan diri bahwa ia adalah sebagai penciptanya. Orang ini bernama Charles D. Seeberger.<br />Beda antara kedua penemuan tersebut adalah bahwa escalator ciptaan Reno tidak lain merupakan ban berjalan yang tidak ada ujungnya sedang ciptaan Seeberger dilengkapi dengan jenjang atau semacam injakan kaki tangga (undak-undakan).Namun kedua hak patent tersebut akhirnya dibeli oleh perusahaan Otis elevator Company, yang kemudian pada tahun 1900 memamerkan mesin escalatornya pada suatu pameran di Paris.<br /><br />Pada tahun yang sama Otis memperoleh kepercayaan untuk memasang escalatornya unutk suatu setasiun kereta api di bawah tanah di kota New York serta bebrapa tempat lainnya.<br />Pemasangan pertama untuk negeri Inggris dilakukan pada tahun 1911 yakni untuk sebuah setasiun di bawah tanah di kota Earl's Court.<br /><br /><br />BAROMETER<br />Orang pertama yang menemukan sistim barometer adalah seorang pengabar Injil bangsa Italia bernama Torricelli. Penemuan terjadi pada tahun 1643.Pemakaian pertama barometer sebagai alat untuk mengukur ketinggian suatu tempat terjadi pada tahun 1648 oleh seorang bernama Blaise Pascal.Torricelli melakukan percobaan dengan menggunakan tabung kaca yang berisi air raksa di mana bagian ujungnya terbuka. Tabung kemudian dibalikkan dan ditempatkan dalam sebuah bejana yang juga berisi air raksa. Percobaan ini menunjukkan bahwa air raksa dalam tabung turun sampai pada ketinggian 76 cm.Air raksa tadi tidak keluar dari tabung karena tekanan udara yang menekan air raksa dalam bejana di luar tabung begitu kuat sehingga mampu menahan tinggi air raksa di dalam tabung.<br /><br /><br />LISTRIK<br />Berbicara dalam zaman kemajuan seperti sekarang ini tidaklah dapat kita melepaskan peranan listrik sebagai bagian hidup manusia.<br />Penemunya adalah Thomas Alva Edison, seorang Amerika yang lahir pada tanggal 15 Februari 1847.<br />Semasa mudanya, ia merupakan orang yang gemar dan tekun membaca. Bidang yang digemari adalah ilmu alam dan ilmu kimia.<br />Listrik adalah merupakan hasil penemuannyayang ketiga sesudah mesin telegrap dan mesin bicara. Ia meninggal dunia pada tahun 1931.<br />Peninggalan-peninggalannya berupa penemuan lain seperti mesin bioskop, mesin stensil, telepon, dinamo, kereta listrik adalah merupakan barang-barang yang dapat kita nikmati sekarang ini, yang sudah barang tentu dengan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan-penyempurnaan.<br /><br /><br />TELESCOPE<br />Meskipun lensa dan kacamata sudah dipakai orang dari sejak kira-kira abad ke 13, tetapi telescope baru ditemukan orang pada tahun 1608. Penghargaan untuk ini patut disampaikan kepada Hans Lippershey, seorang ahli kacamata berkebangsaan Belanda. Namun pada tahun 1609 seorang yang lain bernama Galileo Galilei mencoba membuat telescope tersebut.<br />Pada tahun 1668 seseorang bernama Sir Isaac Newton telah membuat telescope yang dianggap lebih sempurna.<br /><br /><br />BAN POMPA<br />Pemegang hak patent penemuan ban pompa untuk kendaraan adalah seorang Skotlandia bernama Robert William Thomson. Formulanya didaftarkan pada tahun 1845 akan tetapi tidak pernah dikembangkan. Ban-ban ciptaannya banyak dipasang pada kereta-kereta berkuda. Menurut kemudian di Amerika Serikat Charles Goodyear pada tahun 1855.<br />Di Inggris James Boyd Dunlop pada tahun 1888 berhasil membuat ban pompa yang dipasang pada roda-roda sepeda. Sehari-harinya ia adalah bekerja sebagai seorang dokter hewan.<br />Ban pompa untuk kendaraan bermotor baru dibuat pertama kali di Perancis pada tahun 1895 oleh Andre dan Eduard Michelin.<br />Ban untuk kapal terbang pertama kali dibuat oleh Dunlop pada tahun 1917, kemudian ia memperkenalkan ban tahan peluru pada tahun 1921. Ban tanpa ban dalam yang lazim disebut orang ban tubeless diciptakan pertama kali oleh Martin pada tahun 1904 dan baru diperkenalkan kepada umum pada tahun 1953.Katup/pentil untuk ban kendaraan bermotor pertama kali diciptakan oleh M.C. Schweinert bersama H.P. Kraft pada tahun 1914.<br /><br /><br /><br /><br /><a title="Taut Tetap ke Penemu Benua Amerika… Columbus Atau Zheng He (Cheng Ho) ?" href="http://awansx.wordpress.com/2007/05/30/penemu-benua-amerika-columbus-atau-zheng-he-cheng-ho/">Penemu Benua Amerika Columbus Atau Zheng He (Cheng Ho) ?</a><br />Laksamana Zheng He, terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam. Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.<br />Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London sekitar 2,5 tahun lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.<br />Pernyataan Gavin Menzies<br />Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng Ho). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.<br />Bahkan menurutnya, Zheng He ‘mengalahkan’ Columbus dengan rentang waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.<br />”Laksamana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.<br />Penemuan Peta Kuno<br />Pernyataan Menzies didukung juga dengan penemuan Peta kuno yang baru dipamerkan di Beijing, Senin (16/1/2006). Namun, sebagian kalangan meragukan keaslian peta yang kertasnya telah menguning tersebut karena menggambarkan wilayah Amerika Utara dan Selatan dengan detail yang tidak lazim. Salinan peta kuno tersebut dibeli pada tahun 2001 oleh seorang pengacara China yang juga kolektor benda seni, Liu Gang.<br />Dia mengaku tidak mengetahui arti penting peta tersebut sebelum membaca buku karya penulis Inggris, Gavin Menzies, yang menilai bahwa bukan Columbus yang pertama kali menemukan Amerika, melainkan seorang laksamana Tiongkok.<br />Buku berjudul “1421: the Year China Discovered America” karangan Menzies tersebut menyebut Zheng He memimpin armada berkekuatan 30.000 orang dan 300 kapal ke benua Amerika di abad ke-15. Zheng membawa misi dari Kekaisaran Ming untuk memperluas pengaruh China ke seluruh dunia. Tidak heran bila Zheng dan anak buahnya juga pernah singgah ke wilayah Indonesia, di antaranya Semarang, di abad ke-15.<br />“Peta ini mencantumkan informasi yang diyakini akan membantu kita memahami perjalanan ketujuh Zheng He,” kata Liu yang membeli peta tersebut seharga US$ 500 dari sumber yang tidak disebutkan. “Peta tersebut menunjukkan bahwa penjelajah China tersebut telah berada di Amerika jauh sebelum Columbus. Peta tersebut juga menunjukkan pemahaman bangsa China atas seantero jagad,” lanjut Liu.<br /><br />Penemu Sepeda Motor<br /><br />Perancang pertama sepeda motor adalah Ernest Michaux seorang Perancis pada tahun 1868. Tenaga Penggerak yang dipergunakan pada waktu itu direncanakan ialah mesin uap. Proyek ini tidak berhasil, kemudian pada tahun 1885 Edward Butler mencoba menyempurnakan dengan membuat kendaraan lain yakni yang mempergunakan tiga roda dan digerakan motor dari jenis mesin pembakaran dalam.<br /><br /><br /><br />Penemu Dinamit<br /><br />Bahan peledak ini yang merupakan paduan unsur-unsur kimia tertentu, formulanya ditemukan pertama kali oleh seorang Swedia bernama Alfred B. Nobel pada yahun 1867.<br />Ia merasa sudah mantap betul dengan formulanya pada tahun 1885 di mana ia lebih suka menyebutnya dengan balistik.<br />Dinamit tersebut diproduksi untuk berbagai keperluan, baik untuk tujuan yang bermanfaat.<br /><br /><br />Penemu Kapal Terbang<br /><br />Orang pencipta kapal/kendaraan yang mampu terbang ialah Sir George Cayley - orang Inggris yang hidup antara tahun 1773 dan meninggal pada tahun 1857. Ia telah mengemukakan ide-idenya unutk membuat mesin dengan sistem pembakaran dalam (internal combustion machine), pesawat helikopter dan kapal terbang.Pada tahun 1842 William Samuel Henson, telah mencoba menciptakan sebuah pesawat terbang.<br /><br /><br />Penemu Radar<br /><br />Alat ini diketemuan pada saat pecah perang Dunia II tahun 1934. Ketika itu ada suatu team yang diketuai oleh Robert Watson Watt yang diberi tugas untuk dengan alat berupa radio pemancar, mampu menemukan sasaran-sasaran tembak berupa pesawat terbang. Alat ini dilengkapi dengan tabung gambar yang disebut CRT (Cathode Ray Tube) - yang mampu memberi isyarat-isyarat/sinyal pada layarnya.<br /><br /><br />Penemu Plester<br /><br />Tahun 1921, Earle Dickson menemukan plester pembalut luka. Dia terinspirasi Josephine Dickson, istrinya yang sering terluka jarinya saat memasak. Dickson yang bekerja untuk perusahaan Johnson & Johnson ini lalu memutuskan untuk menciptakan sesuatu yang bisa melekat dan melindungi luka kecil dengan lebih baik.<br /><br /><br />Penemu Contact Lens<br /><br />Contact lense atau lensa kontak awalnya ditemukan dan dibuat oleh ahli fisiologi Jerman bernama Adolf Eugen Fick tahun 1887. Untuk mengujinya, Adolf mencobanya pada mata binatang, baru kemudian pada manusia. Bahan lensa kontak saat itu terbuat dari kaca coklat yang berat dan berdiameter 18-21 mm.Tahun 1889, August Muller menyempurnakan kontak lensa.<br /><br /><br />Penemu Kalkulator<br /><br />Si mesin hitung alis kalkulator ternyata dulu ditemukan oleh remaja Perancis berusia sembilas belas tahun bernama Blaise Pascal pada tahun 1642. Blaise kerap membantu ayahnya yang bekerja sebagai pelayan toko dan sepanjang hari harus berkutat dengan berbagai perhitungan matematika.<br /><br /><br />Penemu Mikroskop<br /><br />Mikroskop pertama kali dibuat oleh seorang Belanda bernama Zacharias Jansen, pada tahun 1590. Namu begitu Galileo mengklaim sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini tahun 1610.<br />Jansen sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata.Namun begitu mikroskop yang dianggap sempurna pada waktu itu barulah yang diciptakan oleh seorang Belanda.<br /><br /><br />Penemu Compact Disc<br /><br />Compact Disc ditemukan oleh Joop Sinjou dan Toshi Tada Doi di tahun 1979. Memerlukan waktu 15 tahun bagi CD untuk dapat menggantikan piringan hitam.<br /><br /><br />Penemu Mesin Jahit<br /><br />Mesin jahit yang masih sederhana diciptakan oleh seorang bernama Thomas Saint pada tahun 1790.<br />Mesin yang diciptakan tersebut pada dasarnya belumlah memuaskan hasilnya, dalam arti praktis. Kemudian pada tahun 1830 muncul orang lain lagi yang menciptakan mesin jahit. Ia adalah seorang Perancis yang bernama Barthelemy Thimmonier. Sayang sekali mesin jahit inipun kurang sukses.<br /><br />Penemu Mesin Jet<br /><br />Mesin jet pertama kali diciptakan oleh Sir Frank Whittle, seorang opsir pada Royal Air Force (Angkatan Udara Kerajaan Inggris) - pada tahun 1937. Ia dilahirkan pada tahun 1907.<br />Namun begitu pada masa yang bersamaan mesin jenis jet telah pula diciptakan dan telah diuji coba di sebuah pabrik di Jerman (Heinkel). Perancangnya adalah seorang Jerman bernama Von Ohain.<br /><br /><br />Penemu Mesin Ginjal<br />Mesin yang dapat menggantikan fungsi ginjal ini ditemukan/diciptakan oleh seorang Belanda bernama Williem Kolff, pada tahun 1944 semasa zaman pendudukan Jerman.<br />Tugas ginjal adalah mencuci darah kotor menjadi darah bersih, sehingga apabila ia sudah tidak bisa berfungsi dengan baik, akibatnya akan menimbulkan pengaruh berupa keracunan oleh adanya darah kotor.<br /><br /><br />Penemu Mesin Percetakan<br /><br />Dalam hal cetak-mencetak rupanya Cina merupakan pelopor di antara bangsa-bangsa lain. Jenis cetak yang sudah mereka kenal pada waktu itu ialah apa yang disebut cetak blok yaitu suatu cara mencetak dengan landasan papan/lembaran kayu. Kemudian ditemukan cara baru yang lebih maju, di mana gerak cetak dapat dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo yang relatip lebih cepat.NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-52859470842518400112008-11-12T20:57:00.000-08:002008-12-14T23:11:09.876-08:00STUDY TOUR "SD YWKA" BANDUNG KE PPIPTEK-TMII<div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg65sG14IQa0IMPrEg1jePJPLdVzX-Q52WgapQzAabtxiOhqD4ntR62S2cHEvioNbHlzMGLmHvUFX00PWm_ipdTfzSnQ1mmgWv2JDxV9ZNGnd3KmaP6Dtq3CNuCQtHKe_2mCVg4-VDZAeVs/s1600-h/untitled2.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268012074960751554" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 162px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg65sG14IQa0IMPrEg1jePJPLdVzX-Q52WgapQzAabtxiOhqD4ntR62S2cHEvioNbHlzMGLmHvUFX00PWm_ipdTfzSnQ1mmgWv2JDxV9ZNGnd3KmaP6Dtq3CNuCQtHKe_2mCVg4-VDZAeVs/s200/untitled2.bmp" border="0" /></a><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268012214590147378" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 137px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgstY43cMBxeWgbhoOnUJ5jQQu9Gq4EWUePjxt7Y9u5398mfkHreTs0W8ESEa1h8v9hhy116C8cfMHxQLfVPn_mz5OEvRWrE6VYY9PXNZcz2ESkSCYaBnV8juy0E2oslE_np5kPWGrFE4tE/s200/untitled3.bmp" border="0" /><br /><div><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhM0lcVXKtz12_WrBAc48_3v8FHkmE_N9Wmbhg4QgeLIEgVHmgjknon8QeuJvkbkpk7y_OYCSaJn5h6otvi3IzcqJpIB1v-s9qAvyiTJnE6TZhADDOjzL8qxjFFUutZzPu9wYGovsuhPv0/s1600-h/untitled1.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268011862926859186" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 139px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhM0lcVXKtz12_WrBAc48_3v8FHkmE_N9Wmbhg4QgeLIEgVHmgjknon8QeuJvkbkpk7y_OYCSaJn5h6otvi3IzcqJpIB1v-s9qAvyiTJnE6TZhADDOjzL8qxjFFUutZzPu9wYGovsuhPv0/s200/untitled1.bmp" border="0" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC7F_kfv9IipQOdThjDzT6EEyRf9Ht50AnVai6IGVs1MTzr2ULH_QjuVv5Jhn2S1Fc1YsJdnmw2sZG0EiEzjbF_qUfDqRJNh9V5CpyB86SwvVgHtFdQ_MpWYWONt6-L_bdvJHhGO8iBJlp/s1600-h/imagesCA11UR9P.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268004249377016450" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 130px; CURSOR: hand; HEIGHT: 75px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC7F_kfv9IipQOdThjDzT6EEyRf9Ht50AnVai6IGVs1MTzr2ULH_QjuVv5Jhn2S1Fc1YsJdnmw2sZG0EiEzjbF_qUfDqRJNh9V5CpyB86SwvVgHtFdQ_MpWYWONt6-L_bdvJHhGO8iBJlp/s200/imagesCA11UR9P.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4SlUOc7P2o_aKzcNgggRMhRCwHEbf8lQBOaMpfdM8kyXdbdkiRwu6QYriamrdY0DPWFdDkTNtGO8onmFxDk3z0jRbm8nvzSVdiuA3On-yX16wWAX_jGnAAMPofjfa1hepjh8sRtRAYZrl/s1600-h/imagesCATA1S7L.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268004130837520786" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 104px; CURSOR: hand; HEIGHT: 81px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4SlUOc7P2o_aKzcNgggRMhRCwHEbf8lQBOaMpfdM8kyXdbdkiRwu6QYriamrdY0DPWFdDkTNtGO8onmFxDk3z0jRbm8nvzSVdiuA3On-yX16wWAX_jGnAAMPofjfa1hepjh8sRtRAYZrl/s200/imagesCATA1S7L.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVj8GUJgOEeGNzyPT-5hLyYOzvBJp8A89UGT_ksJtfJjqP9uvdE9oM_7Fhnz1xPDX2JQJ5BTjZpsSOJlST6BmyBjohh-LA0RV_QuKW8yT19ICLZFD5tR31Lm2vDN2z2Byhh72SAH5hwZAF/s1600-h/080220_liburpintar05.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268004017419403810" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 161px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVj8GUJgOEeGNzyPT-5hLyYOzvBJp8A89UGT_ksJtfJjqP9uvdE9oM_7Fhnz1xPDX2JQJ5BTjZpsSOJlST6BmyBjohh-LA0RV_QuKW8yT19ICLZFD5tR31Lm2vDN2z2Byhh72SAH5hwZAF/s200/080220_liburpintar05.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmsp5tLSUY010s79KV0PMm7HEfH__H8VMAbu6TH9TicCLVtJeCmMhVti5fe9yyNiehQ2txunOh6vkR6_julSYpSs1mSUToBBvShiuWiNlIV3FxnKTUrvnkRrqZ3HvLu30KhJxSyd71XzAE/s1600-h/galeri.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268003826586620530" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 150px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmsp5tLSUY010s79KV0PMm7HEfH__H8VMAbu6TH9TicCLVtJeCmMhVti5fe9yyNiehQ2txunOh6vkR6_julSYpSs1mSUToBBvShiuWiNlIV3FxnKTUrvnkRrqZ3HvLu30KhJxSyd71XzAE/s200/galeri.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5wroowfdJIrMcGLbqis0TRPlZ5NJvqlHPrkLQORo5p7DHbMncj0FNRtExoz3Usu9zXyGPWHMrea3zSZvsaHbi_G5tifoTJsZy-8AYq1SwHgr0qdvuFsbxUCCxUwMA4CGMHZAT-nrjv-A_/s1600-h/080220_liburpintar01.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268003601877598386" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 178px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5wroowfdJIrMcGLbqis0TRPlZ5NJvqlHPrkLQORo5p7DHbMncj0FNRtExoz3Usu9zXyGPWHMrea3zSZvsaHbi_G5tifoTJsZy-8AYq1SwHgr0qdvuFsbxUCCxUwMA4CGMHZAT-nrjv-A_/s200/080220_liburpintar01.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div>KATA PENGANTAR<br /><br />Alhamdulillah kami panjatkan syukur kepangkuan Alloh Illahi Robbi atas berkatnya dan lindungannya kami dapat melaksanakan studytour ke PPIPTEK Taman Mini Indonesia Indah dan DUPAN bersama teman-teman kelas 5 dan kelas 6 SD serta orang tua dan bapak/ibu guru SD Yayasan Wanita Kereta Api Bandung dengan menggunakan 10 bis “Kramat Djati Pariwisata”.<br /><br />Saya dan Ibu bangun pagi-pagi sekali karena akan mempersiapkan keberangkatan kami studytour ke PPIPTEK Taman Mini Indonesia Indah dan DUPAN di Jakarta.<br /><br />Kami pergi dari rumah pukul 05.00 wib diantar Bapak menggunakan kendaraan menuju sekolah, saya berkumpul dikelas untuk mendapatkan penerangan dan arahan dari guru-guru pembimbing, setelah semua siswa telah berkumpul semua sesuai dengan kelompoknya kami berangkat menuju bis yang telah menunggu di jalan dadali, kami mendapatkan bis no 7.<br /><br />Berangkat dari Bandung pukul 06.00 wib menuju Jakarta melalui jalan Tol Pasteur masul ke Tol PANCI (Padalarang Cikampek) dan istirahat di Cikarang Bekasi kemudian masuk Taman Mini Indonesia Indah sekitar pukul 10.00 wib.<br /><br />Kemudian kami turun dari bis dan berkumpul sesuai dengan pembimbing masing-masing untuk masuk dan melihat Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).<br /><br />Kami mencari informasi tentang IPTEK dari brosur dan internet untuk menyusun laporan kegiatan studytour sesuai dengan apa yang kami lihat dan peragakan.<br /><br />Beginilah cerita dan laporannya:<br /><br /><br />1. PPIPTEK<br /><br />PPIPTEK adalah suatu sarana pendidikan luar sekolah yang memadukannya dengan unsur hiburan untuk memperkenalkan iptek kepada masyarakat segala usia secara mudah, menarik dan berkesan melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan mainkan. Diharapkan melalui interaksi pengunjung dengan alat peraga akan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran pada diri pengunjung tentang APA, MENGAPA, BAGAIMANA iptek digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan manusia.<br /><br />Visi PPIPTEK adalah mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui pemahaman iptek, dan misi yang dijalankan adalah memupuk para generasi penerus bangsa agar memiliki rasa suka dan senang dalam mengamati & mempelajari fenomena alam di lingkungan sekitar dan perkembangan iptek yang mengiringinya, sehingga tumbuh rasa cinta terhadap iptek dalam diri generasi penerus ini, yang selanjutnya rasa cinta ini diharapkan akan membentuk sikap berani dalam mengambil keputusan untuk menentukan profesinya kelak dikemudian hari. Sikap berani menentukan profesi tumbuh sebagai akibat pengaruh interaksi antara generasi penerus dengan berbagai peragaan interaktif dan program kegiatan keiptekan yang disajikan dan diikutinya di Peragaan Iptek.<br /><br />Pengembangan PPIPTEK<br /><br />PPIPTEK yang berlokasi di TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991. Dengan ini tersedia sarana pendidikan luar sekolah yang menyampaikan informasi perkembangan iptek. Pusat ini memberi kesempatan kepada pengunjung untuk bukan hanya melihat rahasia dan gejala alam yang diperagakan, tetapi juga mempelajarinya dengan menggunakan indera pendengar, pencium dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Paduan antara pengalaman nyata serta gagasan abstrak inilah yang membawa seseorang pada pemahaman serta pengetahuan baru. Melalui peragaan diberikan kesempatan kepada masyarakat pengunjung untuk secara mandiri menjajagi kekayaan iptek . Pembelajaran tidak hanya terjadi melalui proses mengingat atau mengulang di luar kepala, tetapi melalui proses akomodasi dan asimilasi, secara aktif alat peraga dapat menggugah pembelajaran sesuai learning style pengunjung, dengan demikian pengunjung diajak untuk bertanggung jawab terhadap pembelajarannya tersendiri. Gagasan pendirian PPIPTEK muncul bersamaan dengan pembangunan PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di serpong tahun 1978, namun gagasan tidak berlanjut. Dengan surat keputusan Menristek nomor 15/M/Kp/IX/1984 dibentuk panitia kerja untuk melakukan pengkajian ulang menyangkut : konsepsi dasar pembangunan, teme-tema peragaan, system pengelolaan, arsitektur. Baru beberapa tahun kemudian (1987) berita pembangunan PPIPTEK ramai dibicarakan dimedia masa. Keuangan Negara pada saat itu tidak memungkinkan realisasi program PPIPTEK sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Induk Mei 1987, karena dipandang perlu untuk melaksanakan pembangunan PPIPTEK secara bertahap. Pada tahun 1987 dilakukan usaha pengenalan PPIPTEK kepada masyarakat luas melalui penyelenggaraan pameran fisika dan matematika bekerja sama dengan Perancis digedung Pengelolaan TMII. Pameran dibuka oleh Menteri P dan K ( Prof. Dr. Fuad Hasan) dan Asisten Menteri Riset dan Teknologi (Prof. Dr. Didin S. Sasatrapraja), mewakili Menristek. Dari bulan Januari 1988 sampai dengan 1990 di gelar peragaan bidang IPA di Istana Anak-anak Indonesia di TMII sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP Jakarta. Pada tanggal 20 april 1991 diresmikan gedung sementara PPIPTEK seluas 1.000 M2 oleh Presiden Soeharto yang berlokasi di gedung Skylift-TMII yang sudah direnovasi. Pada tanggal 26 Januari 1994 awal pembangunan PPIPTEK yang permanen seluas 20.000 M2. Ibu Tien Soharto selaku pelindung melakukan awal pemboran untuk tiang utama pondasi, disaksikan oleh pejabat Negara budang iptek, diantaranya : Menristek, Dirjen Badan Tenaga Atom Nasional dan Ketua LIPI, General Manager TMII serta para undangan. Gedung PPIPTEK yang permanen ini memperoleh lokasi utama di TMII, yaitu poros kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian.<br /><br />Sejarah PPIPTEK<br /><br />1978<br /><br />Bersamaan dengan pembangunan Kompleks PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di Serpong, Jawa Barat, gagasan membangun PPIPTEK pertama kali muncul. Namun gagasan ini tidak dikembangkan lebih lanjut, karena PUSPIPTEK dikhususkan untuk penyediaan wahana penelitian dan pengembangan yang tidak bersifat dikunjungi untuk umum.<br /><br />1984<br /><br />Menristek atas persetujuan Ketua BP3-TMII kemudian mengambil kebijaksanaan untuk melaksanakan pembangunan PPIPTEK di TMII, berdasarkan SK Menristek dan dibentuk Kelompok Kerja “Science Center” untuk mempelajari dan menyempurnakan rancangan PPIPTEK dan studi perbandingan.<br /><br />1986-1987<br /><br />Kerjasama dengan Perancis dalam pengembangan rencana induk PPIPTEK yang dilakukan dari bulan desember 1986 sampai dengan Juni 1987, kerjasama panitia kerja Science Center dengan La Villete Perancis dan TMII, untuk pertama kalinya kegiatan Science Center diperkenalkan kepada masyarakat, dengan menyelenggarakan pameran di bidang Fisika dan Matematika di TMII pada pertengahan Juli.<br /><br />1988-1990<br /><br />Sebagai upaya memasyarakatkan IPTEK, panitia kerja Science Center diperkenalkan kepada masyarakat, dengan menyelenggarakan pameran di bidang Fisika dan Matematika.<br /><br />1989<br /><br />TMII menyetujui agar science Center dapat menggunakan gedung Sky Lift yang tidak digunakan lagi. Luas gedung ini adalah ± 1.000 M2.<br /><br /><br />1991<br /><br />Setelah direnovasi untuk disesuaikan fungsinya dengan yang baru, akhirnya PPIPTEK pada tanggal 20 April 1991 di resmikan oleh Presiden Soeharto. Walaupun dengan gedung yang relatif kecil tetapi kegiatan yang diselenggarkan cukup berbobot.<br /><br />Tujuan dan Sasaran PPIPTEK adalah:<br /><br />Untuk menggugah kesadaran dan menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap peranan iptek dalam kehidupan modern.<br /><br />Untuk mendorong timbulnya rasa keingintahuan (curiosity) masyarakat terhadap iptek.<br /><br />Untuk memberikan gambaran adanya kaitan antara hasil pengembangan iptek dengan kemajuan dunia industri dalam kehidupan sehari hari.<br /><br />Peragaan Iptek berlokasi di wilayah timur kompleks Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya disebelah selatan Taman Burung atau sebelah barat Monumen KTT Gerakan Non Blok TMII. Keberadaan Peragaan Iptek yang menempati areal tanah seluas 42.300 meter persegi dengan luas lantai bangunan 24.000 meter persegi sangat mudah ditemukan pengunjung TMII karena wujud bangunannya yang khas dan memberi kesan berbeda dengan bangunan disekitarnya. Gedung PPIPTEK diresmikan penggunaannya untuk masyarakat luas pada tanggal 10 Nopember 1995.<br /><br />KEGIATAN DI PERAGAAN IPTEK<br /><br />Kegiatan utama di Peragaan Iptek adalah menyajikan berbagai peragaan iptek yang dapat diindera pengunjung, interaktif dan dapat disentuh & mainkan.<br /><br />Kegiatan penunjangnya adalah menyelenggarakan berbagai kegiatan khusus ditujukan bagi siswa-siswi dari tingkat SD hingga SMU, seperti : Kegiatan Sanggar Kerja, Demontrasi Iptek, Sains Fair, Kegiatan Ilmiah Sabtu-Minggu, Lokakarya Iptek Siswa dan kegiatan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan iptek.<br /><br />Kegiatan lain yang dilakukan Peragaan Iptek di luar lingkungan Gedung Peragaan Iptek, yakni kegiatan Sains Keliling (Outreach Program). Sains Keliling adalah kegiatan membawa 1 paket peragaan interaktif berukuran mini kesekolah-sekolah lengkap dengan kegiatan sanggar kerja dan demontrasi ilmiah.<br /><br /><br />ALAT PERAGA & PENGELOMPOKANNYA<br /><br />Berbeda dengan museum yang hampir seluruh benda koleksinya merupakan barang-barang yang memiliki nilai historis atau replikanya, maka seluruh benda koleksi di Peragaan Iptek merupakan alat-alat peraga interaktif yang sebagian besar bersifat dapat disentuh & mainkan. Benda-benda koleksi tersebut disajikan sama sekali bukan untuk menonjolkan aspek nilai histories melainkan pada aspek fenomena yang disampaikan alat peraga. Oleh sebab itu bila hampir diseluruh museum para pengunjungnya dilarang untuk menyentuh dan memegang benda-benda koleksi/alat peraga, tetapi di Peragaan Iptek pengunjung harus menyentuh, memegang, bermain-main dan berinteraksi dengan alat peraga. Karena tanpa melakukan aktivitas tersebut pada alat peraga, maka pengunjung sama sekali tidak akan merasakan manfaat dan mendapatkan pengetahuan dari sebuah alat peraga.<br /><br />Alat peraga interaktif ada yang berbentuk artifak seperti diorama dan ada yang berbentuk alat peraga sentuh dan mainkan. Alat peraga interaktif sentuh dan mainkan adalah peragaan interaktif yang mekanisme operasinya memerlukan interaksi fisik antara pengunjung dengan alat peraga. Pada saat ini alat-alat peraga di peragaan Iptek berjumlah kurang lebih 250 buah. Hampir seluruhnya merupakan alat peraga interaktif sentuh mainkan. Alat-alat peraga ini terbagi dalam 8 (delapan) wahana, yaitu : Wahana Ilmu Dasar, Wahana Transportasi Darat, Wahana Transportasi Laut, Wahana Transportasi Udara, Wahana Lingkungan & Ilmu Kehidupan, Wahana Sumber Daya Alam & Energi, dan wahana Telekomunikasi serta Arena Peneliti Cilik. Seluruh alat peraga ini nantinya akan terus dikembangkan baik dari jenis peragaannya maupun jumlahnya. Keseluruhan alat peraga tersebut tersebar di tiga lantai galeri dan bangunan pusat.<br /><br />KERJASAMA YANG TELAH DILAKUKAN PPIPTEK DENGAN INSTANSI LAIN<br /><br />DALAM NEGERI<br /><br />Kerjasama strategis pengembangan science center dengan berbagai instantsi pemerintah & swasta dilakukan berkaitan dengan:<br /><br />Kegiatan Sains Keliling ke desa-desa dengan topik Teknologi Tepat Guna dan Iptek Pedesaan bekerjasama dengan Biro Pemasyarakatan Iptek (BPI) – LIPI, Pemda Tk. II Kabupaten Tangerang, Bogor dan Bekasi.<br /><br />Kegiatan Pengembangan Peragaan bekerja sama dengan UPT LUK – BPPT, PUSPIPTEK, P3KIM – LIPI, PT. IPTN, PT. PAL, PT. PINDAD, PT. INKA.<br /><br />Rencana Pengembangan Science Center di daerah bekerjasama dengan Direktorat Pemerintahan Kota, Ditjen PUOD Depdagri.<br /><br />Pengembangan Science Center daerah bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi.<br /><br />Pengembangan Science Center Bumi Parahyangan Bandung bekerjasama dengan PT. Belaputera Intiland.<br /><br />Pengembangan Science Center Jawa Timur Park Batu-Malang bekerjasama dengan PT. Jawa Timur Park.<br /><br />Kerja sama dengan pihak swasta dilakukan berkaitan dengan:<br /><br />Kegiatan Pengembangan Peragaan bekerjasama dengan PT. Terang Dunia Internusa .<br /><br />Kegiatan memeriahkan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara, PT. Elexmedia Komputindo, PT. Gunung Agung dan PT. Gigazindo.<br /><br />Kegiatan memeriahkan Hari Anak Nasional bekerja sama dengan PT. Freeport Indonesia dan PT. Caltex Pasific Indonesia.<br /><br />Kegiatan memeriahkan Tahun Bahari dan Dirgantara bekerja sama dengan Majalah Angkasa, Majalah Fotomedia, Harian Republika, Puspen TNI-AU, Badan Pengendali dan Analisis Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Puslitbang Oceanologi – LIPI, Kantor Berita Antara dan Galeri Foto Jurnalistik Antara.<br /><br />Penyelenggaraan acara televisi Kuis Indosat Galileo di SCTV bekerjasama dengan PT. Inter Admark Dentsu, PT. Indosat, Univ. Trisakti dan Unika Parahyangan.<br /><br />Penyelenggaraan kegiatan Creative Exhibits Design di Sekolah YPVDP bekerjasama dengan PT. Badak NGL, Bontang Kalimantan Timur.<br /><br />Penyelenggaraan 1st Asian Physics Olympiad bekerjasama dengan LIPPO Group dan Tim Olimpiade Fisika Indonesia.<br /><br />Pendukung segmen iptek pada acara televisi Pesta Ceria di Indosiar bekerjasama dengan PT. Indosiar Visual Mandiri.<br /><br />Pendukung segmen iptek pada acara televisi Klub Anak Indonesia di TVRI bekerjasama dengan PT. Hadi Cinema Putra.<br /><br />Penyelenggaraan 1st Dunia Fantasi Science Festival bekerjasama dengan PT. Taman Impian Jaya Ancol, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Minyak dan Gas Bumi.<br /><br />Penerbitan Kuis Pak Archi di Harian Umum Suara Pembaruan bekerjasama dengan PT. Media Interaksi Utama.<br /><br />Kegiatan Festival Iptek Remaja bekerjasama dengan DuPont Indonesia Rep.Office, Bank Niaga, Majalah Orbit, Radio Female, Air minum VIT, PT. Indosat, Trans-TV, SCTV, PT. Yasawirya Tama Citra, PT. Freeport.<br /><br />LUAR NEGERI<br /><br />Bersama dengan Science Center di negara-negara Asia dan Amerika membentuk jaringan kerja sama yang dinamakan ASPAC Network.<br /><br />Bekerja sama dengan Science Center di mancanegara melalui keanggotaan Association Science and Technology Centres (ASTC).<br /><br />2. LOKASI PERAGA<br />A. LANTAI 1 (DASAR)<br />Kegiatan utama PPIPTEK adalah menyajikan berbagai peragaan iptek yang dapat diindera oleh pengunjung, interaktif dan dapat disentuh mainkan. Alat peraga PPIPTEK dibagi menjadi 2 yaitu alat peraga interaktif dan artefak. Terdapat lebih dari 250 alat peraga interaktif yang dapat disentuh-mainkan oleh pengunjung.<br />Wahana Listrik & Magnet (18 alat peraga)<br />Saklar Kotak Mekanik, Hukum ohm, Seri & Pararel, AC & DC, Beban Daya Listrik, Halilintar, Baterai Tangan, Scheneider, Perlindungan Listrik, Bola Listrik, Van Der Graft, Burung Pelatuk, Telur Unik, Pasir Magnet, Generator Pedal, Harpa Tanpa Dawai, Alarm Pencuri, Lampu Flip Flop, Pelayangan, Boneka Listrik, Penampil Gelombang Listrik, Replika Transistor, Saklar Cahaya, Rekam Suara, Polarisasi Gelombang Elektromagnetik.<br />Wahana Getaran & Gelombang<br />Voice Box, Efek Doppler, Radio Ember, Simulasi Gempa Bumi, Gelombang Transversal, Ambang Dengar, Musik Pipa, Harmonograf, Menampakkan Gejala Yang Tak Tampak, Tabung Gosip, Gelombang Tekan, Cincin Resonansi, Gelombang Tsunami, Gelombang Air Laut, Resonator, Plat Getar, Pola Suara.<br />Wahana Mekanika<br />Kursi Paku, Bola Berpacu, Ayo Tarik, Ayo Dorong, Jembatan Lengkung, Lengkungan Nan Kokoh, Titik Berat, Katrol, Balok & Silinder, Gelombang Sentripetal, Distribusi Massa, Mesin Momentum, Scheneider : Teknologi Pelabuhan, Pengungkit, Menurun Keatas, Menara Hanoi, Kereta Luncur, Penderek.<br />Wahana Fluida<br />Pengatur Tinggi Muka Air, Mengembung Bukan Ditiup, Si Muka Tegang, Pengatur Otomatis, Penyelam, Tekanan Uap, Cairan Mengalir.<br /><br />B. LANTAI 2<br />Wahana Optik (Istana Cahaya)<br />Kaleidoskop, Bentuk Aneh, Cermin Datar, Cermin Variasi, Berjabat Tangan, Film kartun, Burung Dalam Sangkar, Bayangan Terbalik, Kepala Terpancung, Film Kartun, Hukum Perbandingan Kuadrat Terbalik, Pandangan Tepi, Penglihatan Menetap, intik & Titik, Warna Bayangan, Polarisasi, Ciluk Baa, Bayangan Beku, Penguraian Cahaya, Meja Cahaya, Sudut Kritis, Meja Lensa, Ukuran & Jarak, Destilasi Cahaya, Pantulan Cahaya, Hologram, Polarisasi Cahaya, Pantulan Internal Menyeluruh, Pembiasan Cahaya.<br />Wahana Sumber Alam & Energi<br />Struktur & Keselamatan PLTN Toshiba, Toray, Serat Sintesis, Energi VS Daya, Panel Sel Surya, Aliran Panas, Tangan Panas, Mikroskop Allians, Parabola, Perpindahan Panas, Teknologi Serat Karbon.<br /><br />Wahana Transportasi<br />Bola Bergantung, Meja Bernoully, Bola Melayang, Menyembur Bukan Dipompa, Gyrocopter, Monk Up N250, Energi Tekan Propulsi, Pesawat Swayasa, Sayap Pesawat – Flight Control Smart Fly by Light, Data Engine, Mesin Gyroskop, Giroskop, Mesin Toyota, istem Rem Mobil, Arm Robot, Roda Gigi, Kemudi Roda, Sumbu Lengkung, Kereta Balon, Mesin BMW, Gaya Hambat.<br />Wahana Peragaan Galileo<br />Gyroskop, Kaleidoskop, Pusingan, Film Kartun, Ketakterbatasan, Putaran, Pendulum Ganda, Chaostic Pendulum, Uji Kertas Berharga, Rangkaian Listrik, Pola Tangan, Sistem Roda & Rel, Pusingan, Paradoks, Pandangan Pojok, Aneka Bayangan Indah.<br />Wahana Matematika<br />Prinsip Parabola, Ellips, Bermain Bilyar, Roda Persegi, Roda Yang Tidak Bundar, Lengkungan Nan Kokoh, Menara Hanoi, Perisai Magnet, Penjumlahan Segitiga, Penjumlahan 17, enjumlahan 15, Kubus Eceran, Neraca Keseimbangan.<br />Wahana Komputer<br />Magic School Bus : Land on Mars, Magic School Bus : Bugs, Magic School Bus : Dinosaurus, Magic School Bus : Earth, Kehidupan Lebah, Sirkulasi Air, Speed of Sound, Pak Gizi.<br />Wahana Antariksa<br />Bagaimana Kita Berkomunikasi Melalui Satelit, Simulasi Satelit, Teknologi Satelit & Teknologi Penginderaan Jauh, Kekekalan Momentum, Tabung Hampa, Mengelembung Bukan Ditiup, Rambatan Bunyi.<br /><br />C. LINGKARAN TENGAH (BANGUNAN PUSAT)<br />Wahana Biologi<br />Animal Speak, Anatomi Organ Tubuh, Pak Belulang, Menyusun Tubuh, Mekanisme Pernafasan, Senar Vibrasi.<br /><br /><br />Cluster Ilusi Mata<br />Gambar Kabur, Kubus Eceran, Anjing Laut & Bola, Uji Buta Warna, EHRENSTEIN Grids, Dua Warna Abu-abu, Illusions One, Satu Vas atau 2 muka, Daun-daun Berguguran, Percikan Tinta atau …., Illusions Two, Horse Tail, Ambiguous Pictures, Ilusi Herin, Spiral Fraser, Segitiga Tidak Nyata, Kisi-kisi EHRENSTEIN, Tes Mata, Ilusi Dinding Cafe.Di dalam galeri PP IPTEK terdapat beberapa alat peraga interaktif yang perlu dicoba, yaitu : Sepeda di Atas Kabel, Simulasi Gempa, Van Der Graft, Alat Peraga Balap Lari, Try Science by IBM.<br />Kegiatan utama PPIPTEK adalah menyajikan berbagai peragaan iptek yang dapat diindera oleh pengunjung, interaktif dan dapat disentuh mainkan. Alat peraga PPIPTEK dibagi menjadi 2 yaitu alat peraga interaktif dan artefak. Terdapat lebih dari 250 alat peraga interaktif yang dapat disentuh-mainkan oleh pengunjung.<br /><br />Gambar-gambar Peragaan sebagian besar yang ada di PPIPTEK Taman Mini Indonesia Indah.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sebagai contoh display di sebelah kiri ini. Apa yang Anda lihat adalah sebuah meja yang di atasnya di letakkan dua buah cakram yang masing-masing ditempelkan pada sebatang besi. Masing-masing cakram berisi gambar-gambar yang kalau dalam keadaan diam berisikan gambar-gambar orang naik kuda. Seperti terlihat, cakram memiliki gap. Apabila cakram itu diputar, dan Anda menempatkan kepala Anda sejajar dengan cakram dan cermin, maka Anda akan melihat gambar-gambar yang berada di pinggiran cakram seakan-akan teranimasi. Itulah prinsip filem animasi kartun yang biasa kita lihat di televisi.<br /><br />Yang ada di sebelah kanan itu adalah trik ilusi yang pernah kita lihat di pertunjukan sulap. Karena sudut pengambilan foto tidak terlihat keseluruhan, maka foto ini kurang menunjukkan maksud trik itu. Di bawah meja itu terdapat cermin yang menghadap ke tembok. Jadi, pemirsa yang ada di luar kotak akan melihat seakan-akan kepala yang ada di atas piring itu tidak memiliki badan. Ini adalah trik sederhana namun menyenangkan apabila kita sudah tahu caranya dan bagaimana membuatnya. Jadi, kalau masih ada pesulap yang memakai trik ini, dia harus mulai memikirkan ide baru untuk tetap membuat orang terkagum-kagum.<br /><br /><br /><br /><br />Di sebelah kiri ini adalah kokpit pesawat CN 235. Tentu saja kokpit ini tidak bisa terbang. Tapi, kita bisa tahu, seperti apa sih kokpit pesawat. Toh, walaupun Anda pernah naik pesawat terbang, siapa sih yang diizinkan untuk melihat kokpit pesawat? Yah, memang ini bukan kokpit pesawat Boeing, tapi seberapa jauh sih bedanya. Sayangnya, tidak ada simulator penerbangan di sini. Jadi, Anda cukup duduk di joknya dan memainkan tangkai kemudinya tanpa ada efek apa-apa. Kecuali kalau Anda bikin suara sendiri yang mana mungkin akan menarik perhatian pengunjung lain dan membuat mereka tertarik akan kokpit pesawat ini.<br />Apa yang Anda lihat adalah parabola. Mimbar biru itu adalah tempat orang untuk berdiri. Sedangkan di atas mimbar itu adalah setangkai batang dengan sebuah bulatan di ujungnya. Di ujung ruangan, ada parabola yang mirip seperti ini juga. Jarak antara kedua parabola itu adalah kira-kira 50 meter. Nah, cara kerjanya adalah seperti ini: Anda butuh 2 orang untuk kegiatan ini. Kedua orang ini harus berdiri di masing-masing mimbar biru di depan parabola. Salah satu berbicara tepat di depan parabola seperti yang ditentukan dalam bulatan yang ada di tangkai besi itu. Teman Anda yang ada di parabola yang satu lagi, akan mendengarkan suara yang dikirim oleh orang yang pertama. Yang mengagumkan adalah tidak ada listrik di sini. Bahkan, si pembicara tidak perlu teriak agar suaranya bisa terkirim. Saya cukup berbisik-bisik untuk bisa mengirimkan suara kepada istri saya yang ada di mimbar satu lagi. Saya sempat terkirim juga, kalau di filem-filem saya pernah lihat alat unuk menyadap pembicaraan orang dengan menggunakan alat yang mirip pistol dengan parabola kecil, itu pasti betul ada. Coba bayangkan, dengan jarak kira-kira 50 meter, tanpa ada kabel, hanya udara, dan tidak perlu teriak, suara kita bisa terikirim!<br /><br />PENUTUP<br /><br />Alhamdulillah kami telah dapat menyusun laporan ini, laporan ini disusun bersama Bapak dan Ibu dengan tugas masing-masing. Saya melaporkan kegiatan yang saya lakukan dengan alat peraga dan melihat alat peraga yang tidak saya lakukan tetapi melihat fungsi dan kegunaannya, Ibu bertugas menerangkan situasi dan lingkungan yang dialami selama perjalanan dan selama kegiatan, sedangkan Bapak yang menyusun dan mengetik laporan ini dengan data-data yang diungkapkan oleh Saya dan Ibu serta Bapak mencari data yang actual dari internet (<a href="http://www.ppiptek.net.id/">http://www.ppiptek.net.id/</a>) kemudian laporan ini Bapak masukan ke Blog internet yang saya punya yang telah Bapak bikinkan agar teman-teman bias melihatnya di internet dengan mencari <a href="http://www.noorfauzan.blogspot.com/">http://www.noorfauzan.blogspot.com/</a> ini adalah Blog LUTHFI AHMAD NOOR FAUZAN yang berisi tentang kegiatan dan curahan hati saya.<br /><br />Terima kasih semoga laporan ini bermanfaat.</div></div></div></div></div></div></div></div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-38590320108987367802008-10-28T21:16:00.000-07:002008-12-14T23:11:09.876-08:00मेतोदे कुंतुम Teaching<span></span><span><span style="font-family:verdana;">PSYCHOLOGI PENDIDIKAN<br /><br />1. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/15/inovatif/">20 Ciri – Ciri Orang yang Inovatif</a><br />Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut:<br />1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.<br />2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe)<br />3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.<br />4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.<br />5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.<br />6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan.<br />7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.<br />8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.<br />9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain.<br />10. Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan<br />11. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.<br />12. Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.<br />13. Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”<br />14. Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.<br />15. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.<br />16. Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.<br />17. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.<br />18. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah<br />19. Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi<br />20. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.<br /><br /><br />2. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/faktor-keturunan-dan-individu/">Faktor Keturunan dan Individu</a><br />Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor ketururan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan, seperti : konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.<br />Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya (ayah atau ibu). Berdasarkan percobaannya dengan cara mengawinkan bunga merah dengan bunga putih, Gregor Mendel mengemukakan pandangannya, bahwa :<br />1. Tiap-tiap sifat (traits) makhluk hidup itu dikendalikan oleh keturunan<br />2. Tiap-tiap pasangan faktor keturunan menentukan bentuk alternatif sesamanya, dan satu dari pada pasangan alternatif itu memegang pengaruh besar<br />3. pada waktu proses pembentukan sel-sel kelamin, pasangan faktor keturunan itu memisah, dan tiap-tiap sel kelaminnya menerima salah satu faktor dari pasangan keturunan itu. Hasil percobaan Mendel ini menjelaskan kepada kita bahwa faktor keturunan memegang peranan penting bagi perilaku dan pribadi individu.<br />Beberapa asas tentang keturunan di bawah ini akan memberikan gambaran pembanding kepada kita tentang apa-apa yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya :<br />1. Asas Reproduksi<br />Menurut asas ini bahwa kecakapan (achievement) dari masing-masing ayah atau ibunya tidak dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat-sifat atau ciri-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memunculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.<br />2. Asas Variasi<br />Bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan karena pada waktu terjadinya pembuahan komposisi gen berbeda-beda, baik yang berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena itu, akan didapati beberapa perbedaan sifat dan ciri-ciri perilaku individu dari orang yang bersaudara, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama, sehingga mungkin saja kakaknya lebih banyak menyerupai sifat dan ciri-ciri perilaku ayahnya sedangkan adiknya lebih banyak menyerupai sifat dan ciri-ciri perilaku ibunya atau sebaliknya.<br />3. Asas Regresi Filial<br />Terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua orangtua pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya, sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Sedangkan perbandingannya mana yang lebih besar antara sifat-sifat ayah dan ibunya ini sangat tergantung kepada daya kekuatan tarik menarik dari pada masing-masing sifat keturunan tersebut.<br />4. Asas Jenis Menyilang<br />Menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang jenis. Seorang anak perempuan akan lebih banyak memilki sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak laki-laki akan lebih banyak memilki sifat pada ibunya.<br />5. Asas konformitas<br />Berdasarkan asas konformitas ini bahwa seorang anak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.Misalnya, orang Eropa akan menyerupai sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku seperti orang-orang Eropa lainnya dibandingkan dengan orang-orang Asia.Asas-asas di atas hanya sekedar gambaran untuk memahami kemungkinan-kemungkinan tentang apa-apa yang diwariskan dari orang tua terhadap anaknya dan tidak bersifat mutlak<br /><br />3. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/">Kemampuan Individu</a><br />Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial (potential ability). Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar (achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji sekarang. Misalkan, setelah selesai mengikuti proses perkuliahan (kegiatan tatap muka di kelas), pada akhir perkuliahan mahasiswa diuji oleh dosen tentang materi yang disampaikannya (tes formatif). Ketika mahasiswa mampu menjawab dengan baik tentang pertanyaan dosen, maka kemampuan tersebut merupakan atau kecakapan nyata (achievement).<br />Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan (herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu kecakapan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat atau aptitudes). C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Pada awalnya teori inteligensi masih bersifat unidimensional (kecerdasan tunggal), yakni hanya berhubungan dengan aspek intelektual saja, seperti teori inteligensi yang dikemukakan oleh Charles Spearman (1904) dengan teori “Two Factors”-nya. Menurut pendapatnya bahwa inteligensi terdiri dari kemampuan umum yang diberi kode “g” (genaral factor) dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” (specific factor). Selanjutnya, Thurstone (193 mengemukakan teori “Primary Mental Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu :<br />1. kemampuan berbahasa (verbal comprehension)<br />2. kemampuan mengingat (memory)<br />3. kemampuan nalar atau berfikir (reasoning)<br />4. kemampuan tilikan ruangan (spatial factor)<br />5. kemampuan bilangan (numerical ability)<br />6. kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency)<br />7. kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).<br />Sementara itu, J.P. Guilford mengemukakan bahwa inteligensi dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu:<br />A. Operasi Mental (Proses Befikir)<br />1. Cognition (menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru).<br />2. Memory Retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari).<br />3. Memory Recording (ingatan yang segera).<br />4. Divergent Production (berfikir melebar=banyak kemungkinan jawaban/ alternatif).<br />5. Convergent Production (berfikir memusat= hanya satu kemungkinan jawaban/alternatif).<br />6. Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu itu baik, akurat, atau memadai).<br />B. Content (Isi yang Dipikirkan)<br />1. Visual (bentuk konkret atau gambaran).<br />2. Auditory.<br />3. Word Meaning (semantic).<br />4. Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau angka dan notasi musik).<br />5. Behavioral (interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara).<br />C. Product (Hasil Berfikir)<br />1. Unit (item tunggal informasi).<br />2. Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama).<br />3. Relasi (keterkaitan antar informasi).<br />4. Sistem (kompleksitas bagian saling berhubungan).<br />5. Transformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi).<br />6. Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item lain).<br />Belakangan ini banyak orang menggugat tentang kecerdasan intelektual (unidimensional), yang konon dianggap sebagai anugerah yang dapat mengantarkan kesuksesan hidup seseorang. Pertanyaan muncul, bagaimana dengan tokoh-tokoh dunia, seperti Mozart dan Bethoven dengan karya-karya musiknya yang mengagumkan, atau Maradona dan Pele sang legenda sepakbola dunia,. Apakah mereka termasuk juga orang-orang yang genius atau cerdas ? Dalam teori kecerdasan tunggal (uni-dimensional), kemampuan mereka yang demikian hebat ternyata tidak terakomodasikan. Maka muncullah, teori inteligensi yang berusaha mengakomodir kemampuan-kemampuan individu yang tidak hanya berkenaan dengan aspek intelektual saja. Dalam hal ini, Howard Gardner (1993), mengemukakan teori Multiple Inteligence, dengan aspek-aspeknya sebagai berikut :<br />1. Logical – Mathematical; kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan untuk berfikir rasional.<br />2. Linguistic; kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa.<br />3. Musical; kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.<br />4. Spatial; Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan tranformasi persepsi tersebut.<br />5. Bodily Kinesthetic; kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan mengenai objek-objek secara terampil.<br />6. Interpersonal; kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain.<br />7. Intrapersonal; kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta inteligensi sendiri.<br />Kecakapan potensial seseorang hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya. Jika kita perhatikan penjelasan tentang aspek-aspek inteligensi dari teori-teori inteligensi di atas, maka pada dasarnya indikator kecerdasan akan mengerucut ke dalam tiga ciri yaitu : kecepatan (waktu yang singkat), ketepatan (hasilnya sesuai dengan yang diharapkan) dan kemudahan (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti) dalam bertindak. Dengan indikator-indikator perilaku inteligensi tersebut, para ahli mengembangkan instrumen-instrumen standar untuk mengukur perkiraan kecakapan umum (kecerdasan) dan kecakapan khusus (bakat) seseorang. Alat ukur inteligensi yang paling dikenal dan banyak digunakan di Indonesia ialah Tes Binet Simon – walaupun sebetulnya menurut hemat penulis alat ukur tersebut masih terbatas untuk mengukur inteligensi atau bakat persekolahan (scholastic aptitude), belum dapat mengukur aspek – aspek inteligensi secara keseluruhan (multiple inteligence). Selain itu, ada juga tes intelegensi yang bersifat lintas budaya yaitu Tes Progressive Metrices (PM) yang dikembangkan oleh Raven. Dari hasil pengukuran inteligensi tersebut dapat diketahui seberapa besar tingkat integensi (biasa disebut IQ = Intelligent Quotient yaitu ukuran kecerdasan dikaitkan dengan usia seseorang.Selain menggunakan instrumen standar, seorang guru pada dasarnya dapat pula mendeteksi dan memperkirakan inteligensi peserta didiknya, melalui pengamatan yang sistematis tentang indikator – indikator kecerdasan yang dimiliki para peserta didiknya, yaitu dengan cara memperhatikan kecenderungan kecepatan ketepatan, dan kemudahan peserta didik dalam dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan mengerjakan soal-soal pada saat ulangan atau ujian, sehingga pada akhirnya akan diketahui kelompok peserta didik yang tergolong cepat (upper group), rata-rata (midle group) dan lambat (lower group) dalam belajarnya.<br />Untuk mengukur bakat seseorang, dapat menggunakan beberapa instrumen standar, diantaranya : DAT (Differential Aptitude Test), SRA-PMA (Science Research Action – Primary Mental Ability), FACT (Flanagan Aptitude Calassification Test).<br />Alat tes ini dapat mengungkap tentang:<br />1. pemahaman kata<br />2. kefasihan mengungkapkan kata<br />3. pemahaman bilangan<br />4. tilikan ruangan<br />5. daya ingat<br />6. kecepatan pengamatan<br />7. berfikir logis<br />8. kecakapan gerak.<br />Perlu dicatat bahwa pengukuran tersebut, baik menggunakan instrumen standar atau hanya berdasarkan pengamatan sistematis guru bukanlah bersifat memastikan tingkat kecerdasan atau bakat seseorang namun hanya sekedar memperkirakan (prediksi) saja, untuk kepentingan pengembangan diri. Begitu juga kecerdasan atau bakat seseorang bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan tingkat keberhasilan atau kesuksesan hidup seseorang.<br />Dalam rangka Program Percepatan Belajar (Accelerated Learning), Balitbang Depdiknas (1986) telah mengidentifikasi ciri-ciri keberbakatan peserta didik dilihat dari aspek kecerdasan, kreativitas dan komitmen terhadap tugas, yaitu:<br />1. Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya);<br />2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan;<br />3. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis<br />4. Mampu belajar/bekerja secara mandiri;<br />5. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);<br />6. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya<br />7. Cermat atau teliti dalam mengamati;<br />8. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah;<br />9. Mempunyai minat luas;<br />10. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi;<br />11. Belajar dengan dan cepat;<br />12. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat;<br />13. Mampu berkonsentrasi;<br />14. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.<br />Terkait dengan proses pembelajaran, yang perlu menjadi perhatian bahwa antara satu individu dengan individu lainnya pada dasarnya memiliki kecakapan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru seyogyanya dapat memahami dan mengembangkan kecakapan individu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.<br />Perhatian terhadap perbedaan individu dalam kecakapan merupakan salah satu prinsip yang harus dipenuhi di dalam proses pembelajaran . Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pun telah mencantumkannya sebagai salah satu prinsip yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengembangan kurikulum di sekolah<br />4. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/04/kepribadian-individu/">Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat</a><br />Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang <a title="Perkembangan Keperibadian" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/529/">kepribadian</a>. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.<br />Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi <a title="Perkembangan Kognitif" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/perkembangan-kognitif/">kognitif </a>dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan <a title="Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Individu" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-individu/">lingkungan</a>nya.<br />Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :<br />1. Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.<br />2. Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.<br />3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen<br />4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa<br />5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.<br />6. <a title="Perilaku Sosial" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial/">Sosiabilitas</a>; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.<br />Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :<br /><br /><br />Kepribadian yang sehat :<br />1. Mampu menilai <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/self-diri/">diri </a>sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.<br />2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.<br />3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.<br />4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.<br />5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.<br />6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)<br />7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.<br />8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.<br />9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.<br />10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.<br />11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)<br />Kepribadian yang tidak sehat :<br />1. Mudah marah (tersinggung)<br />2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan<br />3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)<br />4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang<br />5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum<br />6. Kebiasaan berbohong<br />7. Hiperaktif<br />8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas<br />9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain<br />10. Sulit tidur<br />11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab<br />12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)<br />13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran <a title="Perkembangan Keagamaan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perkembangan-keagamaan/">agama</a><br />14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan<br />15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan<br /><br />5. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/18/kreativitas-di-sekolah/">Kreativitas di Sekolah</a><br />Dalam bahasa yang sederhana, kreativitas dapat diartikan sebagai suatu proses mental yang dapat melahirkan gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru. Menurut National Advisory Committees UK (1999), bahwa kreativitas memiliki empat karakteristik, yaitu:<br />1. berfikir dan bertindak secara imajinati,<br />2. seluruh aktivitas imajinatif itu memiliki tujuan yang jelas<br />3. melalui suatu proses yang dapat melahirkan sesuatu yang orisinal<br />4. hasilnya harus dapat memberikan nilai tambah. Keempat karakteristik tersebut harus merupakan suatu kesatuan yang utuh. Bukanlah suatu kreativitas jika hanya salah satu atau sebagian saja dari keempat karateristik tersebut.<br />Robert Fritz (1994) mengatakan bahwa “The most important developments in civilization have come through the creative process, but ironically, most people have not been taught to be creative.” Hal senada disampaikan pula Ashfaq Ishaq: “We humans have not yet achieved our full creative potential primarily because every child’s creativity is not properly nurtured. The critical role of imagination, discovery and creativity in a child’s education is only beginning to come to light and, even within the educational community, many still do not appreciate or realize its vital importance. Memang harus diakui bahwa hingga saat ini sistem sekolah belum sepenuhnya dapat mengembangkan dan menghasilkan para lulusannya untuk menjadi individu-individu yang kreatif. Para siswa lebih cenderung disiapkan untuk menjadi seorang tenaga juru yang mengerjakan hal-hal teknis dari pada menjadi seorang yang visioner (baca: pemimpin). Apa yang dibelajarkan di sekolah seringkali kurang memberikan manfaat bagi kehidupan siswa dan kurang selaras dengan perkembangan lingkungan yang terus berubah dengan pesat dan sulit diramalkan. Begitu pula, proses pembelajaran yang dilakukan tampaknya masih lebih menekankan pada pembelajaran “what is” yang menuntut siswa untuk menghafalkan fakta-fakta, dari pada pembelajaran “what can be”, yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh dan orisinal.<br />Oleh karena itu, betapa pentingnya pengembangan kreativiitas di sekolah agar proses pendidikan di sekolah benar-benar dapat memiliki relevansi yang tinggi dan menghasilkan para lulusannya yang memiliki kreativitas tinggi. Sekolah seyogyanya dapat menyediakan kurikulum yang memungkinkan para siswa dapat berfikir kritis dan kreatif, serta memiliki keterampilan pemecahan masalah, sehingga pada gilirannya mereka dapat merespons secara positif setiap kesempatan dan tantangan yang ada serta mampu mengelola resiko untuk kepentingan kehidupan pada masa sekarang maupun mendatang.<br />Menurut Robert J Sternberg, seorang siswa dikatakan memiliki kreativitas di kelas manakala mereka senatiasa menunjukkan:<br />1. merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan menantang serta tidak terpaku pada kaidah-kaidah yang ada<br />2. memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan diluar hubungan yang lazim<br />3. memimpikan tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat berbagai kemungkinan, bertanya “ apa jika seandanya” (what if?), dan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda<br />4. mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan ideanya, mencobakan alternatif-alternatif dengan melalui pendekatan yang segar, memelihara pemikiran yang terbuka dan memodifikasi pemikirannya untuk memperoleh hasil yang kreatif<br />5. merefleksi secara kritis atas setiap gagasan, tindakan dan hasil-hasil, meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan memanfaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan dapat melakukan pengamatan secara cerdik.<br />Pembelajaran yang kreatif dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:<br />1. mengajar secara kreatif (creative teaching)<br />2. mengajar untuk kreativitas (teaching for creativity). Mengajar secara kreatif menggambarkan bagaimana guru dapat menggunakan pendekatan-pendekatan yang imajinatif sehingga kegiatan pembelajaran dapat semakin lebih menarik, membangkitkan gairah, dan efektif. Sedangkan mengajar untuk kreativitas berkaitan dengan penggunaan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan para siswa agar memiliki kemampuan berfikir dan berperilaku kreatif.<br />Kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan, mengajar untuk kreativitas didalamnya harus melibatkan mengajar secara kreatif. Mengajar secara kreatif dan mengajar untuk kreativitas pada dasarnya mencakup seluruh karateristik pembelajaran yang baik (good learning and teaching), seperti tentang: motivasi dan ekspektasi yang tinggi, kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan, kemampuan untuk membangkitkan gairah belajar, inspiratif, kontekstual, konstruktivistik, dan sejenisnya.<br />Carolyn Edwards dan Kay Springate dalam artikelnya yang berjudul “The lion comes out of the stone: Helping young children achieve their creative potential” memberikan saran tentang upaya pengembangan kreativiitas siswa, sebagai berikut:<br />1. Berikan kesempatan dan waktu yang leluasa kepada setiap siswa untuk mengeksplorasi dan melakukan pekerjaan terbaiknya dan jangan mengintervensi pada saat mereka justru sedang termotivasi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara produktif.<br />2. Ciptakan lingkungan kelas yang menarik dan mengasyikkan. Lakukan “unfinished work” sehingga siswa merasa penasaran dan tergoda pemikirannya untuk berusaha melengkapinya pada saat-saat berikutnya. Berikan pula kesempatan kepada setiap siswa untuk melakukan kontemplasi.<br />3. Sediakan dan sajikan secara melimpah berbagai bahan dan sumber belajar yang menarik dan bermanfaat bagi siswa.<br />4. Ciptakan iklim kelas yang memungkinkan siswa merasa nyaman jika melakukan suatu kesalahan, mendorong keberanian siswa untuk mengambil resiko menerima kegaduhan dan kekacauan yang tepat di kelas, serta memberikan otonomi yang luas kepada siswanya untuk mengelola belajarnya sesuai dengan minat, karakteristik dan tujuannya<br />Pembelajaran yang kreatif memang bukanlah pilihan yang gampang, di dalamnya memerlukan waktu yang lebih dan perencanaan yang matang untuk melahirkan dan mengembangkan ide-ide baru. Selain itu, diperlukan pula keyakinan yang kuat untuk melakukan improvisasi dalam pembelajaran, keberanian untuk mencoba dan kesanggupan untuk menanggung berbagai resiko yang tidak diharapkan dalam pembelajaran. Kendati harus dilakukan melalui usaha yang tidak mudah, pembelajaran untuk kreativitas ini diyakini dapat menjadikan pembelajaran jauh lebih menyenangkan dan memberikan efektivitas yang tinggi.<br />Terkait dengan peran guru dalam pembentukan kreativitas siswa, Robert J Sternberg mengatakan “The most powerful way to develop creativity in your students is to be a role model. Children develop creativity not when you tell them to, but when you show them.”<br /><br />“cara yang paling kuat dan baik untuk mengembangkan kreativitas pada siswa anda adalah satu model peran. Anak-anak mengembangkan kreativitas tidak ketika anda mengatakan kepada mereka ke/pada, tetapi ketika anda memperlihatkan mereka.”<br />Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus dapat menunjukkan keteladanannya sebagai sosok yang kreatif.<br />Seorang guru yang kreatif tidak hanya dituntut memiliki keahlian dalam bidang akademik, namun lebih dari itu dituntut pula untuk dapat menguasai berbagai teknik yang dapat menstimulasi rasa keingintahuan sekaligus dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri (self esteem) setiap siswanya. Guru harus dapat memberikan dorongan pada saat siswa membutuhkannya dan memberikan keyakinan kepada siswanya pada saat dia merasa harga dirinya terancam. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru harus dapat menjaga keseimbangan antara struktur pembelajaran dengan kesempatan pengembangan diri siswa, antara pengelolaan kelompok (management of groups) dengan perhatian terhadap perbedaan individual siswanya.<br />Untuk menjadi guru kreatif memang bukan hal yang mudah, terutama bagi guru-guru yang tergolong laggard. Ketika dihadapkan dengan suatu perubahan (inovasi) di sekolah, mereka mungkin cenderung terlambat atau justru hanya berdiam diri menghadapi perubahan yang ada. Jika terus menerus dibiarkan, guru-guru seperti inilah yang sebenarnya dapat merusak pendidikan. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan mereka menjadi laggard dan tidak kreatif, baik yang bersumber dari dalam diri guru itu sendiri (internal factors) maupun faktor eksternal. Oleh karena itu, agar guru dapat menjadi kreatif perlu diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi dan melatarbelakanginya.<br /><a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/10/kepemimpinan-pendidikan/">Kepemimpinan </a>di sekolah merupakan salah satu faktor yang tidak bisa dilepaskan dalam mengembangkan kreativitas guru maupun kreativitas sekolah secara keseluruhan. Fred Luthans (1995) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang manajer. Dalam hal ini, kepala sekolah dituntut untuk dapat menciptakan budaya dan iklim kreativitas di lingkungan sekolah yang mendorong seluruh warga sekolah untuk mengembangkan berbagai kreativitas dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Kepala sekolah harus dapat memberikan penghargaan kepada sertiap usaha kreatif yang dilakulan oleh anggotanya, terutama usaha kreatif yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Kepala sekolah juga dituntut untuk dapat menyediakan sumber-sumber bagi pertumbuhan kreativitas di sekolah.<br />Selain terdapat guru yang termasuk laggard, tidak sedikit pula guru (dan juga siswa) di sekolah yang sesungguhnya memiliki sikap dan pemikiran kritis dan kreatif, namun karena tidak memperoleh dukungan yang kuat dari sistem sekolah, termasuk dari manajemen sekolah, yang pada akhirnya sikap dan pemikiran kreatifnya tidak dapat berkembang secara wajar. Bahkan, sebaliknya mereka seringkali mengalami tekanan tertentu dari lingkungannya karena dianggap sebagai orang yang “nyeleneh” atau eksentrik.<br />Berdasarkan uraian di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa siswa yang kreatif dapat dihasilkan melalui guru yang kreatif, dan guru yang kreatif dapat dihasilkan melalui kepala sekolah yang kreatif. Siswa yang kreatif merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan diri pribadinya maupun orang lain.<br />6. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-individu/">Pengaruh Lingkungan terhadap Individu</a><br />Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.<br />Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :<br />1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosialYang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.<br />Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.<br />Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.<br />2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individuLingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.<br /><br />Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :<br />1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.<br />2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.<br />3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.<br />4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya.<br /><br />7. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/09/memahami-emosi-individu/">Memahami Emosi Individu</a><br />1. Pengertian Emosi<br />Hingga saat ini para ahli tampaknya masih beragam dalam memberikan rumusan tentang emosi dengan orientasi teoritis yang bervariasi pula. Kita mencatat beberapa beberapa teori tentang emosi dengan sudut pandang yang berbeda, diantaranya: teori Somatic dari William James, teori Cannon-Bard, teori Kogntif Singer-Schachter, teori neurobiological dan teori evolusioner Darwin. Perbedaan kerangka teori inilah yang menyebabkan kesulitan tersendiri untuk merumuskan tentang emosi secara tunggal dan universal. Terdapat sekitar 550 sampai 600 kata dalam bahasa Inggris yang memiliki makna yang sama dengan kata emosi, baik itu dalam bentuk kata kerja, kata benda, kata sifat, dan kata keterangan (Averil, 1975; Johnson Laird & Oatley, 1989; Storm & Storm, 1987). Meski tidak didapati rumusan emosi yang bersifat tunggal dan universal, tetapi tampaknya masih bisa ditemukan persesuaian umum bahwa keadaan emosional merupakan satu reaksi kompleks yang berkaitan dengan kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam yang dibarengi dengan perasaan kuat atau disertai dengan keadaan afektif (J.P.Chaplin. 2005). English and English (Syamsu Yusuf, 2003) menyebut emosi ini sebagai “A complex feeling state accompanied by characteristic motor and grandular activities”. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2003) bahwa aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu: (1) rangsangan yang menimbulkan emosi (stimulus); (2) perubahan–perubahan fisiologis yang terjadi pada individu; dan (3) pola sambutan. Dalam situasi tertentu, pola sambutan yang berkaitan dengan emosi seringkali organisasinya bersifat kacau dan mengganggu, kehilangan arah dan tujuan. Berkenaan dengan perubahan jasmaniah yang terjadi terkait dengan emosi seseorang, Syamsu Yusuf (2003) memberikan penjelasan sebagaimana tampak dalam tabel berikut ini:<br />Jenis Emosi<br />Perubahan Jasmaniah<br />Terpesona<br />Reaksi elektris pada kulit<br />Marah<br />Peredaran darah bertambah cepat<br />Terkejut<br />Denyut jantung bertambah cepat<br />Kecewa<br />Bernafas panjang<br />Sakit marah<br />Pupil mata membesar<br />Cemas<br />Air liur mengering<br />Takut<br />Berdiri bulu roma<br />Tegang<br />Terganggu pencernaan, otot tegang dan bergetar.<br />Selanjutnya, dia mengemukakan pula tentang ciri-ciri emosi, yaitu:<br />1. lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnnya seperti pengamatan dan berfikir;<br />2. bersifat fluktuatif atau tidak tetap, dan<br />3. banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera dan subyektif.<br />Lebih jauh, Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan empat ciri emosi, yaitu:<br />1. Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang memegang peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang dan jenis-jenis emosi lainnya. Pengalaman emosional ini kadang–kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti. Lebih bersifat subyektif dari peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir (Syamsu Yusuf, 2003)<br />2. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahan-perubahan tersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka perubahan yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain adalah pada pernafasannya, dan sebagainya.<br />3. Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati oleh seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan.<br />4. Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong sesuatu kegiatan, kendati demikian diantara keduanya merupakan konsep yang berbeda. Motif atau dorongan pemunculannya berlangsung secara siklik, bergantung pada adanya perubahan dalam irama psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi merangsang dan arti signifikansi personalnya bagi individu Menurut J.P. Chaplin (2005), motif lebih berkenaan pola habitual yang otomatis dari pemuasan, sementara reaksi emosional tidak memiliki pola atau cara-cara kebiasaan reaktif yang siap pakai.<br />Di lain pihak, Fehr & Russel (1984) Shaver, Schwarts, Kirson & O’Connor (1987) menyebutkan, emosi memiliki tiga bentuk, yaitu passivity, intentionality, dan subjectivity. Passivity berasal dari kata Yunani kuno abad ke-18 yaitu “pathe”, artinya sama dengan “nafsu” atau “hasrat”. Makna dasar dari passivity adalah berubah secara drastis, terutama berubah menjadi sangat buruk. Kata “pasif” seringkali digunakan dalam menerangkan kata-kata emosi. Sehingga kata-kata semacam “jatuh cinta”, “terjebak amarah” dikonotasikan sebagai tindakan pasif. Artinya, emosi hanyalah tindakan refleks sebagai hasil pengalaman sensoris sederhana, yang berada di bawah kontrol pribadi. Padahal sejatinya, manusia hidup memiliki kontrol yang lebih tidak sekadar emosinya, sehingga emosi tidak sekadar pasif. Intentionality (kesengajaan) masih sering dikaitkan dengan “nafsu”, tapi bisa bermakna yang sama sekali berbeda dengan passivity jika diterapkan dalam pengertian sehari-hari. Intentionality maksudnya, bahwa emosi terjadi karena suatu kesengajaan. Misalnya, orang tidak marah secara tiba-tiba, tanpa sebab musabab tetapi selalu ada sesuatu yang membuat dia marah, atau takut terhadap sesuatu, senang terhadap sesuatu, dan seterusnya. Sesuatu itu adalah objek kesengajaan dari emosi, sebagai hasil dari evaluasi dari sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Subjectivity. Biasanya, emosi selalu dikaitkan dengan perbuatan subjektif sebagai akibat dari sebuah pengalaman diri terhadap objek eksternal. Meski demikian, emosi juga bersifat objektif, karena bisa dinilai sebagai baik atau buruk; bermanfaat atau berbahaya, bergantung kepada penilaian pribadi terhadap emosi tersebut.<br />Perasaan dan emosi pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda tetapi tidak bisa dilepaskan. Perasaan selalu saja menyertai dan menjadi bagian dari emosi. Perasaan (feeling) merupakan pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh rangsangan dari eksternal maupun internal (keadaan jasmaniah) yang cenderung lebih bersifat wajar dan sederhana. Demikian pula, emosi sebagai keadaan yang terangsang dari organisme namun sifatnya lebih intens dan mendalam dari perasaan. Menurut Nana Syaodih Sukadinata (2005), perasaan menunjukkan suasana batin yang lebih tenang, tersembunyi dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy sedangkan emosi menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak, dan terbuka, ibarat air yang bergolak atau angin topan, karena menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah yang bisa diamati. Contoh: orang merasa marah atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, dalam konteks ini, marah merupakan perasaan yang wajar, tetapi jika perasaan marahnya menjadi intens dalam bentuk angkara murka yang tidak terkendali maka perasaan marah tersebut telah beralih menjadi emosi. Orang merasa sedih karena ditinggal kekasihnya, tetapi jika kesedihannya diekspresikan secara berlebihan, misalnya dengan selalu diratapi dan bermuram durja, maka rasa sedih itu sebagai bentuk emosinya.<br />Perasaan dan emosi seseorang bersifat subyektif dan temporer yang muncul dari suatu kebiasaan yang diperoleh selama masa perkembangannya melalui pengalaman dari orang-orang dan lingkungannya. Perasaan dan emosi seseorang membentuk suatu garis kontinum yang bergerak dari ujung yang yang paling postif sampai dengan paling begatif, seperti: senang-tidak senang (pleasant-unpleasent), suka-tidak suka (like-dislike), tegang-lega (straining-relaxing), terangsang-tidak terangsang (exciting-subduing).<br />Menurut Syamsu Yusuf (2003) emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu: emosi sensoris dan emosi psikis. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.<br />Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan,seperti:<br />1. perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran;<br />2. perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;<br />3. perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral);<br />4. perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian; dan<br />5. perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan (Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious)<br />Sementara itu, Nana Syaodih Sukadinata (2005) mengetengahkan tentang macam-macam emosi individu, diantaranya:<br />1. takut, cemas dan khawatir. Ketiga macam emosi ini berkenaan dengan rasa terancam oleh sesuatu;<br />2. marah dan permusuhan, yang merupakan suatu perayaan yang dihayati seseorang atau sekelompok orang dengan kecenderungan untuk menyerang;<br />3. rasa bersalah dan duka, yang merupakan emosi akibat dari kegagalan atau kesalahan dalam melakukan perbuatan yang berkenaan norma; dan<br />4. cinta, yaitu jenis emosi yang menurut Erich Fromm berkembang dari kesadaran manusia akan keterpisahannya dengan yang lain, dan kebutuhan untuk mengatasi kecemasan karena keterpisahan tersebut.<br />Setiap orang memiliki pola emosional masing-masing yang berupa ciri-ciri atau karakteristik dari reaksi-reaksi perilakunya. Ada individu yang mampu menampilkan emosinya secara stabil yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengontrol emosinya secara baik dan memiliki suasana hati yang tidak terlau variatif dan fluktuatif. Sebaliknya, ada pula individu yang kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki stabilitas emosi, biasanya cenderung menunjukkan perubahan emosi yang cepat dan tidak dapat diduga-duga.<br />Tingkat kematangan emosi (emotional maturity) seseorang dapat ditunjukkan melalui reaksi dan kontrol emosinya yang baik dan pantas, sesuai dengan usianya. Adalah hal yang wajar bagi seorang anak kecil usia 3-5 tahun, apabila dia merasa kecewa ketika tidak dipenuhi keinginannya untuk dibelikan permen coklat atau mainan anak-anak dan kemudian mengekspresikan emosinya dengan cara menangis dan berguling-guling di lantai. Tetapi, akan menjadi hal yang berbeda, jika hal itu terjadi pada seorang remaja atau dewasa dan jika hal itu benar-benar terjadi maka jelas dia belum menunjukkan kematangan emosinya.<br />Sekilas telah dikemukakan di atas bahwa pola sambutan emosional seringkali organisasinya kacau-balau dan hal ini sangat tampak pada mereka yang mengalami gangguan kekacauan emosional (emotional disorder) yaitu sejenis penyakit mental dimana reaksi emosionalnya tidak tepat dan kronis serta sangat menonjol atau menguasai kepribadian yang bersangkutan. Untuk kasus-kasus kekacauan emosi yang sangat ekstrem biasanya diperlukan terapi tersendiri dengan bantuan ahli.<br />Karena sifatnya yang dinamis, bisa dipelajari dan lebih mudah diamati, maka para ahli dan peneliti psikologi cenderung lebih tertarik untuk mengkaji tentang emosi daripada unsur-unsur perasaan. Daniel Goleman salah seorang ahli psikologi yang banyak menggeluti tentang emosi yang kemudian melahirkan konsep Kecerdasan Emosi, yang merujuk pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain.<br />Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan terus mengalami perkembangan, mulai dari. Dengan mengutip pendapat Bridges, Loree (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) menjelaskan proses perkembangan dan diferensiasi emosional pada anak-anak, sebagai berikut<br />Usia<br />Ciri-Ciri<br />Pada saat dilahirkan<br />Bayi dilengkapi kepekaan umum terhadap rangsangan – rangsangan tertentu (bunyi, cahaya, temperatur)<br />0 – 3 bln<br />Kesenangan dan kegembiraan mulai didefinisikan dari emosi orang tuanya<br />3 – 6 bln<br />Ketidaksenangan berdiferensiasi ke dalam kemarahan, kebencian dan ketakutan<br />9 – 12 bln<br />Kegembiraan berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang<br />18 bulan pertama<br />Kecemburuan mulai berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang<br />2 th<br />Kenikmatan dan keasyikan berdiferensiasi dari kesenangan<br />5 th<br />Ketidaksenangan berdiferensiasi di dalam rasa malu, cemas dan kecewa sedangkan kesenangan berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih sayang<br />2. Memelihara Emosi<br />Emosi sangat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, akan memberi warna kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar kesejahteraan dan kesehatan mental ini tetap terjaga, maka individu perlu melakukan beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosinya yang konstruktif. Dengan merujuk pada pemikiran James C. Coleman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005).<br />Di bawah ini dikemukakan beberapa cara untuk memelihara emosi yang konstruktif.<br />1. Bangkitkan rasa humor. Yang dimaksud rasa humor disini adalah rasa senang, rasa gembira, rasa optimisme. Seseorang yang memiliki rasa humor tidak akan mudah putus asa, ia akan bisa tertawa meskipun sedang menghadapi kesulitan.<br />2. Peliharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negatif. Dengan selalu mengusahakan munculnya emosi positif, maka sedikit sekali kemungkinan individu akan mengalami emosi negatif. Kalaupun ia menghayati emosi negatif, tetapi diusahakan yang intensitasnya rendah, sehingga masih bernilai positif.<br />3. Senatiasa berorientasi kepada kenyataan. Kehidupan individu memiliki titik tolak dan sasaran yang akan dicapai. Agar tidak bersifat negatif, sebaiknya individu selalu bertolak dari kenyataan, apa yang dimiliki dan bisa dikerjakan, dan ditujukan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang nyata juga.<br />4. Kurangi dan hilangkan emosi yang negatif. Apabila individu telah terlanjur menghadapi emosi yang negatif, segeralah berupaya untuk mengurangi dan menghilangkan emosi-emosi tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: pemahaman akan apa yang menimbulkan emosi tersebut, pengembangan pola-pola tindakan atau respons emosional, mengadakan pencurahan perasaan, dan pengikisan akan emosi-emosi yang kuat.<br /><br />8. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/11/memahami-perilaku-individu-2/">Memahami Perilaku Individu</a><br />Salah satu tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan perilaku peserta didiknya. Dalam hal ini, Abin Syamsuddin Makmun (2003) menyebutkan bahwa tugas guru antara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes). Oleh itu, agar perilaku peserta didik dapat berkembang optimal, tentu saja seorang guru seyogyanya dapat memahami tentang bagaimana proses dan mekanisme terbentuknya perilaku para peserta didiknya.<br />Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme. Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, baik untuk kepentingan pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan serta berbagai kegiatan pendidikan lainnya.<br /><br />A. Mekanisme Pembentukan Perilaku Menurut Aliran Behaviorisme<br />Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan. Behaviorisme menjelaskan mekanisme proses terjadi dan berlangsungnya perilaku individu dapat digambarkan dalam bagan berikut :<br />S > R atau S > O > R<br />S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia).<br />Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkapkan seperti tampak dalam bagan berikut ini :<br />W > S > O > R > W<br />Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu:<br />1. Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan secara potensial dapat melahirkan S).<br />2. Lingkungan efektif (umwelt=segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada diri organisme dan ia meresponsnya)<br />Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut dengan perilaku spontan.<br />Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas-ngipaskan buku untuk meredam kegerahannya.<br />Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku merupakan respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa gerah (W) setelah mengipas-ngipaskan buku.<br />Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut:<br />W > S > Ow > R > W<br />Contoh : ketika sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa agak gelap karena waktu sudah sore hari ditambah cuaca mendung, ada seorang mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin kepada dosen untuk menyalakan lampu neon yang ada di ruangan kelas, sehingga di kelas terasa terang dan mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.<br />Ruangan kelas yang gelap, waktu sore hari, dan cuaca mendung merupakan lingkungan (W), ada mahasiswa yang sadar akan keadaan di sekelilingnya (Ow), –meski di ruangan kelas terdapat banyak mahasiswa namun mereka mungkin tidak menyadari terhadap keadaan sekelilingnya–. berjalan ke depan, meminta ijin ke dosen, dan menyalakan lampu merupakan respons yang dilakukan oleh mahasiswa yang sadar tersebut (R), suasana kelas menjadi terang dan mahasiswa menjadi lebih menyaman dalam mengikuti perkuliahan merupakan (W).<br />Sebenarnya, masih ada dua unsur penting lainnya dalam diri setiap individu yang mempengaruhi efektivitas mekanisme proses perilaku yaitu receptors (panca indera sebagai alat penerima stimulus) dan effectors (syaraf, otot dan sebagainya yang merupakan pelaksana gerak R).<br />Dengan mengambil contoh perilaku sadar tadi, mahasiswa yang sadar (Ow) mungkin merasakan penglihatannya (receptor) menjadi tidak jelas, sehingga tulisan dosen di papan tulis tidak terbaca dengan baik. Menggerakkan kaki menuju ke depan, mengucapkan minta izin kepada dosen, tangan menekan saklar lampu merupakan effector.<br />B. Mekanisme Pembentukan Perilaku Menurut Aliran Holistik (Humanisme)<br />Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).<br />Perilaku individu diawali dari adanya kebutuhan. Setiap individu, demi mempertahankan kelangsungan dan meningkatkan kualitas hidupnya, akan merasakan adanya kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam dirinya. Dalam hal ini, Maslow mengungkapkan jenis-jenis kebutuhan-individu secara hierarkis, yaitu:<br />1. kebutuhan fisiologikal, seperti : sandang, pangan dan papan<br />2. kebutuhan keamanan, tidak dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual<br />3. kebutuhan kasih sayang atau penerimaan<br />4. kebutuhan prestise atau harga diri, yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status<br />5. kebutuhan aktualisasi diri.<br />Sementara itu, Stranger (Nana Syaodih Sukmadinata,2005) mengetengahkan empat jenis kebutuhan individu, yaitu:<br />1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu kebutuhan untuk berkompetisi, baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tertinggi.<br />2. Kebutuhan berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk mencari dan memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.<br />3. Kebutuhan untuk membentuk ikatan (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi ataupun persahabatan.<br />4. Kebutuhan takut akan kegagalan (need for fear of failure), yaitu kebutuhan untuk menghindar diri dari kegagalan atau sesuatu yang menghambat perkembangannya.<br />Kebutuhan-kebutuhan tersebut selanjutnya menjadi dorongan (motivasi) yang merupakan kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu aktivitas, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).<br />Jika kebutuhan yang serupa muncul kembali maka pola mekanisme perilaku itu akan dilakukan pengulangan (sterotype behavior), sehingga membentuk suatu siklus<br />Berkaitan dengan motif individu, untuk keperluan studi psikologis, motif individu dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu:<br />1. Motif primer (basic motive dan emergency motive); menunjukkan kepada motif yang tidak pelajari, dikenal dengan istilah drive, seperti : dorongan untuk makan, minum, melarikan diri, menyerang, menyelamatkan diri dan sejenisnya.<br />2. Motif sekunder; menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam individu karena pengalaman dan dipelajari, seperti : takut yang dipelajari, motif-motif sosial (ingin diterima, konformitas dan sebagainya), motif-motif obyektif dan interest (eksplorasi, manipulasi. minat), maksud dan aspirasi serta motif berprestasi.<br />Untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari indikator-indikatornya, yaitu :<br />1. durasi kegiatan<br />2. frekuensi kegiatan<br />3. persistensi pada kegiatan;<br />4. ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan<br />5. devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan<br />6. tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan<br />7. tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; ( arah sikap terhadap sasaran kegiatan.<br />Dalam diri individu akan didapati sekian banyak motif yang mengarah kepada tujuan tertentu. Dengan beragamnya motif yang terdapat dalam individu, adakalanya individu harus berhadapan dengan motif yang saling bertentangan atau biasa disebut konflik.<br />Bentuk-bentuk konflik tersebut diantaranya adalah:<br />1. Approach-approach conflict; jika individu dihadapkan pada dua motif atau lebih dan semua alternatif motif sama-sama kuat, dikehendaki serta bersifat positif.<br />2. Avoidance-avoidance conflict; jika individu dihadapkan pada dua motif atau lebih dan semua alternatif motif sama-sama kuat namun tidak dikehendaki dan bersifat negatif.<br />3. Approach-avoidance conflict; jika individu dihadapkan pada dua motif atau lebih, yang satu positif dan dikehendaki dan yang lainnya motif negatif serta tidak dikehendaki namun sama kuatnya.<br />Jika seorang individu dihadapkan pada bentuk-bentuk motif seperti dikemukakan di atas tentunya dia akan mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dan sangat mungkin menjadi perang batin yang berkepanjangan.<br />Dalam pandangan holistik, disebutkan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam dirinya, setiap aktivitas yang dilakukan individu akan mengarah pada tujuan tertentu. Dalam hal ini, terdapat dua kemungkinan, tercapai atau tidak tercapai tujuan tersebut. Jika tercapai tentunya individu merasa puas dan memperoleh keseimbangan diri (homeostatis). Namun sebaliknya, jika tujuan tersebut tidak tercapai dan kebutuhannya tidak terpenuhi maka dia akan kecewa atau dalam psikologi disebut frustrasi. Reaksi individu terhadap frustrasi akan beragam bentuk perilakunya, bergantung kepada akal sehatnya (reasoning, inteligensi). Jika akal sehatnya berani mengahadapi kenyataan maka dia akan lebih dapat menyesuaikan diri secara sehat dan rasional (well adjustment). Namun, jika akal sehatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, perilakunya lebih dikendalikan oleh sifat emosinalnya, maka dia akan mengalami penyesuaian diri yang keliru (maladjusment).<br />Bentuk perilaku salah suai (maldjustment), diantaranya :<br />1. agresi marah<br />2. kecemasan tak berdaya<br />3. regresi (kemunduran perilaku)<br />4. fiksasi<br />5. represi (menekan perasaan)<br />6. rasionalisasi (mencari alasan)<br />7. proyeksi (melemparkan kesalahan kepada lingkungan)<br />8. sublimasi (menyalurkan hasrat dorongan pada obyek yang sejenis)<br />9. kompensasi (menutupi kegagalan atau kelemahan dengan sukses di bidang lain)<br />10. berfantasi (dalam angan-angannya, seakan-akan ia dapat mencapai tujuan yang didambakannya).<br />Di sinilah peran guru untuk sedapat mungkin membantu para peserta didiknya agar terhindar dari konflik yang berkepanjangan dan rasa frustasi yang dapat menimbulkan perilaku salah-suai. Sekaligus juga dapat memberikan bimbingan untuk mengatasinya apabila peserta didik mengalami konflik yang berkepanjangan dan frustrasi.<br />Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dikemukakan contoh terbentuknya perilaku berdasarkan pendekatan holistik.<br />Contoh 1 :<br />Karena gagal mengikuti mengikuti testing pada salah satu Fakultas di Perguruan Tinggi ternama melalui jalur UMPTN (frustration), dan setelah mempertimbangkan segala sesuatunya (moralitas), secara sukarela Arjuna memutuskan untuk melanjutkan pada salah program studi yang ada di FKIP UNIKU (sublimasi).<br />Ketika mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan yang merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti para mahasiswa, sejak awal dia sudah menyadari bahwa dia kekurangan pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam bidang Psikologi Pendidikan sehingga dia menyadari Psikologi Pendidikan merupakan kebutuhan bagi dirinya (need felt) dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya (goals/incentives).<br />Untuk tujuan jangka pendeknya, dengan berbekal kesadaran diri bahwa dia memiliki potensi dalam bidang psikologi pendidikan, dia berharap dapat memperoleh kemampuan baru berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan, yang diperolehnya dari setiap pertemuan tatap muka dengan dosen.<br />Tujuan jangka menengah, pada akhir semester dia berharap lulus mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan mendapatkan nilai A (kebutuhan harga diri). Selain itu, nanti pada saat mengikuti Program Praktek Lapangan (PPL), dia berharap dapat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai untuk jangka panjang, dia benar-benar berharap dapat menjadi guru yang efektif dan kompeten.<br />Keinginan dan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam bidang psikologi pendidikan, memperoleh kesuksesan belajar dengan mendapatkan nilai A, memperoleh kesuksesan dalam mengikuti Program Praktek Lapangan (PPL), keinginan menjadi guru yang efektif dan kompeten kemudian berkembang menjadi dorongan yang kuat dalam dirinya (motivasi intrinsik)<br />Pada saat mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan dia senantiasa aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya tentang materi yang disampaikan, membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan yang diwajibkan dan dianjurkan oleh dosen. Setiap tugas yang diberikan diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Dia juga sangat menyukai diskusi tentang psikologi pendidikan dengan teman-temannya di luar kelas (perilaku instrumental).<br />Berkat aktivitas dan kesungguhannya dalam mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan, dia memperoleh pengetahuan yang luas, sikap yang positif dan memiliki keterampilan yang bisa dibanggakan dalam menerapkan prinsip-prinsip psikologi. Pada akhir semester, dia memperoleh nilai terbaik di kelasnya, pada saat PPL dia termasuk mahasiswa praktikan yang disukai oleh peserta didiknya, bahkan kepala sekolahnya meminta dia untuk menjadi guru di sekolah menjadi tempat prakteknya.<br />Setelah dia selesai kuliah dia menjadi guru di sebuah sekolah, para peserta didik sangat menyenangi dia karena dia sangat dekat dan akrab dengan peserta didiknya. Begitu juga, rekan-rekan seprofesinya sangat hormat dan kagum atas kinerjanya sebagai guru. Pada saat mengikuti lomba pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten, dia berhasil meraih sebagai juara pertama.<br />Dia sangat mensyukuri atas segala keberhasilannya, baik ketika selama menjadi mahasiswa maupun setelah menjadi guru (homeostatis). Bagi dirinya, Perkuliahan Psikologi Pendidikan telah mendasari dia menjadi seorang yang sukses.<br />Contoh 2 :<br />Astrajingga rekan seangkatan Arjuna. Dia bercita-cita menjadi seorang ekonom, karena gagal mengikuti mengikuti testing pada Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi ternama melalui jalur UMPTN (frustration), kemudian dia dipaksa orang tuanya untuk melanjutkan pada salah satu program studi di FKIP UNIKU (motivasi ekstrinsik/substitusi), sehingga selama kuliah, dia belum menemukan apa tujuan kuliahnya.<br />Dia tidak begitu berminat mengikuti perkuliahan mata kuliah kependidikan, termasuk mata kuliah Psikologi Pendidikan (kurang merasakan adanya kebutuhan dan kekurangan motivasi). Pikirannya selalu terganggu bahwa seolah-olah dia sedang kuliah pada Fakutas Ekonomi di Perguruan Tinggi yang diidam-idamkannya dan dia merasa seolah-olah bakal menjadi Ekonom (fantasi). Dia sering tidak masuk kuliah, sekalipun dia masuk kuliah hanya sebatas takut dimarahi oleh dosen yang bersangkutan dan takut dinyatakan tidak lulus (kebutuhan rasa aman). Tugas-tugas yang diberikan dosen pun jarang dikerjakan, kalaupun dikerjakan hanya alakadarnya dan selalu telat disetorkan. Dia dihadapkan pada perang batin antara terus melanjutkan studi yang tidak sesuai dengan cita-citanya atau keluar dari kuliah dengan resiko orang tua akan marah besar terhadap dirinya (conflict).<br />Selama satu semester mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan, dia hanya memperoleh sebagian kecil saja pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan dan pada akhirnya dia dinyatakan tidak lulus dan terpaksa harus mengikuti remedial. Sambil menangis (regresi), dia menyalahkan dosen bahwa dosennya tidak becus mengajar (proyeksi).<br />9. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/02/perilaku-nyontek-dalam-pendidikan/">Perilaku Nyontek dalam Pendidikan</a><br />Menyontek atau cheating memang bukan hal baru dalam dunia pendidikan, yang biasanya dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa/mahasiswa pada saat menghadapi ujian (test), misalnya dengan cara melihat catatan atau melihat pekerjaan orang lain atau pada saat memenuhi tugas pembuatan makalah (skripsi) dengan cara menjiplak karya orang lain dengan tanpa mencantumkan sumbernya (plagiat).<br />Menurut Wikipedia cheating merupakan tindakan bohong, curang, penipuan guna memperoleh keuntungan teretentu dengan mengorbankan kepentingan orang lain.<br />Meski tidak ditunjang dengan bukti empiris, banyak orang menduga bahwa maraknya korupsi di Indonesia sekarang ini memiliki korelasi dengan kebiasaan menyontek yang dilakukan oleh pelakunya pada saat dia mengikuti pendidikan.<br />Sebenarnya, secara formal setiap sekolah atau institusi pendidikan lainnya pasti telah memiliki aturan baku yang melarang para siswanya untuk melakukan tindakan nyontek. Namun kadang kala dalam prakteknya sangat sulit untuk menegakkan aturan yang satu ini. Pemberian sanksi atas tindakan nyontek yang tidak tegas dan konsisten merupakan salah satu faktor maraknya perilaku nyontek.<br />Tindakan nyontek (plagiasi) semakin subur dengan hadirnya internet, ketika siswa atau mahasiswa diberi tugas oleh guru atau dosen untuk membuat makalah banyak yang meng-copy- paste berbagai tulisan yang ada dalam internet secara bulat-bulat. Mungkin masih agak lumayan kalau tulisan yang di-copy-paste-nya itu dipahami terlebih dahulu isinya, seringkali tulisan itu langsung diserahkan kepada guru/dosen, dengan sedikit editing menggantikan nama penulis aslinya dengan namanya sendiri.<br />Yang lebih mengerikan justru tindakan nyontek dilakukan secara terrencana dan konspiratif antara siswa dengan guru, tenaga kependidikan (baca: kepala sekolah, birokrat pendidikan, pengawas sekolah, dll) atau pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dengan pendidikan, seperti yang terjadi pada saat Ujian Nasional. Jelas, hal ini merupakan tindakan amoral yang sangat luar biasa, justru dilakukan oleh orang-orang yang berlabelkan “pendidikan”. Mereka secara tidak langsung telah mengajarkan kebohongan kepada siswanya, dan telah mengingkari hakikat dari pendidikan itu sendiri.<br />Di lain pihak, para orang tua siswa pun dan mungkin pemerintah setempat sepertinya berterima kasih dan memberikan dukungan atas “bantuan yang diberikan sekolah” kepada putera-puterinya pada saat mengisi soal-soal ujian nasional.<br />Sekolah-sekolah yang permisif terhadap perilaku nyontek dengan berbagai bentuknya, sudah semestinya ditandai sebagai sekolah berbahaya, karena dari sekolah-sekolah semacam inilah kelak akan lahir generasi masa depan pembohong dan penipu yang akan merugikan banyak orang.<br />Secara psikologis, mereka yang melakukan perilaku nyontek pada umumnya memiliki kelemahan dalam perkembangan moralnya, mereka belum memahami dan menyadari mana yang baik dan buruk dalam berperilaku. Selain itu, perilaku nyontek boleh jadi disebabkan pula oleh kurangnya harga diri dan rasa percaya diri (ego weakness). Padahal kedua aspek psikologi inilah yang justru lebih penting dan harus dikembangkan melalui pendidikan untuk kepentingan keberhasilan masa depan siswanya.<br />10. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial/">Perilaku Sosial</a><br />Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.<br />Krech et. al. (1962:104-106) mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :<br />1. Kecenderungan Peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu<br />2. Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain<br />3. Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).<br />Lebih jauh diuraikan pula bahwa dalam kecenderungan peranan (Role Disposition) terdapat pula empat kecenderungan yang bipolar, yaitu :<br /><br />1. Ascendance-Social Timidity,<br />Ascendance yaitu kecenderungan menampilkan keyakinan diri, dengan arah berlawanannya social timidity yaitu takut dan malu bila bergaul dengan orang lain, terutama yang belum dikenal.<br />2. Dominace-Submissive<br />Dominace yaitu kecenderungan untuk menguasai orang lain, dengan arah berlawanannya kecenderungan submissive, yaitu mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain.<br />3. Social Initiative-Social Passivity<br />social initiative yaitu kecenderungan untuk memimpin orang lain, dengan arah yang berlawanannya social passivity yaitu kecenderungan pasif dan tak acuh.<br />4. Independent-Depence<br />Independent yaitu untuk bebas dari pengaruh orang lain, dengan arah berlawanannya dependence yaitu kecenderungan untuk bergantung pada orang lain<br />Dengan demikian, perilaku sosial individu dilihat dari kecenderungan peranan (role disposition) dapat dikatakan memadai, manakala menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai berikut:<br />1. yakin akan kemampuannya dalam bergaul secara sosia<br />2. memiliki pengaruh yang kuat terhadap teman sebaya<br />3. mampu memimpin teman-teman dalam kelompok<br />4. tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bergaul.<br />Sebaliknya, perilaku sosial individu dikatakan kurang atau tidak memadai manakala menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai berikut:<br />1. kurang mampu bergaul secara sosial<br />2. mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain<br />3. pasif dalam mengelola kelompok<br />4. tergantung kepada orang lain bila akan melakukan suatu tindakan.<br />Kecenderungan-kecenderungan tersebut merupakan hasil dan pengaruh dari faktor konstitutsional, pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungan sosial tertentu dan pengalaman kegagalan dan keberhasilan berperilaku pada masa lampau<br />Sementara itu, Buhler (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan tahapan dan ciri-ciri perkembangan perilaku sosial individu sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut :<br />Tahap<br />Ciri-Ciri<br />Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3 )<br />Subyektif<br />Segala sesuatu dilihat berdasarkan pandangan sendiri<br />Kritis I ( 3 - 4 )<br />Trozt Alter<br />Pembantah, keras kepala<br />Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 )<br />Masa Subyektif Menuju<br />Masa Obyektif<br />Mulai bisa menyesuaikan diri dengan aturan<br />Anak Sekolah ( 6 – 12 )<br />Masa Obyektif<br />Membandingkan dengan aturan – aturan<br />Kritis II ( 12 – 13 )<br />Masa Pre Puber<br />Perilaku coba-coba, serba salah, ingin diuji<br />Remaja Awal ( 13 – 16 )<br />Masa Subyektif Menuju<br />Masa Obyektif<br />Mulai menyadari adanya kenyataan yang berbeda dengan sudut pandangnya<br />Remaja Akhir ( 16 – 18 )<br />Masa Obyektif<br />Berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemampuan dirinya<br /><br />11. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perkembangan-individu/">Perkembangan Individu</a><br />1. Apa perkembangan individu itu?<br />Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.<br />2. Apa yang dimaksud dengan sistematis ?<br />Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.<br />3. Apa yang dimaksud dengan progresif ?<br />Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).<br />4. Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?<br />Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.<br />5. Apa ciri-ciri perkembangan individu?<br />Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:<br />1. Terjadinya perubahan dalam aspek:<br />Ø Fisik; seperti: berat dan tinggi badan.<br />Ø Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.<br />2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.<br />Ø Fisik; seperti: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.<br />Ø Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.<br />3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.<br />Ø Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.<br />Ø Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.<br />4. Diperolehnya tanda-tanda baru.<br />Ø Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.<br />Ø Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.<br />6. Apa prinsip-prinsip perkembangan inidividu?<br />Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu:<br />1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.<br />2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.<br />3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.<br />4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.<br />5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.<br />6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.<br />7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?<br />7. Arah atau pola perkembangan sebagai berikut:<br />1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).<br />2. Struktur mendahului fungsi.<br />3. Diferensiasi ke integrasi.<br />4. Dari konkret ke abstrak.<br />5. Dari egosentris ke perspektivisme.<br />6. Dari outer control ke inner control.<br />8. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan individu?<br />Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:<br />Masa Usia Pra Sekolah<br />Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik<br />1. Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.<br />2. Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.<br />Masa Usia Sekolah Dasar<br />Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu: (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.<br />Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun):<br />1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.<br />2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.<br />3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.<br />4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.<br />5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.<br />6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.<br />Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun):<br />1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.<br />2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.<br />3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.<br />4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.<br />5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.<br />6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.<br />Masa Usia Sekolah Menengah<br />Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu:<br />1. masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,<br />2. masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.<br />3. masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.<br />Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)<br />Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.<br />9. Apa tugas perkembangan individu itu?<br />Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task.<br />10. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) ?<br />Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak - kanak awal (0,0–6.0) adalah :<br />1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.<br />2. Belajar memakan makan padat.<br />3. Belajar berbicara.<br />4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.<br />5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.<br />6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.<br />7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.<br />8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.<br />9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.<br />11. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6,0-12.0)?<br />Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak - kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :<br />1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.<br />2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.<br />3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.<br />4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.<br />5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.<br />6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.<br />7. Mengembangkan kata hati.<br />8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.<br />9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.<br />12. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa remaja (12,0-21.0)?<br />Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :<br />1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.<br />2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.<br />3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.<br />4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.<br />5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.<br />6. Memilih dan mempersiapkan karier.<br />7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.<br />8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.<br />9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.<br />10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.<br />13. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada Masa Dewasa Awal (21 – dst) ?<br />Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :<br />1. Memilih pasangan.<br />2. Belajar hidup dengan pasangan.<br />3. Memulai hidup dengan pasangan.<br />4. Memelihara anak.<br />5. Mengelola rumah tangga.<br />6. Memulai bekerja.<br />7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.<br />8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.<br /><br />12. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/529/">Perkembangan Kepribadian</a><br />Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:<br /><br />1. Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.<br />2. Masa kanak-kanak awal (early childhood ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudahbisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak laindia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.<br />3. Masa pra sekolah(Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.<br />4. Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.<br />5. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.<br />6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa iniikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.<br />7. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity – stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.<br />8. Masa hari tua (Senescence)ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.<br />Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:<br />Tingkat Pengembangan<br />Komponen Dasar<br />Masa pertumbuhan bayi<br /><br />Percaya vs Mistrust<br />Masa kanak-kanak awal<br /><br />Otonomi vs Shame, Keraguan<br /><br /><br />Umur Sebelum masuk sekolah<br /><br /><br />Inisiatif vs Guilt<br /><br /><br />Usia sekolah<br /><br /><br />Industri vs Inferiority<br /><br /><br />Masa remaja<br /><br /><br />Identitas vs Identity Confusion<br /><br /><br />Kedewasaan Young<br /><br /><br />Keakraban vs Isolation<br /><br />Kedewasaan<br /><br />Generativity vs Stagnation<br /><br />Senescence<br /><br />Ego Integrity vs Despair<br /><br /><br />13. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/15/pola-relasi-orangtua-anak/">Pola Relasi Orangtua - Anak</a><br />Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu. Sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga. Dalam hal ini, peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Slater (Elizabeth Hurlock 1974:353) mengungkapkan tentang empat pola dasar relasi orang tua-anak yang bipolar beserta pengaruhnya terhadap kepribadian anak, yaitu :<br />1. tolerance-intolerance<br />Pengaruh yang mungkin dirasakan dari adanya sikap orang tua yang penuh toleransi, memungkinkan anak untuk dapat memiliki ego yang kuat. Sebaliknya, sikap tidak toleran cenderung akan menghasilkan ego yang lemah pada diri anak.<br /><br /><br />2. permissiveness – strictness<br />Relasi orang tua-anak yang permisif dapat membentuk menunjang proses pembentukan kontrol intelektual anak, namun sebaliknya kekerasan berdampak pada pembentukan pribadi anak yang impulsif.<br />3. involvement – detachment<br />Seorang anak cenderung akan menjadi ekstrovert, manakala orang tua dapat menunjukkan sikap mau terlibat dan peduli . Sebaliknya, sikap orang tua yang terlalu membiarkan berdampak terhadap pembentukan pribadi anak yang introvert.<br />4. warmth – coldness<br />Relasi orang tua-anak yang diwarnai kehangatan memungkinkan anak memiliki kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, relasi orang tua-anak yang dingin akan menyebabkan anak senantiasa menarik diri dari lingkungan sosialnya.<br />Sikap dan perlakuan orang tua yang toleran, permisif, turut terlibat dan penuh kehangatan merupakan manifestasi dari penerimaan orang tua terhadap anak. Sedangkan sikap dan perlakuan orang tua yang tidak toleran, keras, membiarkan dan dingin merupakan bentuk penolakan terhadap anak.<br />Dalam upaya memenuhi kebutuhan harga diri anak, orang tua seyogyanya dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bertanggung jawab dan menentukan dirinya sendiri. Di sini, orang tua hanya berperan sebagai fasilitator, yang berupaya untuk memberikan kesempatan yang luas kepada anak dalam meraih harga dirinya melalui pengembangan minat dan kecakapannya.<br />Buss (1973) mengemukakan bahwa kasih sayang orang tua yang tulus (unconditional parental love) merupakan faktor penting yang dapat membentuk inti (core) dari harga diri anak.<br />Berbagai studi yang dilakukan menunjukkan bahwa seorang anak menjadi anti demokratis, prejudice, dan memiliki sikap permusuhan dari adanya sikap perlakuan orang tua yang keras (Hoffman, 1960; Harris, Gough & Martin, 1950; Lyle & Levitt, 1955). Studi yang dilakukan Radke (1946) menunjukkan bahwa anak merasa sedih, kurang bahagia, dan merasa sakit dengan adanya perlakuan orang tua yang disertai hukuman fisik. Sementara itu, studi yang dilakukan Symonds (1939) menyimpulkan bahwa : “… accepted children engaged predominantly in society behaviors, whereas rejected children menifested a number unacceptable behaviors.”<br />“anak-anak diterima bertaut sebagian besar di/dalam perilaku masyarakat, sedangkan anak-anak menolak menifested satu bilangan tak dapat diterima perilaku.”<br />14. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/problema-masa-remaja-2/">Problema Masa Remaja</a><br />Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time.<br />Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja:<br />Ø Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif.Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.<br />Ø Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.<br />Ø G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).<br />Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu:<br />1. remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th)<br />2. remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).<br />Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. Problema yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya :<br />Problema berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik.<br />Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa.<br />Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.<br />Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional.<br />Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.<br />Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta masyarakat sangat diharapkan.<br /><br />15. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/">Teori-Teori Belajar</a><br />Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu:<br />A. teori behaviorisme<br />B. teori belajar kognitif menurut Piaget<br />C. teori pemrosesan informasi dari Gagne<br />D. teori belajar gestalt.<br /><br />A. Teori Behaviorisme<br />Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :<br />1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.<br />Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.<br />1. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.<br />2. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.<br />2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov<br />Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:<br />1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.<br />2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.<br />3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner<br />Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:<br />1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.<br />2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.<br />Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.<br />4. Social Learning menurut Albert Bandura<br />Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.<br />Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.<br />B. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget<br />Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu:<br />1. sensory motor<br />2. pre operational<br />3. concrete operational<br />4. formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”<br />“Proses dimana seseorang membawa materi ke pikiran mereka dari lingkungan, yang dapat mengubah bukti dari perasaan mereka untuk membuat itu cocok” dan akomodasi adalah “perbedaan membuat satu pikiran atau konsep oleh proses dari asimilasi”<br />Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.<br />Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:<br />1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.<br />2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.<br />3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.<br />4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.<br />5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.<br /><br /><br />C. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne<br />Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.<br />Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu:<br />1. motivasi<br />2. pemahaman<br />3. pemerolehan<br />4. penyimpanan<br />5. ingatan kembali<br />6. generalisasi<br />7. perlakuan<br />8. umpan balik.<br />D. Teori Belajar Gestalt<br />Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu:<br />1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.<br />2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.<br />3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.<br />4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.<br />5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan<br />6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.<br />Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:<br />1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.<br />2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).<br />3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.<br />4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.<br />Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain:<br />1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.<br />2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.<br />3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.<br />4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.<br />5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.<br /><br />16. <a title="'Tautan" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/">Teori-Teori Motivasi</a><br />Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).<br />Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.<br />Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:<br /><br />1. durasi kegiatan<br />2. frekuensi kegiatan<br />3. persistensi pada kegiatan<br />4. ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan<br />5. devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;<br />6. tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;<br />7. tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;<br />8. arah sikap terhadap sasaran kegiatan.<br /><br />Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain:<br /><br />1. teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)<br />2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)<br />3. teori Clyton Alderfer (Teori ERG)<br />4. teori Herzberg (Teori Dua Faktor)<br />5. teori Keadilan<br />6. Teori penetapan tujuan<br />7. Teori Victor H. Vroom (teori Harapan)<br />8. teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku<br />9. teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.<br /><br />Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:<br /><br />1. kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex<br />2. kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektua<br />3. kebutuhan akan kasih sayang (love needs)<br />4. kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status<br />5. aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.<br />Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.<br />Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.<br />Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :<br /><br />a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang<br />b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.<br />c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.<br />Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”<br />Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :<br /><br />1. sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat<br />2. menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya<br />3. menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.<br />Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)<br />Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa:<br /><br />a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya<br />b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan<br />c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.<br /><br />Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.<br />Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)<br />Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.<br />Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.<br />Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.<br /><br />Teori Keadilan<br />Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu:<br /><br />a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau<br />b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.<br />Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu:<br /><br />a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya<br /><br />b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri<br /><br />c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis<br /><br />d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai<br />Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.<br /><br />Teori penetapan tujuan (goal setting theory)<br />Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni:<br /><br />1. tujuan-tujuan mengarahkan perhatian<br />2. tujuan-tujuan mengatur upaya<br />3. tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan<br />4. tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan<br />Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)<br />Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.<br />Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.<br />Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.<br />Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku<br />Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.<br />Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.<br />Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.<br />Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.<br />Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu.<br />Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :<br /><br />a. persepsi seseorang mengenai diri sendiri<br />b. harga diri<br />c. harapan pribadi<br />d. kebutuhaan<br />d. keinginan<br />e. kepuasan kerja<br />f. prestasi kerja yang dihasilkan.<br />Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah:<br /><br />a. jenis dan sifat pekerjaan<br />b. kelompok kerja dimana seseorang bergabung<br />c. organisasi tempat bekerja<br />d. situasi lingkungan pada umumnya<br />e. sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.<br /><br /><br /> </span></span>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-75554950495495529762008-10-28T19:51:00.000-07:002008-12-14T23:11:09.876-08:00KETIKA KAKI MELANGKAH<div align="left">Ketika ayam jantan mulai bernyanyi</div><div align="left">kurebahkan jiwa dan raga</div><div align="left">tuk menggapai asa</div><div align="left">siraman air kehidupan</div><div align="left">membersihkan raga</div><div align="left"> </div><div align="left">tuk menghadapMu</div><div align="left">memujiMu</div><div align="left">mengharap dariMu</div><div align="left"> </div><div align="left">Mulai kulangkahkan kaki</div><div align="left">menapaki jalan kehidupan</div><div align="left">kerikil tajam kulewati</div><div align="left">jalan beraspal kulalui</div><div align="left"> </div><div align="left">tuk mendapatkan sesuatu</div><div align="left">tuk memenuhi kewajibanku</div><div align="left">Kudapakan secuil rejeki</div><div align="left"> </div><div align="left">kutengadahkan tanganku bersyukur padaMu</div><div align="left">karena dariMu sesuatu</div><div align="left">akan kembali kepadaMu</div><div align="left"> </div><div align="left">Ringankan langkah ini</div><div align="left">Ringankan beban hidup ini</div><div align="left">Mudahkan urusan ini</div><div align="left">Berilah ketenangan jiwa</div><div align="left">inilah yang aku cari dalam langkah</div><div align="left"> </div><div align="left">18 Oktober 2008</div><div align="left">UntukMu TuhanKu</div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-33624602675745247392008-10-27T22:59:00.000-07:002008-12-14T23:11:09.877-08:00<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVX2Y5K-OOoHqElzAcTtEhvZIXHOPtmzpz4Qghx5-B-yKoVi74wQUId_U56z1LDdQiblR_EOYrIZPWwAxWT4qhDk5jC37z0QCllMFxrlnxvfOFktmyxpoS0CFD317zbNDhZ9u46D8GANhK/s1600-h/scan0012.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5262081354495896306" style="WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 217px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVX2Y5K-OOoHqElzAcTtEhvZIXHOPtmzpz4Qghx5-B-yKoVi74wQUId_U56z1LDdQiblR_EOYrIZPWwAxWT4qhDk5jC37z0QCllMFxrlnxvfOFktmyxpoS0CFD317zbNDhZ9u46D8GANhK/s320/scan0012.jpg" border="0" /></a><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCJPfYHjBVI1H05GsIIfygzUeJ7wwa6eJpGrgsfd5gvdyBhDZvxvnNQOpnT_sTA1IVruG2L3mQiSB6Wo06RDmgeWyqgdjnFJtGWkVoCU7Ujew293gpVuDOqAlQQ5-BRkhsmB4ixrTFVnwP/s1600-h/scan0014.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5262081348860269042" style="WIDTH: 222px; CURSOR: hand; HEIGHT: 320px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCJPfYHjBVI1H05GsIIfygzUeJ7wwa6eJpGrgsfd5gvdyBhDZvxvnNQOpnT_sTA1IVruG2L3mQiSB6Wo06RDmgeWyqgdjnFJtGWkVoCU7Ujew293gpVuDOqAlQQ5-BRkhsmB4ixrTFVnwP/s320/scan0014.jpg" border="0" /></a><br /><br /><div></div></div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4959133540245380300.post-25192221483570742632008-10-27T22:09:00.000-07:002008-12-14T23:11:09.877-08:00DAFTAR NAMA UANG NEGARA DI DUNIA<div align="justify"><br />Daftar Mata Uang Negara di Dunia</div><div align="justify"><br />Berikut ini adalah daftar mata uang negara sedunia.<br />Contoh cara membacanya adalah pada baris yang<br />pertama berarti negara Abbesinia memiliki mata uang<br />Dollar Abbesinia. Mata uang yang sama bukan berarti<br />memiliki mata uang yang sama, namun hanya namanya<br />saja yang sama, sedangkan secara fisik berbeda.<br />Contohnya seperti Dollar yang memiliki banyak jenis<br />seperti dollar amerika, dollar singapura, dollar zimbabwe<br />dan lain sebagainya.</div><div align="justify"><br />"Nama Negara" : "Nama Mata Uang"</div><div align="justify"><br />Abbesinia : Dollar<br />Afghanistan : Afgani<br />Afrika Selatan : Rand<br />Afrika Tengah : Franc<br />Albania : Lek<br />Aliazair : Dinar<br />Amerika Serikat : Dollar<br />Angola : Kwanza<br />Argentina : Peso<br />Australia : Dollar<br />Austria : Shilling<br />Bangladesh : Taha<br />Belanda : Gulden<br />Belgia : Franc<br />Bolivia : Boliviarnus<br />Brazil : Cruzeiro<br />Brunei Darussalam : Dollar<br />Bulgaria : Lev<br />Canada : Dollar<br />Cekoslovakia : Koruna<br />Ceylon : Rupee<br />Chad : Franc<br />Chili : Peso<br />Cina : Yuan<br />Denmark : Krone<br />Dominika : Peso<br />EI Salvador : Kolon<br />Emirat Arab : Dirham<br />Equador : Sucrve<br />Ethiopia : Birr<br />Filipina : Peso<br />Finlandia : Markka<br />Ghana : Cedi<br />Guatemala : Queizal<br />Haiti : Courde<br />Honduras : Lempira<br />Hongaria : Forint<br />Hongkong : Dollar<br />India : Rupee<br />Indonesia : Rupiah<br />Inggris : Pound Sterling<br />Irak : Dinar<br />Iran : Real<br />Irlandia : Pound<br />Islandia : Krona</div>NOOR FAUZANhttp://www.blogger.com/profile/06055051472571916047noreply@blogger.com0